Infografis Kanalkalimantan
Hari Jurnalis Internasional: Keberanian, Komitmen, dan Pengorbanan
KANALKALIMANTAN.COM – Hari Jurnalis Internasional diperingati setiap 19 November, Peringatan ini dimaksudkan untuk mengapresiasi kerja para jurnalis dalam menyebarkan informasi bagi kepentingan masyarakat luas sebagaimana yang telah menjadi tanggung jawabnya.
Pembentukan peringatan Hari Jurnalis Internasional pertama kali ditetapkan pada tahun 2002, untuk menghormati dan mengenang setiap jurnalis yang terbunuh atau terluka ketika meliput berita. Kemudian pada tahun 2010, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mendukung tujuan dari peringatan Hari Jurnalis Internasional ini dengan semakin memperkuat pesan terhadap keselamatan jurnalis atau insan pers.
Secara spesifik, peringatan Hari Jurnalis Internasional ini bukan hanya diperingati untuk mengapresiasi kerja-kerja jurnalis dalam menjalankan tugasnya, melainkan juga sebagai bentuk menghormati bagi setiap jurnalis dan orang-orang yang melakukan kerja-kerja jurnalistik, terlebih bagi mereka yang sampai kehilangan nyawanya demi mengejar sebuah informasi akurat bagi publik.
Sebagai upaya untuk memberikan dukungan bagi para jurnalis yang masih bekerja dan juga bagi para jurnalis yang telah kehilangan nyawanya. Diantaranyadengan mendukung dan turut membantu organisasi-organisasi jurnalisme, membagikan cerita mereka untuk meningkatkan kesadaran tentang profesi jurnalis.
Baca juga: Sinergi Ekosistem Peduli Listrik, PLN Ajak Influencer dan Jurnalis Jaga Keandalan Listrik
1. Pengorbanan Jurnalistik dalam Menyediakan Berita untuk Publik
Jurnalistik adalah salah satu profesi yang berperan penting dalam menyediakan informasi kepada publik. Namun, dibalik headline berita yang kita baca setiap hari, ada cerita tentang dedikasi, kerja keras, dan pengorbanan besar yang dilakukan para jurnalis. Profesi ini tidak hanya menuntut keahlian teknis, tetapi juga keberanian dan komitmen terhadap kebenaran.
2. Tantangan di Lapangan
Para jurnalis sering kali menghadapi situasi yang penuh risiko. Dalam meliput berita konflik atau bencana, mereka harus masuk ke wilayah berbahaya, menghadapi ancaman fisik, bahkan terkadang mempertaruhkan nyawa. Misalnya, liputan di daerah perang seperti Suriah atau liputan investigasi di tengah isu korupsi besar sering kali membuat jurnalis menjadi sasaran intimidasi atau kekerasan.
Bencana alam juga menjadi tantangan tersendiri. Ketika gempa bumi, banjir, atau letusan gunung berapi melanda, jurnalis berada di garis depan untuk memberikan laporan langsung, meskipun itu berarti mereka harus menghadapi kondisi ekstrem seperti cuaca buruk, ancaman penyakit, atau minimnya fasilitas.
3. Tekanan Etika dan Moral
Selain risiko fisik, jurnalis juga menghadapi tekanan etika dan moral. Mereka harus memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat dan berimbang, meskipun terkadang menghadapi tekanan dari berbagai pihak yang berkepentingan. Dalam beberapa kasus, jurnalis bahkan harus memilih antara keselamatan pribadi dan tanggung jawab profesional untuk membongkar kebenaran.
Liputan investigasi seringkali mengharuskan jurnalis untuk bekerja secara diam-diam selama berbulan-bulan, mengumpulkan bukti, dan menghadapi ancaman hukum dari pihak yang terlibat. Hal ini menunjukkan betapa besarnya tanggung jawab moral yang harus diemban.
4. Pengorbanan Waktu dan Kehidupan Pribadi
Menjadi jurnalis juga berarti siap mengorbankan waktu dan kehidupan pribadi. Jam kerja yang tidak menentu, perjalanan ke lokasi terpencil, dan tekanan deadline membuat banyak jurnalis harus mengorbankan waktu bersama keluarga dan teman. Sering kali melewatkan momen penting dalam hidup, seperti ulang tahun anak atau perayaan hari besar, demi menyampaikan berita kepada publik.
5. Dedikasi untuk Kebenaran
Meski menghadapi berbagai tantangan, jurnalis tetap berkomitmen untuk menyampaikan informasi yang akurat dan bermakna. Dedikasi ini tidak hanya mencerminkan profesionalisme, tetapi juga panggilan moral untuk membantu masyarakat memahami apa yang terjadi di sekitar mereka.
Pengorbanan yang dilakukan jurnalis adalah bentuk pelayanan kepada publik. Tanpa mereka, masyarakat akan kehilangan akses terhadap informasi yang kredibel dan independen. Oleh karena itu, menghargai pekerjaan mereka dan memastikan keamanan jurnalis adalah tanggung jawab bersama.
Jurnalis bukan sekadar profesi, melainkan panggilan yang menuntut keberanian, komitmen, dan pengorbanan. Di tengah dunia yang terus berubah dan penuh tantangan, jurnalis menjadi pilar penting dalam menjaga kebebasan informasi dan demokrasi. (Kanalkalimantan.com/kk)
Editor: kk
-
pilkada 20242 hari yang lalu
Dilaporkan ke Bawaslu Kalsel Soal Tindak Pidana Pemilu, Syaifullah Tamliha Dipanggil Klarifikasi
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Demo Warga Respon Suara Tidak Sah ‘Menang’ Pilwali Banjarbaru, Tuntut Pilkada Ulang!
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Warga Pendemo Minta KPU Banjarbaru Tunda Penetapan Hasil Pilwali
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Forum Ambin Demokrasi: Pilwali Banjarbaru Layak Diulang
-
HEADLINE23 jam yang lalu
Sah! Lisa Halaby-Wartono Pemenang Pilwali Banjarbaru
-
Dishut Kalsel3 hari yang lalu
Dishut Kalsel Tanam Bibit Pohon Trembesi Disepanjang Jalan Awang Peramuan