Connect with us

HEADLINE

Meubel Eceng Potensial Dilirik Pasar Luar Negeri, KUB di HSU Masih Kekurangan Pengrajin

Diterbitkan

pada

Kerajinan meubel eceng yang potensial dikembangkan di HSU Foto: dew

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI – Besarnya potensi pemanfaatan eceng gondok atau “ilung” menjadi berbagai macam kerajinan khususnya meubel eceng, tak sebanding dengan jumlah pengrajin yang memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan pasar.

Hal ini diakui Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kembang Ilung, Supian Noor saat menjadi Instruktur pelatihan pembuatan meubel eceng di Desa Bayu Hirang Kecamantan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Rabu (7/2/2021).

Yannor sapaan akrabnya, menyebut selama ini KUB Kembang Ilung kewalahan memenuhi permintaan pembeli dari luar daerah khususnya terhadap produk kerajinan eceng gondok.

Karena kekurangan tenaga pengrajin, ia berharap agar para peserta pelatihan selama ini yang diinisiasi Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) HSU. Sehingga pada akhirnya dapat memiliki keterampilan yang diperlukan khususnya dalam pembuatan meubel eceng.

“Saya tidak khawatir keterampilan ini diajarkan kepada para peserta pelatihan, karena selama ini kita masih kekurangan pengrajin, padahal permintaan sangat banyak datang dari luar daerah” kata Yannor kepada Kanalkalimantan.com, di sela pelatihan.

Yannor mengatakan, pernah satu ketika datang permintaan pembuatan meubel eceng sampai ribuan unit perbulan dari China bahkan Eropa, namun karena kekurangan pengrajin, tentu dari permintaan tersebut tidak dapat disanggupi oleh pihaknya.

Selain itu, karena kekurangan pengrajin tentunya pihaknya hanya dapat melayani pesanan pembeli dari dalam daerah dan luar daerah dengan jumlah yang terbatas.

Baca juga : Gelar Audiensi Bersama DPRD, BEM Se-Kalsel Soroti Isu Lingkungan

“Kadang ada pesanan satu hingga satu setengah bulan baru selesai karena banyak pesanan, untuk pesanan dari hampir daerah-daerah di Indonesia pernah, seperti pulau Jawa, Sulawesi sampai Lombok” bebernya.

Ia menambahkan, untuk harga meubel eceng pihaknya mematok harga mulai dari Rp 4juta hingga Rp 6juta tergantung model desain dan motif pesanan.

Untuk bahan baku sendiri, ia mengaku membeli eceng gondok dari masyarakat di sekitar Desanya yang merupakan kawasan rawa, meski dirasakan masih kekurangan bahan baku lantaran masyarakat tidak rutin mencari tanaman eceng gondok tersebut.

Yannor berharap melalui sejumlah bimbingan pelatihan, jumlah pengrajin terlatih di Kabupaten HSU nantinya semakin banyak untuk menghasilkan produk kerajinan yang sesuai dengan selera pasar.

Sementara, Kepala Bidang Perindustrian Disperindagkop HSU H M Yani saat menggelar pelatihan mengatakan, disamping program peningkatan keterampilan, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah perajin yang dirasakan masih minim.

“Kegiatan pelatihan ini dalam rangka untuk menambah wawasan generasi muda, termasuk kita masukkan para wanitanya untuk membuat anyaman ilungnya sementara laki-lakinya belajar membuat rangka meubelnya,” kata Yani.

Karena kekurangan pengrajin, ia berharap melalui bimbingan pelatihan ini, ke depannya para peserta dapat juga membuat KUB serupa di desa masing-masing yang saling bermitra dengan KUB Kembang Ilung. (kanalkalimantan.com/dew)

 

Reporter : Dew
Editor : Cell

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->