Connect with us

HEADLINE

Ini Catatan Banjir Banjarbaru Dalam 2 Tahun Terakhir

Diterbitkan

pada

Grafis Mujib

BANJARBARU, Banjir yang merendam permukiman warga di tiga RT Jalan Tonhar, Kelurahan Syamsuddin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, tercatat sebagai banjir terbesar yang pernah dialami warga dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.

Meski wilayah Banjarbaru bukan wilayah daerah aliran sungai (DAS) besar, sungai-sungai kecil di Banjarbaru acapkali membikin repot warga dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.

Catatan BPBD Banjarbaru meyebutkan banjir memberikan dampak paling besar dalam dua tahun terakhir (2016-2017) yakni bencana banjir yang terjadi di Jalan A Yani Gang Keluarga RT 2 Kelurahan Kemuning, Kecamatan Banjarbaru Selatan yang merendam 100 buah rumah dengan jumlah korban yang terdampak sebanyak 400 jiwa yang terjadi pada April 2017.  Penyebab terjadinya banjir dikarena adanya banjir kiriman dari hulu Sungai Kemuning.

Dari data yang dibeberkan BPBD terkait kejadian banjir kota Banjarbaru, dalam rentang 2016-2017 mengalami penurunan. Di tahun 2016 tercatat ada 5 kejadian banjir yang terjadi di kota Banjarbaru, mengalami penurunan menjadi 3 kejadian di tahun 2017.

Masih berdasarkan catatan BPBD Banjarbaru dalam dua tahun terakhir (2016-2017), banjir sudah beberapa kali melanda beberapa kelurahan yang ada di Kota Banjarbaru.

Kepala BPBD Banjarbaru Johar Aripin mengakui, kalau banjir yang merendam perumahan warga di Jalan Tonhar merupakan terbesar dalam sejarah yang dirasakan oleh warga yang tinggal di sana.

“Di sana sebenarnya sudah sering terjadi banjir, namun bagi mereka banjir tersebut merupakan yang terparah. Biasa kalau banjir paling tinggi sepinggang orang dewasa, tapi kalau kemaren sampai dada,” katanya kepada Kanal Kalimantan, Kamis (8/3).

Johar menyebut, titik-titik rawan terjadi banjir di kota Banjarbaru seperti di Jalan Tonhar, Guntung Damar dan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka.  Banjir-banjir yang terjadi di kota Banjarbaru disebabkan karena curah hujan tinggi dan terjadinya penyempitan sungai di beberapa titik.

Dia menambahkan, air yang masuk ke dalam rumah milik warga rata-rata dengan ketinggian 50 centimeter. “Karena rumah-rumah di sana cenderung tinggi,” ujarnya.

Johar tidak memungkiri kalau penyebab banjir yang terjadi dikarenakan curah hujan yang tinggi serta adanya sampah yang hanyut terbawa air sehingga tersangkut di sungai yang mengakibatkan arus sungai terganggu. “Pada malam itu dilakukan pembersihan sampah di sungai sampai terkumpul 2 truk,” ujarnya.


Tiga wilayah rukun tetangga itu yakni RT 2, RT 3 dan RT 4 dengan jumlah penduduk terdampak sebanyak 100 kepala keluarga, 350 jiwa, 3 lansia, 20 dan 10 ibu menyusui.

Sekedar diketahui, jalan Tonhar ini berjarak hanya sekitar tak lebih dari 700 meter dari Bandara Syamsuddin Noor, bahkan hujan kemarin juga sempat merendam pintu kedatangan penumpang di Bandara Syamsuddin Noor.

Rendaman air hujan yang turun saat sore hari terjadi hingga Selasa malam. Baru sekitar pukul 23.00 Wita air secara keseluruhan sudah tidak lagi menggenang permukiman warga.

Akibat luapan air itu, warga dibikin harus bergotong royong membersihkan rumah dari sampah bawaan dari air banjir tersebut.

Seperti rumah Ketua RT 4  Pandu Budianto yang kemasukan air hingga kurang lebih 80 cm.

“Awalnya mau kerja tapi karena hujan jadi di rumah saja, ternyata air masuk ke rumah cukup deras hingga ketinggian air sepaha orang dewasa,” ujar Pandu Budianto.

Warga lainnya, Supriyadi merasa tidak percaya dengan kejadian banjir dadakan itu, sejak beliau kecil hingga sekarang kurang lebih 30 tahun bermukim di Jalan Tonhar tidak pernah mengalami kejadian seperti itu.

“Dari saya kecil sampai sekarang tidak pernah tempat ini kebanjiran, apalagi air sampai ke Bandara, saya rasa kejadian ini karena pembangunan yang terus bertambah tapi tidak memperhatikan aliran sungai dan drainase,” ujar Supriyadi.

Pekan sebelumnya, Kamis (1/3) dinihari sekitar pukul 02.00 Wita hingga pukul 05.00 Wita pagi banjir juga membuat warga perumahan Graha Permata Indah 9 panik. Bagaimana tidak, hujan deras itu membuat sungai yang berada di sekitar perumahan tersebut meluap.

Komplek Graha Permata Indah 9 tercatat ada 180 rumah yang dibagi menjadi tahap 1, 2, dan 3. Akibat dari hujan deras itu sekitar 70 % dari 180 bangunan perumahan Graha Permata Indah 9, Kelurahan Guntung Payung, Kecamatan Landasan Ulin, terendam air.

Kepala Komplek Graha Permata Indah 9 Heryan Sagita menjelaskan, hujan yang sangat deras sekitar 02.00 Wita dan sekitar pukul 05.00 Wita membuat sungai kecil di sekitar komplek meluap hingga menutupi jalan. Menurut Heryan Sagita, luapan air sungai diakibatkan dataran perumahan tersebut rendah dan menampung aliran dari sungai guntung manggis dan sungai sumba. (abdullah)

Reporter : Abdullah
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->