Connect with us

Komunitas

Mawar Group Plus, Reuni Sekampung Menyatukan Se-Indonesia

Diterbitkan

pada

Suasana reuni Mawar Group Plus di Hotel Golden Tulip yang dihadiri banyak tokoh Foto: desy

BANJARMASIN, Ada yang berbeda pada reuni yang diadakan Minggu (15/9) di Hotel Golden Tulip Banjarmasin. Berbeda, karena reuni ini menyatukan teman sekampung semasa kecil hingga remaja, yang kemudian menyebar tinggal di penjuru Indonesia.

Lantunan lagu nostalgia tahun 70an pun terdengar ditipali ucap kangen di antara mereka.

“Umaaa ikam kah… lawasnya kada badapat, napa habar (Lama sekali kita tidak pernah bertemu, apa kabar)?” terdengar kerap sapaan itu diantara mereka.

Para tamu yang hadir kelahiran antara tahun 1940 keatas rata-rata mereka telah saling berpisah 30 tahun, 40 tahun hingga 60 tahun. Reuni yang bertajuk “Bedapatan Kekawanan Bahari Mawar Group Plus” turut dihadiri oleh mantan Bupati Kabupaten Balangan Ir H Sefek Effendie M E.

Bupati yang pernah memimpin Kabupaten Balangan hingga dua periode ini bertutur penuh semangat bagaimana dulu ia menghabiskan masa kecilnya di jalan Nagasari Banjarmasin.

“Di zaman kami, keakraban itu bisa terjalin bukan hanya oleh teman sekampung rumah tinggal kita saja tapi bisa sampai ke kampung sebelahnya,” kata Sefek begitu ia biasa dipanggil.

Karena itulah, diberi nama Mawar Group Plus yang artinya bukan hanya mereka yang tinggal di jalan Mawar tapi juga Nagasari, jalan Kamboja, Cempaka, Dahlia dan Simpang Telawang Banjarmasin.

Tak hanya teman sekampung tapi mereka juga menjadi teman di sekolah. “Masa kami dulu berbeda dengan masa anak milineal. Selain saling kenal dan akrab kami dulu menjadi teman sepermainan.

Dan karena memang tidak ada hiburan TV, bioskop dan jam sekolah yang tak sesibuk seperti sekarang jadi kami punya waktu bermain bersama.

Kami semua ini sama-sama pernah terjun dan berenang di Jembatan pasar Rambai (kini sungai yang mengalir di jembatan pasar Rambai tidak lagi bisa disebut sungai) karena tak ada gadget kami bermain diluar mengejar layang-layang, main klereng itu yang membuat kami akrab dan mengenal satu samalain,” ujar Bupati yang menjabat di tahun 2005-2010 dan 2010-2015 ini.

Menurut Sefek, silaturahmi itu harus dijaga bukan hanya antar teman sekolah, tapi pertemanan dengan teman sekampung, sekomplek itu perlu. Dengan terjalinnya hubungan pertemanan maka bisa saja link pekerjaan maupun bisnis bisa terbuka.

Sefek berharap bagaimanapun caranya silaturahmi ini bisa dilaksanakan mungkin 6 bulan sekali atau setahun sekali.

Hal ini diamini pula oleh Pangeran H Rusdi Effendi AR, tokoh masyarakat Kalsel yang juga pimpinan Banjarmasin Post Group. “Ini acara positif harus sering dilaksanakan,” ucap Ayah dari Gusti Hendy drummer Band Gigi ini.

Namun menurut Hajah Farida Rasidi yang menjadi ketua pelaksana reuni ini belum bisa memastikan apakah reuni ini akan kembali diselenggarakan atau tidak, “yang penting silaturahmi ini terus berlanjut melalui social media lagi setelah ini,” katanya.

Farida mengatakan, acara reuni ini terjadi atas prakarsanya bersama tiga orang lalu mendapat sambutan baik dari para anggota. Para tamu yang hadir ini telah bercerai berai, ada yang tinggal di Jawa Timur, Jogja, Semarang Balikpapan, Jakarta dan lain sebagainya.

Tampaknya selain sukses sebagai saudara sepermainan, saudara satu sekolah mereka yang hadir juga sukses dalam karir ada mantan Bupati, pelaku bisnis, ada yang pernah menjabat Kapolres, ada sudah Jendral, ada pula Ida Rumsyah Bagan yang pernah membawa tarian Indonesia dan nama Kalimantan ke festival bunga Pasadena di California Amerika Serikat dan acaranya ini turut juga dihadiri oleh isteri mantan Gubernur Kalsel Farida Hasan Aman, tausyiah dan doa oleh mantan Kepala Kemenag Kalsel Prof H Fahmi Areif.

Dan ada juga artis penyanyi Kalsel tahun 70an Ida Effendi, dulu pernah tergabung dalam Band Antasari, Band besutan Panglima AD Lambung Mangkurat dan grup band BNI 46.

Yang paling berkesan munurut Ida kala itu karena sering menghadiri pesta bersama tak jarang ke-esokan harinya mereka kena hukum di sekolah. “Kejadian itu sangat membekas, kami dulu akrab sering latihan tari bersama sampai keliling meghadiri pesta dan dansa,” ujar Ida yang sekarang menetap di Balikpapan.

Seandainya keakraban itu bisa ditularkan hingga generasi sekarang maka Indonesia tak perlu mengalami kejadian saling hujad saling serang dengan berita hoax yang pahampun tidak tapi begitu massif sebarannya.

Andai kita bisa saling bergandengan bersama menari berdansa hingga gembira tak lagi kita risau pada sedikit kesalah pemahaman. Iya seandainya saja kita letakan ke-akuan kita, lalu saling berpeluk pundak menyanyikan lagu kenangan maka tak perlu kita saling memandang curiga pada tetangga, teman, orang yang lalu dihadapan kita.

Tak perlu alasan untuk mencintai dan menyayangi karena kita Indonesia karena kelak kita akan dipertemukan dalam reuni yang lebih besar dan megah. (Desy)

Reporter : Desy
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->