Connect with us

HEADLINE

Sinyal Koalisi PDIP-Golkar di Pilkada 2020, Seberapa Besar Efeknya?

Diterbitkan

pada

Gubernur Sahbirin saat hadir membuka Konferda PDIP Kalsel Foto: Mario

BANJARMASIN, Partai Golkar dan PDIP menjadi parpol peraih suara terbanyak 1 dan 2 dalam pemilu 2019 lalu di Kalsel. Bisa dibayangkan, jika dua kekuatan politik ini bersatu dalam koalisi Pilkada 2020 nanti, tentu menjadi kekuatan yang sulit dilawan. Sinyal koalisi pun sudah dijajaki kedua pimpinan parpol tersebut. Ketua DPD PDIP Mardani Maming dan Ketua Partai Golkar Sahbirin Noor, setidaknya sama-sama sepakat untuk saling merangkul demi membangun Banua.

Memang, secara eksplisit koalisi antara PDIP-Golkar belum hitam di atas putih. Namun, saat pembukaan Konferda PDIP Kalsel, Senin (8/7), kedua tokoh parpol besar tersebut nampak mesra dan saling memuji. Maming bahkan mengatakan, koalisi antara PDIP-Golkar memiliki ikatan kuat. Bukan hanya wujud dalam barisan pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 lalu, tapi sejak Pilgub (Pemilihan Gubernur) 2015 silam, PDIP merupakan partai pengusung Gubernur Sahbirin Noor-Rudi Resnawan. “Sehingga, baju Paman boleh kuning, tapi hatinya tetap merah,” cetus Mardani sembari tersenyum.

Di sisi lain, seolah ingin menegaskan kedekatannya dengan kader banteng moncong putih, Sahbirin Noor terlihat sangat menggebu-gebu mengucapkan kata ‘Merdeka’ yang menjadi salam PDIP saat mengawali sambutan di Konferda PDIP Kalsel. Ia juga memuji, sukses PDIP dalam meraih 334.396 suara pada Pemilu 2019 lalu.  Jumlah tersebut, hanya terpaut tipis dari Golkar yang memperoleh 343.144 suara.

Dengan suara tersebut, meskipun tak berhasil menambah jatah kursi DPRD Kalsel, namun PDIP diluar dugaan mampu meraih tiga kursi di DPR RI dari cuma 2 kursi yang diprediksi sebelumnya. “Apalagi, secara nasional PDIP perjuangan merupakan partai pemenang di Pemilu 2019. PDIP membawa Indonesia menjadi manis,” sanjung Sahbirin.

Paman Birin-demikian ia diakrabi, juga mengakui, PDIP merupakan partai pengusung dirinya di Pilgub 2015 silam. Apa yang menjadi substansi dari PDIP bukanlah sesuatu yang asing baginya. Ia pun meyakini bahwa kader-kader PDIP sangat luar biasa. “Kita perlu bersatu dan jangan saling sikut-menyikut. Sudahkah kita merdeka dari kemiskinan. Untuk terlepas dari itu, maka tak bisa hanya satu warna, sehingga perlu banyak warna,” ungkapnya.

Lalu, jika koalisi tersebut nantinya benar terwujud apakah hanya untuk Pilgub saja atau juga turun ke Pilkada di sejumlah daerah lain? Seperti diketahui, ada sejumlah daerah yang menggelar Pilkada Serantak 2020 nanti di Kalsel. Yakni Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Balangan, Tanah Bumbu, Hulu Sungai Utara, dan Kotabaru.

“Bagaimana nanti bentuk koalisinya tentunya akan dibicarakan lebih lanjut. Apakah hanya di Pilgub, atau juga otomatis turun ke Pilkada di daerah,” kata Maming.

Untuk Pilgub, sebagai calon pendamping Paman Birin, Mardani menyebut sejumlah nama kader banteng diantaranya dr Sulaiman Umar, M Rifqinizamy Karsayuda, dan Syafrudin H Maming. Termasuk juga mantan wakil gubernur 2010-2015, Rosehan.

Meski demikian, nantinya akan ada mekanisme internal partai untuk pengusulan nama dengan mempertimbangkan hasil survei, usulan kader dari PAC, DPC, hingga DPD. Hingga akhirnya diputuskan oleh DPP PDIP siapa yang bakal ditunjuk mewakili PDIP.

Merujuk pada Pilgub 2015 silam, PDIP dan Golkar memang ada dalam satu barisan. Tapi ketika itu, penyokong paket Sahbirin-Rudy Resnawan cukup gemuk. Karena juga berisi Partai Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Sedangkan, dua rivalnya saat itu yakni Zairullah Azhar-Muhammad Safi’i yang diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, dan Partai Nasional Demokrat (NasDem). Di sisi lain, Muhidin dan Gusti Farid Hasan Aman yang sengit dalam perolehan suara dengan Sahbirin, maju melalui jalur independen. Di Pilgub 2015, duet nomor urut 2, Sahbirin Noor-Rudy Resnawan meraup 41,05% suara. Kemudian duet nomor urut 3, Muhidin-Gusti Farid Hasan Aman mengemas 40,37% suara, dan duet nomor urut 1, Zairullah Azhar-M Sapi’i mendulang 18,58% suara.

Bercermin kondisi saat ini, bisa jadi koalisi pendukung Sahbirin tak segemuk dulu. Efek Pilpres, bisa berimbas di Pilgub yang memungkinkan Partai Gerindra, dan PKS keluar dari koalisi. Sedangkan PAN, meskipun saat Pilpres berbeda haluan, tapi Ketua PAN Kalsel Muhidin sudah menyatakan siap mendampingi Sahbirin dalam Pilgub 2020 nanti.

“Insyaallah jika memang ada umur panjang, saya siap menjadi bakal calon Wakil Gubernur Kalsel mendampingi Sahbirin Noor pada pilkada mendatang. Memang kemarin saya menjadi rival, tapi siap juga bila memang dijadikan wakil,” ujar Muhidin.

Tarung di Banjarmasin

Pilkada 2020 nanti akan menjadi pertarungan antara pasangan yang sebelumnya rekat di pemerintahan. Wakil Walikota Banjarmasin Hermansyah balik menantang atasannya dalam pertarungan politik berebut kursi Walikota.

Di sisi lain, ia juga bersyukur dengan melihat banyaknya kader PDIP yang ingin maju dalam Pilkada 2020. Hermansyah selaku incumbent pun menyatakan dukungannya. “Ibaratnya banyak pilihan. Oleh sebab itu apapun yang diputuskan oleh partai. Kami siap menerima,” jelasnya saat ditemui di Konferda V PDIP, Senin (8/7).

Namun di satu sisi Hermansyah memang mengakui bahwa kursi dari partai PDIP masih kurang bagi partai dalam mengusung calon pada pilkada mendatang sehingga tentu PDIP harus berkoalisi. “Siapa pun yang mau maju, silakan, partai kita sangat terbuka. Baik kader PDIP maupun di luar PDIP. Karena di Banjarmasin (PDIP) harus koalisi. Tidak cukup kursinya,” terangnya.

Hal ini berdasarkan aturan undang-undang di mana partai harus minimal memenangkan 20 persen kursi agar bisa mengusung anggotanya untuk terjun dalam pemilihan kepala daerah. PDIP sendiri dalam hal ini harus mempunyai 9 buah kursi. Namun hasil pemilu lalu, PDIP hanya nampu memperoleh 5 kursi di DPRD kota Banjarmasin.

Sehingga jelas Hermasnyah lebih lanjut, PDIP harus mulai membicarakan ihwal koalisi dengan partai-partai lain. Diakui Hermansyah, is sendiri telah melakukan pembicaraan secara pribadi dengan beberapa pihak.

Hermansyah juga pribadi berharap agar PDIP bisa mengusung dirinya dalam pilkada mendatang meski tidak menutup kemungkinan ia tetap mempersilakan kader-kader lain untuk maju. “Makin banyak kader PDIP, berarti kita tidak kekurangan sama sekali untuk jadi kepala daerah. Bisa nomor satu bisa nomor dua” bebernya.

Untuk di Banjarmasin sendiri, hanya Partai Amanat Nasional (PAN) yang mencukupi jumlah kursi untuk mengusuk kadernya untuk maju di dalam pilkada mendatang.

Selain Hermansyah, juga ada nama Muhaimin merupakan anggota DPRD Banjarmasin yang disebut kemungkinan akan ikut bersaing di Pilwali Banjarmasin.

Terkait sejumlah kader banteng yang meramaikan bursa Walikota, Fazlur Rahman, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi mengatakan, banyak hal ia lihat perlu dibenahi di Banjarmasin.

Ia mengatakan, selama lima tahun ia tidak merasa adanya pembangunan sebab pemerintah kota Banjarmasin minim. “Oleh Karena itu kita akan mengirim kader yang bisa membangun kota Banjarmasin ke arah yang lebih baik,” jelasnya.

Ia mengatakan bahwa pihaknya akan membuat wacana untuk membangun kantor pemerintahan terpadu di dalam suatu kawasan yang baru. Seperti beberapa wilayah Sungai Andai yang tembus ke Jalan Pramuka atau daerah lingkar selatan. “Kita juga ingin buat distrik bisnis terbaru di wilayah Banjarmasin Utara, daerah Kayutangi kita bikin mall baru supaya tidam tertumpuk di Ahmad Yani kemacetan,” lanjutnya.

Ihwal kemacetan, ia juga telah memikirkan dalam pembuatan ring road yang akan mengatasi masalah kemacetan di tengah kota. “Nah pembangunan semacam itu yang sama sekali dalam lima tahun ini tidak ada arahnya. Masalah parkir juga begitu. Semrawut. Beberapa kali ada pro dan kontra,” kritiknya.

Terlepas dari wacana yang muncul saat ini, jika nantinya koalisi PDIP dan Golkar terjadi di Banjarmasin, maka otomatis harus melakukan kocok ulang terkait siapa yang akan menjadi Banjarmasin 1 dan Banjarmasin 2. Sebab selama ini, Partai Golkar Banjarmasin juga sudah menyiapkan kader terbaiknya Hasnuryadi Sulaiman dan Hj Ananda untuk maju.

Tapi, memang peta politik saat ini masih sangat cair. Sehingga masih bisa berubah setiap saat hingga menjelang hari H pendaftaran calon. Jadi tinggal menguji apakah duet PDIP dan Golkar akan terjadi pada Pilkada 2020 nanti. (mario)

Reporter:Mario
Editor:Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->