Connect with us

Ekonomi

Pria Jepang Sukses di Tanah Banua

Diterbitkan

pada


BANJARMASIN,  Kuahnya kental, rasa kaldunya kuat dan tentunya Oishii desu (nikmat)! Inilah gambaran rasa Ramen Akashi buatan asli orang Jepang yang mengembara jauh hingga ke Banjarmasin, Takeichiroh Seike.

Sebelum merasa nyaman berbisnis kuliner khas Jepang ini di Banjarmasin, ia selama 1 tahun berada di Surabaya. Namun karena ajakan sang kekasih lah, ia akhirnya mantap dan memilih untuk ikut ke Kota Seribu Sungai, Banjarmasin.

Takeichiroh atau yang lebih sering dipanggil Ichi San mengatakan, selain karena mengikuti ajakan dari sang kekasih, mayoritas masyarakat muslim di Kota Banjarmasin (Kalimantan Selatan khususnya) juga berperan penting dalam pengambilan keputusannya untuk membuka bisnis Ramen Akashi ini.

”Perekonomian Indonesia juga lagi naik, sedangkan kondisi ekonomi di Jepang sedang turun, kerukunan agama di Indonesia semuanya saling menghargai (membaur) dan rukun, saya senang dengan hal itu,” katanya.

Dilihat secara bisnis, terlebih di bidang kuliner, terus berkembangnya perekonomian di Indonesia jelas menguntungkan, terutama di Kota Banjarmasin. Masyarakat Banjarmasin (Kalimantan Selatan) menurutnya sangat terbuka dan selalu ingin tahu dengan kuliner-kuliner baru/unik yang ada di kota-kota mereka (termasuk Kota Banjarbaru dan lainnya).

Tempat Takeichiroh Seike membuka usahanya di Banjarmasin kental dengan nuansa Jepang

”Respon mereka terhadap bisnis saya (Ramen Akashi) sangat baik. Tetapi untuk mengurus izin usaha, susah, karena saya orang asing. Mengurusnya memakan waktu yang lama, SIM (Surat Izin Mengemudi) Internasional punya saya juga kurang dimengerti disini. Jadi saya agak kesulitan untuk bepergian (mengendarai motor sendiri untuk mengurus perizinan lainnya),” ungkap pria yang ramah ini.

“Pernah juga saat saya belanja sayuran, oleh penjualnya saya diberi harga yang mahal. Tapi saat karyawan saya yang membelinya, harganya normal. Padahal jenis sayur dan tempatnya sama, mungkin karena saya orang asing ya,” ucapnya sembari tertawa kecil.

Indonesia bukan negara satu-satunya yang pernah ia singgahi untuk berbisnis Ramen Akashi. Negara-negara seperti Thailand, Filipina, dan beberapa negara di Asia lainnya juga ia singgahi.

Takeichiroh mengaku membuka usaha di Indonesia lebih disukainya, apalagi di tempat tinggalnya saat ini, Banjarmasin.

”Orang Banjarmasin welcome dengan makanan apapun, lebih cepat dibeli.
Orang Jepang asli juga masih sedikit yang buka usaha disini dibanding negara lain,” ujarnya dengan logat Jepangnya yang masih kental.

Saat tim kanalkalimantan.com mewawancarai langsung Takeichiroh san di kediamannya di Jalan Kuripan No.3 (sekarang sudah menjadi Franchise Office dan Soup Factory), terdapat cerita yang cukup menarik dan menggelitik. Ibu Ichi san mengira Indonesia masih primitif (banyak hutan-hutannya). Tapi perlahan namun pasti, sang ibunda mulai memahami dan mengerti kalau Indonesia tidak seperti yang ia bayangkan.

”Dulu ibu saya takut jika ke Indonesia, tapi sekarang sudah tidak lagi karena dia tahu Indonesia negeri yang indah, orang-orangnya juga baik. Saya juga ingin suatu saat bisa bertemu dan bertatap muka langsung dengan Agnez Mo dan Nikita Willy, kawaii desu!” sebutnya sambil tertawa.

Salah satu prinsip hidup Ichi san, jika ia mendapatkan 1 kali kebaikan dari orang lain, maka akan ia balas dengan 3 kebaikan. Hal ini tentunya juga didasari oleh rasa terima kasihnya kepada masyarakat Banjarmasin karena sudah diterima dengan baik disini.

Takeichiroh Seike

Saat ditanya kenapa ia sekarang lebih memilih membuka franchise office, Ichi san mengungkapkan bahwa dulunya ia pernah memberikan usaha kepada karyawannya, namun tidak berjalan dengan baik.

”Jadi lebih memilih franchise agar orang-orang lebih bertanggung jawab dengan usaha/bisnisnya, karena franchise ini mereka beli dengan uang sendiri,” pungkas pengidola band X-Japan ini.

Bagi pecinta kuliner khas Jepang ini (Ramen Akashi) tidak perlu khawatir. Sertifikasi dari MUI untuk Ramen Akashi ini sudah 90% lulus tes penilaian, tinggal menunggu label halal (dipastikan ramen buatannya dijamin Halal).

Selama 3 tahun berturut-turut, ia ingin terus bekerja agar bisa menjadi CEO untuk bisnisnya ini (usaha/bisnisnya akan diwariskan kepada karyawannya). Dan 1 tahun selanjutnya akan ia pergunakan untuk mencari ide serta tempat bisnis yang baru.

”Saya tidak akan beristirahat, harus berhasil dulu baru pulang ke Jepang. Ganbatte sampai mati!” tegasnya singkat.

Budaya disiplin serta kerja kerasnya patut kita contoh, nih. Salut!***


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->