Connect with us

HEADLINE

Niat Hati Menasehati, Guru SMA Malah Dibogem Siswa Sendiri

Diterbitkan

pada

SMAN 4 Banjarmasin. Foto : fikri

BANJARMASIN, Maksud hati ingin menasehati sang murid, apa daya malah bogem mentah yang didapati. Inilah yang dialami Aliansyah, guru sekaligus Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan di SMAN 4 Banjarmasin.

Kejadian ini bermula pada Jum’at (13/9) siang usai shalat Jum’at, saat Aliansyah mendapati salah satu murid kelas XII berinisial MR yang kedapatan tidak rapi mengenakan seragam pramuka. Saat kejadian, MR diketahui duduk di depan kelas bersama teman-temannya. Sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, sudah menjadi kewajiban bagi Aliansyah untuk menegur sang siswa, agar disiplin dengan peraturan.

“Karena saat ditegur, anak itu emosi saat diberi teguran ‘antara guru dan murid beda aturannya’,  kemudian saat tangan saya mendekat seolah-olah (mau berkelahi), akhirnya anak itu menampar pipi saya di sebelah kiri,” ucap Aliansyah kepada Kanalkalimantan.com, ditemui di SMAN 4 Banjarmasin, Kamis (19/9) siang.

Usai ‘menghadiahi’ bogem ke wajah sang guru, MR dilerai teman-temannya dan diamankan di ruang bimbingan konseling (BK). Menurutnya, sebelum menghadiahi bogem, MR sempat berontak dirinya yang menggunakan baju sasirangan dan tidak dimasukkan. “Jawabannya, ‘bapak sendiri kenapa tidak dimasukkan juga?’.

Saya jawab ‘peraturan antara guru dan siswa itu beda’. Baju yang saya pakai beda, begitu juga dengan kamu. Kamu harus taat pada tata tertib. Di situ penekanannya,” papar guru yang mengajar mata pelajaran kimia ini.

Aliansyah sendiri, sempat disarankan rekan-rekannya untuk membuat laporan di Polsek Banjarmasin Barat. Tujuannya, untuk memberikan efek jera kepada sang murid. “Kemudian saat sorenya sang anak menyesal, mencari saya ke rumah untuk minta maaf. Cuma tidak bertemu, karena masih di Polsek. Ketemu sama ibunya saat malam. Keesokan harinya ketemu sama pamannya,” terangnya.

Menurut Aliansyah, agar guru-guru tidak merasa takut dan risih dengan aksi MR ini, Aliansyah menyarankan MR untuk pindah ke sekolah lain. “Kita tidak memberhentikan, disarankan karena suasana sudah tidak nyaman lagi. Akhirnya sang anak bersedia,” tambahnya.

Selama menjadi siswa di SMAN 4 Banjarmasin, Aliansyah mengakui, MR merupakan anak yang baik. Hanya saja, gampang terpancing emosi. Selain itu, MR sendiri pernah mendapat teguran dari sekolah saat masih duduk di kelas XI. “Kenapa baju tidak dimasukkan, katanya resleting rusak.

Kalau kaya gitu diperbaiki. Keesokan harinya, kenapa tidak diperbaiki juga? Tidak ada uangnya. Ya sudah kalau mau menjahit ambil uangnya sama bapak. Keesokannya lagi, masih saja keluar bajunya. Kenapa? Celana saya robek pak. Kesimpulannya, celana itu tidak bisa lagi dipakai, dibelikan saja. Jadi dibelikan saja baju, celana, sepatu, karena (berasal) dari keluarga tidak mampu,” jelasnya.

MR sendiri, diketahui telah pindah ke SMAN 10 Banjarmasin, dengan biaya yang ditanggung oleh Aliansyah sendiri maupun urunan dari sejumlah guru di SMAN 4 Banjarmasin. Langkah pemindahan sendiri diambil, agar masa depan MR tidak rusak. Aliansyah pun berharap, kejadian serupa tidak terjadi lagi, baik di sekolahnya maupun di sekolah lain. (fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Bie

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->