Sastra
Bincang Novel “HANA”, Tandai Festival Literasi ke-5 Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Bincang Temu Literasi novel HANA karya Yudiati Kuniko, Selasa (11/2/2025) siang, di Studio Mini Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Darspuda) Kota Banjarbaru menandai digelarnya acara Festival Literasi ke-5 Kota Banjarbaru tahun 2025.
“Festival Literasi Ke-5 Kota Banjarbaru ini berlangsung cukup panjang, dua sampai tiga bulan. Dan diskusi novel ini awal menandai kegiatan festival tersebut,” ucap Rosida, Kabid Promosi Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Rosida Ridha membuka acara mewakili Kepala Darpusda Kota Banjarbaru.
Peluncuran dan diskusi novel HANA menghadirkan langsung penulisnya, Yudiati Kuniko, didampingi narasumber Sandi Firly, dan moderator Hudan Nur.
Baca juga: Darwin Day, Pencetus Teori Evolusi

Novel HANA berlatar kisah nyata seorang perempuan Jepang yang menikah dengan lelaki asal Marabahan, Batola. Foto: ist
Yudiati tampak terharu pada awal menceritakan novelnya yang mengisahkan tentang perjalanan hidup ibunya yang penu luka.
“Novel ini ditulis dengan airmata,” ucapnya. Yudiati mengaku harus menguatkan hatinya untuk bisa menyelesaikan novel itu. “Novel ini saya tulis selama empat tahun, sejak 2020. Niat awalnya saya ingin mengabadikan kisah hidup ibu saya, dan saya ingin punya sebuah buku sebelum saya wafat,” ucap Yudiati Kuniko, kelahiran Jakarta yang kini menjelang usia 55 tahun.
Walau ia mengaku waktu muda sempat menulis, tetapi tidak diseriusi. Baru ketika pandemi, kembali tergugah untuk menulis.
“Saya banyak mengikuti komunitas menulis hingga lahir sejumlah karya antologi,” ujar perempuan yang bekerja sebagai kepala bagian pajak sebuah perusahaan multinasional susu terbesar di Indonesia ini.
Novel HANA menjadi novel debutnya. Yudiati menguraikan kisah panjang tentang perempuan Jepang bernama Hana hingga kawin dengan Rumaga, seorang pengusaha kaya asal Marabahan, Barito Kuala, dan dari perkawinan itulah lahir dirinya yang di dalam novel bernama Aiko.
“Sekarang saya sedang menyusun novel kedua, kisah tentang ayah saya yang asal Marabahan, dan merupakan salah satu tokoh pendiri Kabupaten Barito Kuala,” beber Yudiati.
Sementara Sandi Firly menilai kelahiran novel HANA cukup istimewa. “Pertama, novel ini lahir dari seorang yang tak muda yang sebelumnya tidak aktif menulis. Kedua, didedikasikan untuk ibunya. Ketiga, memuat kisah sejarah seorang tokoh asal Marabahan, Barito Kuala,” katanya.
Gaya bercerita novel ini menurut Sandi menggunakan teknik flashback maju mundur. “Kita seperti menonton film. Karena tiba-tiba misalnya diceritakan masa lalu tentang tokoh, padahal tokohnya sudah meninggal,” terang Sandi.
Hudan Nur selaku moderator mengaku tertarik juga dengan tokoh Hana dalam cerita. “Sebagai perempuan, kita bisa merasakan betapa lukanya perasaan Hana,” ujar Duta Baca Banjarbaru ini.
Selain dihadiri beberapa penulis dan komunitas, turut hadir juga perwakilan dari Gramedia Q Mal, karena novel HANA merupakan terbitan Grasindo, Februari 2025. Selanjutnya, novel ini juga akan didiskusikan di Kota Marabahan, sebelum nantinya diluncurkan juga di Jakarta. (Kanalkalimantan.com/bie)
Reporter: bie
Editor: kk

-
HEADLINE3 hari yang lalu
Teror Kepala Babi di Kantor Tempo, Jurnalis ‘Bocor Alus Politik’ Jadi Target!
-
Kalimantan Selatan3 hari yang lalu
Cegah Tambang Illegal, Patroli Dilakukan ke Wilayah Konsesi PT AGM
-
Kalimantan Selatan3 hari yang lalu
Penumpang Mudik Bandara Syamsudin Noor Diprediksi Capai 224 Ribu
-
HEADLINE2 hari yang lalu
BEM SI Kalsel Tolak UU TNI!
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
PNS dan PPPK 2024 Pemko Banjarbaru Terima SK, Ini Pesan Wali Kota
-
Kalimantan Selatan3 hari yang lalu
Posko Mudik Bandara Syamsudin Noor Libatkan 333 Personel