Connect with us

HEADLINE

Sutarto : Saya Ingin ULM Lebih Berkontribusi terhadap Banua!

Diterbitkan

pada

Foto : ammar

Masa jabatan Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) akan segera berakhir. September 2018 nanti, Prof Dr Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc harus meletakkan jabatannya. Tentu saja, selama empat tahun kepemimpinannya di kampus tertua di Kalimantan Selatan ini, banyak hal telah dilakukan. Tapi pastinya juga, banyak harapan yang belum diraih. Apa saja itu?

Wartawan Kanalkalimantan.com, berkesempatan mewawancarai Rektor ULM masa bhakti 2014-2018 ini di kantornya, beberapa waktu lalu. Banyak hal diceritakan Sutarto, tentang harapan, kepemimpinan ke depan, juga termasuk pengalaman pribadinya selama menjadi orang nomor 1 di ULM.

Sutarto merupakan putra Banua yang lahir pada 31 Maret 1966 ini menempuh Pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi di Banjarmasin. Dan kemudian Menyelesaikan S1 dalam bidang Pendidikan Matematika, FKIP ULM.

Beberapa tahun berselang, ia melanjutkan pendidikan S2 Matematika di Program Pascasarjana UGM dan lulus pada 1996. Selanjutnya pada 1999 memperoleh gelar MSc dalam bidang Educational and Training Systems Design dari University of Twente, Belanda. Pada 2002, dari universitas yang sama, ia memperoleh gelar Doktor (Dr) dalam bidang pendidikan matematika dengan disertasi berjudul Effective Teacher Professional Development for the Implementation of Realistic Mathematics Education in Indonesia.

Pada September 1992 Sutarto Hadi melanjutkan pendidikan di Program Pascasarjana UGM. Dimulai dengan Pra S2 selama setahun, selanjutnya setelah dinyatakan lulus langsung menempuh Program S2 Matematika hingga lulus pada Februari 1996. Setelah menyelesaikan S2 Matematika, dia mengabdi kembali di ULM sembari menjadi dosen luar biasa di STKIP PGRI Banjarmasin dan STIEI Banjarmasin.

Tentang asal usul Sutarto bisa ahli dalam bidang akademik dan bahasa asing ternyata terletak pada ayahnya yang merupakan lulusan MULO serta mahir berbahasa Belanda. “Bapak saya gemar mengajari saya bahasa Inggris dan juga melihat Bapak membuat kursus dan pelatihan servis radio di Banjarmasin. Jadi hal tersebut yang mengilhami saya ingin menjadi guru seperti Bapak saya dan kemudian bermimpi kelak bisa studi di Belanda,” katanya.

Banyak hal yang dibicarakan dengan Sutarto. Termasuk soal kans-nya sebagai imcumbent untuk terpilih kembali sebagai rektor ULM periode 2018-2022. Berikut petikan wawancaranya :

———————

Tak terasa lima bulan ke depan masa kepemimpinan Anda akan berakhir sebagai Rektor ULM. Apa saja capaian yang telah Anda lakukan dalam memajukan kampus ini?

Ya, tak terasa memang. Alhamdulillah, jika dilihat secara umum pencapaian untuk ULM selama saya menjabat banyak prioritas yang dilakukan. Baik dari sisi SDM maupun wujud pembangunan fisik. Salah satu yang saat ini sedang dilakukan adalah realisasi pembaruan dan penambahan gedung baru sudah jalan. Proyek ini bekerja sama dengan Kemenristek dan PT Wijaya karya sebagai kontraktor pembangunan.

 Salah satu dari target kepemimpinan Anda, adalah mencetak SDM terbaik civitas akademika. Termasuk menambah jumlah guru besar dan profesor. Bagaimana kondisi saat ini?

Dalam hal menambah jumlah Guru besar, memang tidak terlalu signifikan. Namun karena adanya akreditasi di beberapa fakultas, kini di setiap Program Studi atau Jurusan memiliki Guru Besar yang ahli dalam bidangnya. Saat ini dari sebanyak 1.035 orang dosen yang ada, sudah sebanyak 235 orang yang memiliki gelar doktor, dan sekitar 80 orang dosen Strata 2 (S2) juga menempuh jenjang pendidikan S3 dan itu harus tetap digembleng oleh ULM.

Apa yang harus dituntaskan dalam sisi masa kepemimpinan Anda untuk periode 2014-2018?

Terutama pembangunan, fasilitas, dan tenaga kerja pendidik untuk mendukung jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi di ULM. Gedung pasca sarjana telah terbangun dengan bagus dan bisa menampung para akademisi untuk Strata 2 berbagai fakultas. Mudahan bisa terealisasi untuk mencetak akademisi Strata 3.

Tentunya,  dalam memimpin kampus sebesar ULM ini ada banyak tantangan. Apa tantangan terbesar?

Tantangannya saya kira mengarahkan lulusan atau alumni ULM untuk bisa terjun dunia pekerjaan. Maka dari itu, adapaun dari rektoran dari bidang kemahasiswaan dan alumni menampung daftar mahasiswa lulusan ULM yang belum bekerja untuk direkomendasikan ke instansi dan dinas yang bekerjasama dengan ULM. Serta adanya ULM Job Fair setiap tahunnya untuk membantu para almuni mencari kerja.

Banyak harapan agar ULM bisa lebih berkiprah dan berkontribusi terhadap pembangunan di Kalimantan Seletan. Menurut Anda?

Harapan itu pasti sangat diinginkan. Agar ULM bisa berkontribusi untuk Kalimantan Selatan dan ini terlihat pada dosen di fakultas FKIP ULM yaitu Amelia Rezeki, M. Pd yang merupakan founder dari Sahabat Bekantan Indonesia Foundation yang sangat membanggakan bagi ULM hingga keluar negeri, dengan tekad cinta pada tanah kelahiran ataupun Kalsel. Saya harap semua cetakan dari ULM  mampu melakukan hal seperti profit maupun non profit demi Banua.

Bagaimana sinergi kampus dengan instansi pemerintah dan termasuk juga swasta dalam mencetak SDM yang berdaya saing saat ini?

Untuk kerjasama dengan pemerintah dan instansi kita sudah banyak. Dengan pemerintah, ULM m bekerjasama terkait pembangunan kampus dan akreditasi kualitas tiap fakultas dari study banding ke beberapa negara untuk diterapkan di ULM agar menjadi acuan untuk lebih meningkat kualitasnya. Untik instansi, kami bekerja sama sengan perusahaan-perusahaan yang untuk menampung lulusan dari ULM agar bisa bekerja di sana sesuai jurusannya, seperti perusahaan perbankan PT Mandiri yang telah menampung lulusan ULM.

Apa langkah yang harus dilakukan agar ULM bisa lebih berkiprah di kancah nasional dan dunia?

Langkah utama untuk berkiprah di nasional dan internasional adalah dengan banyak sering membaca buku, membuat riset, karya tulis, penelitian ilmiah dan peka dengan hal yang kecil terutama di Kalsel. Itu ialah kunci sukses saya selama ini hingga menjadi rektor. Saya percaya ULM mampu melakukan itu!

Selama ini, Anda dikenal memiliki banyak gebrakan dalam memajukan ULM. Apa yang perlu dilakukan dalam menjaga semangat tersebut agar tidak menurun?

Gebrakan-gebrakan tidak luput dari dukungan jajaran internal ULM sendiri dengan mendengarkan semua masukan dari semua fakultas atau rektorat sendiri itu akan mampu bisa memajukan kualitas kampus tercinta. Harapannya agar semangat tidak menurun demi ULM, kuncinya ialah keterbukaan. Sebagai rektor pun harus jeli dan bisa mengambil keputusan terbaik akan pembangunan kampus ini

Bicara soal rektor ke depan, Anda disebut sebagai incambunt yang sangat potensial. Siap melanjutkan?

Untuk itu saya tidak berbicara banyak, saat ini saya fokus untuk pembangunan kualitas ULM di masa akhir jabatan saya ini.

Jika terpilih kembali, apa program untuk periode kedua?

Saya tetap fokus dengan program saya periode sekarang, yakni pembangunan ULM dan kualitas SDM-nya.

Dulu ketika terpilih, Anda menuntaskan janji berjalan dari kampus ULM di Kayu Tangi hingga Pal 6. Nah, akan melakukan lagi itu?

Kalau saya sanggup, mungkin bisa saya lakukan kembali ha ha ha ha…..

Anda adalah seorang figur pendidik sejati, bahkan sebelum jadi rektor juga telah mencicipi menjadi guru sekolah. Bagaimana kisahnya?

Saya menempuh pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi di kota Banjarmasin. Dan kemudian menyelesaikan S1 dalam bidang Pendidikan Matematika, FKIP ULM. Hal ini sesuai dengan cita-cita saya menjadi guru. Saya pernah dimintai membantu mengajar matematika anak-anak SDN Beringin. Karena sekolah tidak memiliki anggaran untuk membayar guru honor ketika itu.

Apa pengalaman Anda yang menjadi modal kepemimpinan saat ini?

Modal saya dimasa lalu yaitu bisa menjadi pembicara di berbagai negara. Bisa lulus di universitas luar negeri, Belanda dan terus mengembleng. Apalagi yang saya bisa lakukan untuk pembangunan tanah kelahiran saya Kalimantan Selatan. (ammar)

Reporter : Ammar
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->