Connect with us

NASIONAL

Stok Pertalite Sempat Kosong, Begini Penjelasan Pertamina

Diterbitkan

pada

Petugas memilih bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di SPBU Coco Kuningan, Jakarta, Rabu (30/3/2022). Foto: Suara.com/Alfian Winanto

KANALKALIMANTAN.COM – PT Pertamina (Persero) buka suara terkait dengan kosongnya stok Pertalite di SPBU sejumlah daerah. Langkanya BBM Pertalite ini setelah harga Pertamax mengalami kenaikan sebesar Rp 12.500 per liter.

Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengakui, memang adanya keterlambatan pengiriman yang membuat stok pertalite kosong di sejumlah SPBU.

“Untuk SPBU yang kosong karena keterlambatan dalam pengiriman,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (3/4/2022).

Namun demikian, Irto menyebut, saat ini Pertamina tengah mengirimkan kembali Pertalite ke SPBU-SPBU. Ia pun meminta masyarakat tidak khawatir dengan stok Pertalite, karena stok masih cukup.

 

Baca juga  : Kalsel Mengalami Inflasi 0,93 Persen pada Bulan Maret

Salah satu caranya, dengan mengaktifkan terminal BBM selama 24 jam untuk penyaluran Pertalite ke SPBU.

“Kami melakukan built up stok di SPBU-SPBU. Beberapa terminal BBM kami aktifkan hingga dini hari bahkan ada yang beroperasi sampai 24 jam. Ini untuk memastikan ketersediaan BBM untuk kebutuhan masyarakat,” ucap dia.

Sebelumnya, masyarakat terpantau berbondong-bondong beralih ke bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite usai harga pertamax naik jadi Rp 12.500 per liter.

Akibatnya, stok pertalite di sejumlah SPBU di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tak pernah bertahan lama.

 

Baca juga  : Serbuan ‘Kompi’ Anak-anak Brimob ke Kids Library Palnam

Di SPBU Cipanggulaan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi misalnya, banyak penjual bensin eceran yang yang membawa jerigen kosong, Sabtu (2/4/2022) pagi. Mereka gigit jari atau kecewa sebab Pertalite telah habis.

“Saya antri dari pagi jam 6, niatnya mau isi pertalite tapi habis,” tutur Andi (29 tahun) pedagang BBM eceran asal Kecamatan Kabandungan yang saat itu membawa 24 jerigen ukuran 30 liter di mobil pick up.

Pedagang lain, Bakuk (39 tahun) juga mengalami hal serupa. Dia berniat membeli 25 jerigen dengan Pertalite namun tidak kebagian.

Bakuk menyatakan, biasanya dia membeli pertamax dan pertalite. Namun saat ini Bakuk lebih memilih pertalite saja untuk dijual, sebab dengan harga Pertamax Rp 12.500 per liter dirasakan berat bagi pedagang.

Karena tidak kebagian Pertalite, Bakuk pun memilih pulang dengan jerigen kosong.

“Yaudah mau gimana lagi, pulang saja,“ kata Bakuk. (Kanalkalimantan.vom/Suara.com)

Editor : kk


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->