Connect with us

Politik

Wiranto: Tak Ada Laporan ABS ke Presiden!

Diterbitkan

pada

Wiranto membantah adanya laporan ABS kepada Presiden Jokowi seperti yang dituduhkan Prabowo saat debat capres. Foto: net/kumparan

BANJARMASIN, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto membantah klaim yang sebelumnya disampaikan oleh Capres 02 Prabowo Subianto saat debat Polpres tentang laporan Asal Bapak Senang (ABS) kepada Presiden Jokowi. Wiranto menegaskan, TNI tak pernah memberikan laporan demikian.

” TNI enggak pernah memberikan laporan ABS ke Presiden. Saya sendiri koordinator TNI, Polri, ikut cek dan recheck. Presiden tidak menelan mentah-mentah semua laporan, tapi juga melakukan hal sama. Kalau hanya ABS, laporan palsu, itu sulit sekali. Semua ada buktinya di lapangan soal laporan TNI,” tegas Wiranto di sela Rakornas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Banjarmasin, Selasa (2/4).

Wiranto menegaskan semua prajurit TNI sudah disumpah sapta marga, sehingga loyal terhadap negara, bangsa, dan siapapun presidennya. Ia menjamin semua prajurit punya loyalitas yang tinggi membela negara, bukan hanya sosok Prabowo Subianto. Wiranto mencontohkan dirinya seorang bekas prajurit yang sangat loyal terhadap pengabdian negara.

Wiranto justru menduga konsep ABS ini kemungkinan ketika Prabowo Subianto masih perwira aktif, sebelum dipecat dari kedinasan TNI pasca reformasi 1998. “Mungkin Pak Prabowo waktu bertugas seperti itu (ABS), saya enggak tahu. Dalam konteks nasional, TNI tidak seperti itu (ABS),” kata Wiranto dilansir kumparan.com.

Wiranto juga meluruskan pandangan Prabowo yang salah soal kekuatan TNI. Wiranto berpandangan kekuatan suatu negara tidak lagi diukur dari militernya, melainkan sumber daya manusia, teknologi, dan ketahanan terhadap proxy war. Menurut Wiranto, musuh nyata bangsa Indonesia saat ini semacam adu domba, informasi bohong, permainan isu SARA, radikalisme, dan terorisme.

Sebab, kata Wiranto, negara adidaya macam Amerika Serikat dan Cina mesti berpikir untuk menginvasi suatu negara memakai kekuatan militer karena menguras keuangan negara.

 “Sekarang ini proxy war membuat perang saudara, radikalisme, human trafficking. Tidak melalui kekuatan angkatan bersenjata,” ujar Wiranto.

Ia khawatir apabila Indonesia fokus memperkuat angkatan bersenjata, justru menggerus keuangan negara yang memicu kemiskinan dan kesan negara diktator.

“Bangsa cerdas yang akan memenangkan persaingan global. Human capital butuh usaha. Negara mana yang enggak ngutang? Cina, Amerika Serikat saja ngutang. Negara besar saja ngutang, tapi untuk investasi jangka panjang. Investasi teknologi, daya saing. Kita harus cerdas, kalau pakai teknologi kuno bagaimana mau bersaing era global,” tegasnya.(mario/kum)

Reporter: Mario/Kum
Editor: Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->