Connect with us

HEADLINE

Limbah Oli Cemari Sungai Awang, Wali Kota Ibnu Sina ‘Lawan’ dengan Ilung

Diterbitkan

pada

Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina. Foto: rizki

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Pencemaran Sungai Awang dan merembet ke sungai-sungai lain yang permukaanya bercampur dengan gumpalan warna hitam telah menjadi perhatian Pemko Banjarmasin.

Sebelumnya diketahui pencemaran Sungai Awang yang merupakan perbatasan Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala tersebut berasal dari tumpahan oli kapal pengangkut oli yang karam di dekat jembatan Alalak II.

Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina yang ditemui Kanalkalimantan.com saat pembukaan Festival Budaya Pasar Terapung pada Sabtu (12/8/2022) malam mengatakan, telah menerima laporan kondisi terakhir dari Kepala Dinas LH, dan langsung melakukan penanganan terkait pencemaran tersebut.

Baca juga: Tarik Tambang dan Lomba Terompah Meriahkan Harjad ke-72 Kabupaten Banjar

 

 

“Langsung diberi penanganan oleh DLH dengan bantuan petugas kebersihan dengan mengangkat oli yang tercemar ke sungai dengan bantuan ilung, jadi ilung itu sengaja dikumpulkan dilempar ke oli-oli yang tumpah sehingga lengket ke akar dan diangkat, sehingga cukup mengurangi pencemarannya,” katanya.

Wali Kota Banjarmasin juga menyayangkan kawasan sungai Awang dan daerah Trantang yang terkena dampak pencemaran tersebut karena merupakan kawasan potensial.

“Kawasan sungai Awang adalah kawasan industri, kemudian daerah Trantang adalah spot yang paling bagus untuk susur sungai, jadi sayang jika kemudian alamnya tercemar,” ungkapnya.

Lebih lanjut Ibnu Sina juga mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar pinggiran sungai, terutama yang sehari-hari beraktifitas dengan kapal mereka untuk menjaga jangan sampai oli-oli bekas kapal mencemari sungai.

“Saya mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di pinggir sungai terutama yang ada kapal-kapal, tanker, tug boat, dan lain sebagainya untuk menjaga agar jangan sampai oli-oli bekas itu mencemari lingkungan perairan kita,” katanya.

Sebelumnya diketahui pencemaran air sungai tersebut sudah terjadi sejak Rabu dini hari (10/8/2022) yang membuat masyarakat di sekitar sungai mengeluhkan dengan kondisi sungai yang tercemar tersebut.

Meskipun masyarakat sudah banyak yang menggunakan air PDAM untuk kebutuhan sehari-hari, akan tetapi masih ada juga masyarakat yang masih bergantung kepada air sungai untuk keperluan sehari-hari, sehingga jika terjadi pencemaran air sangat berpengaruh terhadap kehidupan warga sekitar. (Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter: rizki
Editor: cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->