Connect with us

Politik

Ragam Pemilu, dari Warga Depok Gagal Mencoblos hingga Indikasi Temuan Kecurangan di TPS

Diterbitkan

pada

Suasana pencoblosan di salah satu TPS di Banjarmasin Foto: mario

BANJARMASIN, Pemilu yang hari ini sedang berlangsung tentu tidak mungkin berjalan mulus. Pasti ada-ada saja kendala yang terjadi baik dari berbagai aspek. Salah satunya terjadi di TPS 35 Banjarmasin Tengah dan TPS 10 Telawang Banjarmasin Barat.

Di TPS 35, sempat terjadi adu argumentasi antar salah satu warga, Anang Dedie Rohaidie yang ingin mencoblos dan salah satu petugas dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Pasalnya, Anang yang merupakan kelahiran Banjarmasin tapi berdomisili di Depok ini tidak membawa formulir A5, C6, KTP, dan Kartu Keluarga.

“Dia cuma bawa dari Jakarta surat keterangan dan surat lampiran, itu pun kondisi suratnya robek. Seandainya ada formulir lengkap, kami bisa dibantu,” jelas Rizkha Nugraha, petugas Bawaslu yang saat itu sedang bertugas mengawasi jalannya pencoblosan di TPS 35.

Alhasil, Anang tidak mendapatkan haknya untuk mencoblos. Ia pun beranjak dari TPS untuk mencoba mengurus formulir yang ada, jika memungkinkan. Namun hingga pukul satu siang tadi ia tak kunjung kembali ke TPS.

Ditambahkan oleh Rizkha, bahwasanya di TPS 35 ada satu surat suara DPD RI yang pihaknya temukan tertukar dengan Presiden RI. “Tapi itu sudah diatasi,” imbuhnya.

Lain hal dengan TPS 10 yang berdasarkan kesaksian Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Zainuddin Maksum, bahwa ia menemukan dua warga yang terindikasi akan melakukan kecurangan.

“Tadi ada perempuan, nama di KTP-nya Mega Santika, tapi saat kami cek di situ, datanya tidak muncul. Lalu saya tanya siapa suaminya, dia malah mendadak pergi. Sayang tadi saya tidak sempat foto,” jelas Zainuddin.

Tidak lama setelah perempuan tersebut beranjak dari TPS 10, Zainuddin menambahkan informasi yang ia dapat kesaksian dari kesaksian warga bahwa perempuan teresebut memasuki mobil dan di dalamnya warga melihat ada seorang pria yang diduga calon legislatif.

Selang satu jam, nampak lagi seorang pria yang nama di KTP-nya tertera Ahmad Yani juga nampak mencurigakan. Zainuddin yang juga seorang Ketua RT di wilayahnya tersebut merasa asing dengan wajah si pria.

Saat KTP-nya diperiksa, pihak TPS kembali tidak menemukan data yang terteras di situs pengecekan. Saat diajak bicara oleh Zainuddin, pria tersebut menjawab bahwa ia tidak tahu sama sekali mengenai proses dan wilayah pemilu.

“Saya ini hafal warga saya. Kami juga tidak berani mempersilakan (untuk mencoblos) kalau data tidak ada dan mencurigakan,” jelas Zainuddin.

Sedikit tambahan, bahwa ada satu warga yang mencoblos dua kertas surat suara di TPS 10 saat pemungutan suara berlangsung yang akhirnya salah satu surat suara tersebut diamankan oleh pihak KPPS dan menjadi suara yang tidak sah.(mario)

Reporter: Mario
Editor: Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->