Connect with us

HEADLINE

Warga Protes Jalan ‘Bubur’ yang Amburadul, Dana Proyek Rp74 M Terancam Menguap

Diterbitkan

pada

Kondisi proyek jalan nasional di Liang Anggang-Batibati yang terlihat masih penuh lumpur, Rabu (29/12/2021). Foto: ibnu

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Tak kunjung selesai, bahkan kondisi jalan nasional di Liang Anggang-Batibati makin menjadi bubur warga gelar unjuk rasa.

Aksi protes dilakukan warga Pengayuan, Kelurahan Landasan Ulin Selatan menuntut percepatan pengerjaan Jalan Liang Anggang-Batibati yang tak juga terlihat kunjung selesai.

Warga protes proyek jalan nasional di permukiman mereka yang tak juga tuntas, Rabu (29/12/2021). Foto: ibnu

Proyek pembangunan jalan nasional Liang Anggang-Batibati yang seharusnya mempermudah aksebilitas warga, sebaliknya kini kenyamanan warga terganggu. Bahkan membuat warga semakin terisolir dan perekenomian warga ikut terdampak.

 

 

Baca juga::Tren Narkoba 2021 Naik, BNNP Kalsel Ungkap 41 Kasus, Sabu 24,3 Kg

“Aktivitas ekonomi mati, aktivitas warga terganggu semuanya, karena tidak juga tampak ada kemajuan,” kata Ketua RT 02 Salasiah, saat mendampingi protes warga, Rabu (29/12/2021) pagi.

Salasiah menjelaskan massa aksi protes yang tergabung dari RT 01, RT 02 dan RT 03 yang dirugikan oleh pembangunan jalan nasional yang amburadul.

Kondisi proyek jalan nasional di Liang Anggang-Batibati yang terlihat masih penuh lumpur, Rabu (29/12/2021). Foto: ibnu

“Kami dari warga RT 01, 02 dan 03 menuntut percepatan pembangunan jalan Liang Anggang ini,” tegas Salasiah.

Diungkapkan Sala –biasa disapa-, banyak warga terdampak akibat ‘proyek gagal’ dari Balai Jalan Nasional tersebut.

Baca juga : Tim Literasi Palnam Vaksinasi Bergerak ‘Dipaksa’ Nginap di Kecamatan Beruntung Baru

“Banyak toko dan warung tutup hampir 3 bulan terakhir, penjualan kayu tidak laku lagi,” ungkapnya.

Sementara itu Ketua RT 03, Umbar Supriadi mengatakan, bahwa dirinya dari awal pembangunan sampai sekarang terus memperhatikan pembangunan jalan nasional arah Liang Anggang-Batibati.

“Alat mereka kurang, sistem mereka amburadul, material yang dipakai seperti limbah bahkan gorong-gorong yang dipakai untuk WC, bukan untuk jalan,” ujarnya menilai.

Warga protes proyek jalan nasional di permukiman mereka yang tak juga tuntas, Rabu (29/12/2021). Foto: ibnu

Mereka menuntut agar percapatan jalan ini dan diperhatikan seluruh pihak baik pelaksana, Balai Pelaksana Jalan Nasional, pemerintah daerah dan DPRD.

Sekadar diketahui, ruas jalan ini sendiri merupakan jalan yang mengalami kebanjiran di awal tahun 2021 lalu. Jalan tergenang hingga mencapai lutut orang dewasa. Penanganan jalan nasional ini untuk peninggian badan jalan dengan level 40-60 cm dari sebelumnya.

Penanganan ruas jalan nasional proyek Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) XI Banjarmasin ini terbagi dua paket pekerjaan. Paket pertama adalah, pekerjaan rehabilitasi jalan Simpang Liang Anggang sampai batas Kabupaten Tanah Laut, dengan panjang mencapai 3,52 Km.

Paket kedua adalah pekerjaan rehabilitasi Jalan Simpang Liang Anggang sampai Batas Kota Pelaihari dan Batas Pelaihari sampai pertigaan Batibati hingga Jalan Benua Raya, Batibati. Panjang jalan yang ditangani mencapai 2,7 Km. Total kedua ruas paket ini menelan dana APBN tahun 2021 sebesar Rp 74 miliar. (kanalkalimantan.com/ibnu)

Reporter : ibnu
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->