Connect with us

HEADLINE

Darurat Kabut Asap, Beberapa Sekolah di Banjarbaru Pilih Liburkan Siswanya!

Diterbitkan

pada

Siswa sekolah diantara kepungan kabut asap Foto: rendy

BANJARBARU, Pekatnya kabut asap yang terjadi pagi ini membuat sejumlah sekolah khususnya di Banjarbaru membuat kebijakan untuk meliburkan siswanya. Langkah ini dilakukan untuk menghindari anak-anak terkena sesak napas.

Sejak pukul 06.00 Wita, kabut asap mulai turun. Di beberapa kawasan seperti Jl A Yani Landasan Ulin, seputaran Bandara Syamsudin Noor, Jl Trikora, jarak pandang akibat kabut asap ini tak lebih dari 100 meter. Hal ini, menyebabkan aktivitas belajar anak-anak pun menjadi terganggu.

Sehingga, beberapa sekolah seperti di sekitar Syamsudin Noor, termasuk juga di SDN 1 Guntung Payung meliburkan siswa kelas II yang giliran masuk pukul 10.00 Wita. “Kita mengapresiasi kebijakan sekolah yang meliburkan siswanya. Ini karena sangat berbahaya bagi anak-anak,” ungkap Rasy, salah seorang orangtua siswa yang ditemui kanalkalimantan.com, Sabtu (14/9).

Terkait kabut asap yang semakin menjadi ini, Dinas Pendidikan (Disdik) kota Banjarbaru mengeluarkan kebijakan untuk menggeser jam masuk sekolah. Kebijakan tersebut berlaku selama situasi kabut asap terjadi. Baca: Kabut Asap Semakin Mengkhawatirkan, Disdik Banjarbaru Mundurkan Jam Belajar Sekolah

Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Muhammad Aswan menjelaskan bahwa kebijakan tersebut telah ditanda tangani melalui surat edaran yang ditujukan kepada para pimpinan (Kepala) PAUD, TK, SD Negeri / Swasta dan SMP Negeri / Swasta serta MTs se-Banjarbaru.

“Sehubungan dengan musim kemarau dan terjadinya kebakaran lahan dibeberapa tempat di Kota Banjarbaru akhir-akhir ini yang menyebabkan kurangnya kualitas udara akibat kabut asap, maka kebijakan ini kita buat sebagai upaya mengantisipasi permasalahan tersebut,” katanya.

Dalam isi surat edaran tersebut, Disdik Banjarbaru menyatakan kepada pihak Sekolah untuk menggeser jam masuk sekolah yang awalnya pukul 07.30 Wita, dimundur menjadi pukul 08.00 Wita sampai dengan pukul 09.00 wita sesuai dengan kondisi asap.

Pihak sekolah juga dihimbau untuk mengurangi aktivitas siswa siswi di luar ruangan seperti upacara, olahraga, Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) dan kegiatan lainnya. Selain itu, siswa-siswi yang berada di luar ruangan diimbau agar menggunakan masker untuk mengurangi dampak gangguan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terhadap siswa-siswi tersebut.

“Kita juga meminta pihak sekolah lebih waspada terutama kepada siswa yang mempunyai riwayat penyakit asma. Sehingga apabila terjadi sesuatu maka sekolah cepat mengambil tindakan,” kata Aswan.

Sebelumnya juga, Wakapolri, Komjen Ari Doni Sukmanto menganalisa bahwa maraknya peristiwa Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kalsel besar kemungkinan adalah faktor kesengajaan. Hal tersebut diyakininya usai melakukan pemantauan menggunakan heli Patroli, Kamis (12/9) sore. Baca: Meminta Keluasan Rahmat-Nya, Warga Banjarmasin Gelar Shalat Hajat Dan Istighosah

“Sebenarnya ini sudah menjadi budaya turun temurun. Saya liat, api tidak menyala di hutan, tapi justru di lahan perkebunan. Kita selidiki dan memang karena untuk pertanian. Jadi di bakar dengan sengaja,” katanya.

Diakui jendral bintang tiga tersebut, tim Satgas Karhutla yang juga terdiri dari anggota TNI dan Polri begitu kewalahan saat dihadapkan dengan luasan lahan yang terbakar pada saat ini. Bahkan, meskipun dengan adanya bantuan Heli Water Bombing dari BNPB tetap saja kejadian yang sama akan terus terulang.

Oleh karena itu, menurut Wakapolri dikedepannya perlu disoroti langkah pencegahan yang lebih signifikan. Dalam hal ini, Dinas Pertanian diharapkan juga ikut ambil bagian. “Kita harus menyadarkan masyarakat yang turun temurun bertani dengan cara membakar lahan. Budaya itu harus kita ubah. Tentunya dari Dinas Pertanian dapat mengupayakan langkah-langkah atau membentuk suatu program dalam hal ini,” harapnya.(rendy/rico)

Reporter : rendy/rico
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->