Pendidikan
Prof Abdullah, Guru Besar Pertama di Fakultas MIPA ULM Banjarbaru

BANJARMASIN, Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat (ULM) memiliki guru besar pertamanya. Adalah Prof Dr Abdullah Ssi, Msi, yang dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu kimia oleh Rektor ULM Prof Dr Sutarto Hadi, Msi, MSc di aula rektorat, Selasa (10/7) pagi.
Dikukuhkannya Prof Abdullah sebagai guru besar juga berbarengan dengan ditetapkannya Prof Dr Ir H Syarifudin Kadir MSi sebagai guru besar di Fakultas Kehutanan.
Dalam sambutannya, Sutarto Hadi mengatakan bahwa Profesor Abdullah merupakan guru besar pertama yang ada di Fakultas MIPA. “Prof Abdullah ini merupakan Guru besar pertama di Fakultas MIPA. Karya dan penelitian beliau sudah banyak dipublikasikan di jurnal internasional dan memiliki hak paten di Kemenkumham RI,” katanya.
Sutarto mengatakan, dengan dikukuhkannya dua orang guru besar hari ini, maka saat ini tinggal satu fakultas yang belum mempunyai guru besar. “Hanya Fakultas Kedokteran Gigi yang belum punya guru besar. Hal ini kerena merupakan fakultas yang termuda di ULM saat ini,” jelasnya.
Sementara itu, dalam pidato pengukuhannya yang dihadiri oleh senat universitas, civitas akademika ULM, dan para undangan lainnya, Prof Abdullah menyampaikan orasi dengan judul: Peran Strategis Ilmi Kimia di Berbagai Sektor Kehidupan.
Dalam paparannya Prof Abdullah mengatakan, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan akan aspek kimia di berbagai bidang telah memunculkan berbagai disiplin baru. Seperti munculnya Biokimia, Kimia Lingkungan, Kimia Polimer, Kimia Katalis, Kimia Farmasi, Kimia Pangan, Geo Kimia, Kimia Komputasi, Kimia Forensik, Kimia Pertanian, dan lainnya.
“Ini menunjukkan bahwa ilmu kimia memiliki irisan yang luas dengan berbagai ilmu di bidang sains lainnya,†terangnya.
Dengan demikian, lanjut Prof Abdullah, seluruh sendi kehidupan tak terlepas dari aspek kimia. Karena itu tak mengherankan, jika ilmu kimia merasuk dalam hampir semua bidang seperti pangan, pertanian, perikanan, kehutanan, kesehatan, energi, ekonomi, hingga aspek hukum dan pertahanan.
“Di sektor pertanian misalnya, terkait penyediaan pupuk, ilmu kimia memegang peranan penting. Baik pupuk buatan maupun pupuk kimia, semua melibatkan reaksi kimia dalam pembuatannya,†tegasnya.
Yang lebih menjadi sorotan dalam paparannya, Prof Abdullah menekankan pentingnya peran kimia pada sektor energi. Mengingat berkaitan dengan hal ini, pemerintah melalui Dewan Energi Nasional (DEN) maupun Komisi VII DPR RI telah menyepakati rancangan kebijakan enrego nasional untuk penyediaan energi nasional hingga 2050. Penyediaan energi ini mengacu pada Energi Baru dan Terbarukan (ETB), bauran energi, pengelolaan batubara, gas bumi, dan pengurangan subsidi energi.
“Salah satu sumber energi baru dan terbarukan (EBT) dengan potensi besar di negara kita adalah biomassa. Sumber energi ini merupakan sumber daya alam yang jumlahnya melimpah. Diperoleh dari hasil perkebunan, pertanian, hingga limbah yang dihasilkan keduanya. Biomassa sebagai energi bisa berupa biobriket, briket arang, bioetanol, biodesel, biogas dan lainya,†jelasnya.(cel)
Editor: Chell

-
Lifestyle20 jam yang lalu
Cek! 5 Persiapan Maksimalkan Puasa Ramadhan
-
Kalimantan Selatan3 hari yang lalu
Jokowi Resmikan Jalan Nan Sarunai Sepanjang 4,2 Km di Tabalong
-
Kota Banjarbaru23 jam yang lalu
Jalan Trikora Banjarbaru Akan Terpasang PJU dengan Smart System
-
Kota Banjarmasin3 hari yang lalu
Stan Pasar Wadai Banjarmasin Mulai Dibangun, Ini Dua Lokasi Resminya
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara3 hari yang lalu
Banjir Meluas, Pemkab HSU Naikkan Status Jadi Darurat Banjir
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Seruan MUI Kalsel Sambut Ramadhan: Tutup Total THM, Batasi Pergaulan Bebas Remaja di Cafe