Connect with us

HEADLINE

EKSKLUSIF. Soal Covid-19, Kadis Kesehatan Banjarbaru Rizana Mirza: “Saya Sempat Menangis!”

Diterbitkan

pada

Kadinkes Banjarbaru Rizana Mirza Foto: nurul

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Pemerintah pusat telah menetapkan pandemi Covid-19 memasuki gelombang kedua. Sebuah fase kritis ditandai meroketnya kasus positif yang perlu disikapi serius oleh pemerintah dan jajarannya, terkhusus bagi Dinas Kesehatan Banjarbaru.

Pada situasi pertarungan yang seakan tanpa henti ini, Kepala Dinas Kesehatan Banjarbaru Rizana Mirza SH MKes mengaku bahkan sempat menangis. Ada apa?

Ditemui Kanalkalimantan.com, di ruangannya di Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru pada Rabu (30/06/2021), Rizana Mirza mengatakan saat ini Banjarbaru memang tidak terjadi lonjakan kasus yang signifikan.

“Jumlahnya masih standar, tapi saya cukup khawatir apalagi dari pemberitaan yang ada di Pulau Jawa dan akses bandara kita masih dibuka. Hal ini tidak menutup kemungkinan daerah Banjarbaru akan meningkat nantinya,” ucapnya.

 

 

Baca juga: 8 PSK Diamankan di Eks Lokalisasi Pembatuan, Patok Tarif Rp150 Ribu Sekali Kencan!

(SIMAK WAWANCARA LENGKAP DENGAN KADINKES BANJARBARU, BEBERAPA SAAT LAGI)

Rizana menyebutkan, posisi Banjarbaru yang terimpit dengan Kabupaten dan kota lain, menjadi cukup rentan untuk memicu penularan dari wilayah yang berbeda. Meskipun sampai saat ini, untuk pengetatan antar wilayah belum bisa dilakukan.

“Karena pasti akan mengganggu lalu lintas dan mobilitas masyarakat,” ujarnya.

Rizana menceritakan hanya di momen tertentu saja dilakukan pengetatan seperti saat Hari Raya Idul Fitri, ada posko-posko penjagaan di perbatasan antar kabupaten dan kota serta swab untuk para pengendara.

“Namun tidak bisa setiap hari, mempertimbangkan biaya juga. Setelah itu saling berkoordinasi saja antar kabupaten dan kota untuk menerapkan PPKM Mikro di masing-masing wilayah,” tambahnya.

Ia mengatakan, PPKM Mikro sudah cukup lama diterapkan. Rizana mengevaluasi sering kali kendala berasal dari kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat terkait protokol kesehatan. “Masih banyak masyarakat yang belum menerapkan protokol kesehatan, apalagi di tempat berkumpul dan nongkrong.

Alangkah baiknya untuk setiap kafe dan tempat berkumpul sejenis itu dibatasi pengunjungnya, misalnya hanya menampung 50% dari kapasitas sebenarnya agar bisa tetap saling menjaga jarak. Walaupun sudah divaksin, harus tetap menjaga pemakaian masker juga,” ucapnya.

Rizana mengakui dia sempat sedih dengan fakta-fakta tentang kesadaran masyarakat. “Saya bahkan pernah menangis mengenang almarhum Wali Kota Banjarbaru, Pak Nadjmi, yang meninggal disebabkan Covid-19. Namun masih saja masyarakat menganggap enteng tentang Covid, bahkan ada hoax yang menyebutkan Covid adalah konspirasi sehingga banyak masyarakat yang tidak percaya,” tambahnya.

Baca juga: Perlu 3.000 Tabung Per Bulan, Stok Oksigen RSD Idaman Banjarbaru Masih Aman!

Rizana memaparkan, saat ini bahwa kasus dengan jumlah tertinggi berada di Kecamatan Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan, dan Landasan Ulin. “Hal ini disebabkan karena mobilitas masyarakat yang sering berada di kecamatan tersebut, mengingat daerah ini berada di pusat kota,” ujarnya.

Ia juga menyinggung terkait kasus varian delta yang baru-baru ini menghebohkan. “Saat ini belum ada penemuan dan laporan ditemukan di Banjarbaru, tapi tidak menutup kemungkinan akan ada. Kita berdoa saja bersama agar tidak terdapat varian itu karena cukup membahayakan.”

Jika pun ada, Rizana memastikan dinas kesehatan akan mengupayakan yang terbaik dan sekarang sudah dibangun beberapa rumah sakit di Banjarbaru. (kanalkalimantan.com/nurul)

Reporter: nurul
Editor: cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->