Connect with us

Kanal

Melihat Kiprah Ekskul Perfilman SMKN 3 Banjarbaru

Diterbitkan

pada


BANJARABARU, Membuat film? Siapa takut! Sebab ternyata tak perlu segepok uang atau peralatan serba canggih untuk membuatnya. Hal ini dibuktikan para siswa SMKN 3 Banjarbaru yang tergabung dalam Ekskul Perfilman.

Ekskul tersebut merupakan program baru yang dibentuk oleh siswa-siswa (non OSIS) di sekolah. Ketua Ekskul Perfilman, Rizalu Mustaqim mengatakan, ide terbentuknya ekskul ini berawal dari keberhasilan salah seorang siswa meraih juara 1 Festival Film Pendek tingkat Kota yang diselenggarakan di Banjarbaru beberapa waktu lalu.

”Kami ingin terus berkarya dan meraih prestasi lagi, karena kemarin cuma berhasil meraih juara di tingkat kota (gagal di tingkat provinsi). Kami tidak puas hanya sampai di situ, kami juga ingin juara di tingkat nasional,” tegas Rizal.

Lalu, apa saja yang dipelajari di ekskul perfilman ini? Rizal menambahkan para anggota yang sudah bergabung diajari teori terlebih dahulu. Bagaimana cara pengambilan gambar serta memperkenalkan teknik-teknik pembuatan film (dari skenario hingga syuting langsung di lapangan). Langkah selanjutnya yaitu proses belajar editing video/gambar.

”Untuk sementara ini kami kebanyakan mengambil gambar/video di sekitar lingkungan sekolah saja, tapi kami juga pernah melakukan syuting di pendulangan intan di Cempaka,” ujarnya.

Ekskul Perfilman yang memilih syuting di pendulangan intan di Cempaka patut diberikan apresiasi. Aktivitas di tempat itu dipilih untuk penggarapan film-film pendek. Hal ini didasari oleh daya tarik pendulangan intan itu sendiri sebagai ‘ciri khas’ Kalimantan Selatan secara umum dan Kota Banjarbaru.

Untuk menggarap tema kearifan lokal di kawasan pendulangan intan Cempaka bukanlah tanpa kendala. Selain jaraknya yang cukup jauh, akses jalan menuju lokasi serta kondisi cuaca yang kadang tidak bersahabat juga patut diperhitungkan.

”Ketika sudah sampai di lokasi kami langsung meminta izin ke salah seorang warga setempat, untuk meminjam rumahnya sebagai lokasi syuting, selain ke lokasi pendulangannya,” kata siswa kelas XII Akuntansi 2 ini.

Menurut Rizal, warga yang rumahnya dijadikan sebagai lokasi syuting itu tentunya sangat senang. Pasalnya, kehidupan mereka di kawasan pendulangan intan bisa terekspos dan bisa diketahui oleh banyak orang.

Setelah proses pengambilan gambar selesai, Rizal dan teman-teman memasuki proses editing yang memakan waktu kurang lebih 2 hari. Selama 2 hari editing, video yang dihasilkan cuma kurang dari 6 menit! Kendala dalam hal media editing seperti laptop yang RAM-nya kurang, juga mempengaruhi proses editing. Padahal aplikasi yang digunakan untuk itu sudah mendukung untuk perangkat laptop.

Salah satu siswa yag berhasil mendapat penghargaan pada Festival Film Pendek di Banjarbaru.

”Maka dari itu kami ingin sekali suatu saat bisa dibimbing langsung oleh orang-orang yang berpengalaman di bidangnya (misal dari TV nasional/swasta). Dengan Kalimantan View pun kami mau. Tapi berhubung kameranya cuma 1 unit, kami bagi-bagi tugas dan gantian saja (dari jadi kameramen hingga jadi sutradara/penulis skenario),” lugas siswa yang juga mengikuti ekskul Paskibra, Pramuka dan Futsal ini.

Rizal mengharapkan sekali dukungan serta bantuan berbagai pihak agar ekskul perfilman bisa berkembang. Baik itu bantuan berupa alat-alat (media audio visual seperti kamera, microphone, dan lainnya) ataupun bantuan yang bersifat umum.

Wakasek Kesiswaan SMKN 3 Banjarbaru, Haris Budiman S.Pd juga terlihat antusias ketika jurnalis Kalimantan View meminta tanggapannya mengenai ekskul perfilman ini.

”Saya tentunya sangat mendukung ekskul perfilman ini, karena beberapa waktu yang lalu ada siswa yang meraih juara 1 video chatting, juara 1 Festival Film Pendek se-Kota Banjarbaru (mewakili Kota Banjarbaru untuk dibawa ke tingkat provinsi, namun sangat disayangkan belum berhasil meraih juara dikarenakan ketersediaan alat yang terbatas),” ujar Haris.

Haris melanjutkan, sementara ini anggota ekskul perfilman memakai kamera masing-masing (kamera Canon), bahkan ada juga yang menggunakan Handphone. Rencana ke depannya mereka akan meliput kegiatan-kegiatan ekskul lainnya dan juga kegiatan OSIS, kemudian dijadikan film dan di upload ke youtube.

”Harapan kami ada bantuan pengadaan alat-alat/perangkat untuk mendukung ekskul ini. Kemarin sudah mengajukan proposal ke Pusbangfil (Pusat Pengembangan Film), namun belum ada tanggapan sampai saat ini,” ungkap pria penghobi futsal ini.***


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->