Connect with us

Kalimantan Selatan

Merawat Ingatan Tragedi Pelanggaran HAM “September Hitam” Mahasiswa UIN Antasari

Diterbitkan

pada

Aksi mahasiswa memperingati “September Hitam” di gerbang kampus UIN Antasari Jalan Ahmad Yani Km 4,5 Banjarmasin, Senin (30/9/2024) malam. Foto: rizki

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Kumpulan laki-laki dan perempuan mengenakan kostum hitam-hitam mengalihkan fokus sebagian pengendara di Jalan Ahmad Yani Km 4,5 Banjarmasin, Senin (30/9/2024) malam.

Mereka berkumpul membentuk lingkaran persis di pintu gerbang kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin. Mereka menyalakan lilin dan beberapa di antara mereka berorasi dan berdoa.

Spanduk bertulis tangan “Usut Tuntaskan #SuaraRakyat #SuaraTuhan #JanganDiam #Lawan”, menggantung di pagar jalan masuk ke kampus UIN Antasari Banjarmasin.

Gabungan mahasiswa dari 4 fakultas itu sedang menggelar aksi bertajuk “September Hitam”.

Baca juga: Toleransi BAN-PT, Wisuda Mahasiswa ULM Oktober Tetap Menyandang Akreditasi A

Aksi mahasiswa memperingati “September Hitam” di gerbang kampus UIN Antasari Jalan Ahmad Yani Km 4,5 Banjarmasin, Senin (30/9/2024) malam. Foto: rizki

 

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Antasari, Abdurahman mengatakan, aksi mereka untuk mengingat sederet kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia yang terjadi pada bulan September. Diantaranya G30S-PKI tahun 1965, peristiwa kelam kekejian PKI yang menewaskan 6 jenderal dan 1 perwira.

Tak hanya itu, mahasiswa juga menyoroti kasus pelanggaran HAM berat lain. Kerusuhan Tanjung Priok tahun 1984, Tragedi Semanggi II 1999, pembunuhan aktivis Munir 2004, hingga pembantaian petani Salim Kancil pada tahun 2015 lalu.

Sebelum menggelar aksi menyalakan lilin, mahasiwa menggelar diskusi yang membahas kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di bulan September dan bagaimana kasusnya bisa terjadi.

Baca juga: Akhir Nyawa JM dari Seutas Tali di Pohon Akasia Belakang Rumah

“Tujuannya merawat ingatan, menolak lupa, dan agar diusut tuntas segala bentuk pelanggaran HAM di Indonesia,” kata Abdurrahman.

Hadir pada aksi, Ketua Demas Fakultas Dakwah dan Informasi Islam (FDIK) UIN Antasari Helmi Yahya, Ketua Dema Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Ahmad Fathur Rahman, Ketua Dema Fakultas Syariah Muhammad Arya Fikri, dan Ketua Dema Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Husen.

Ketua Dema FTIK Ahmad Fathur Rahman mengungkapkan, aksi simbolik mereka sebagai bentuk kedukaan terhadap korban pelanggaran HAM yang belum mendapatkan keadilan.

Baca juga: Polisi Gagalkan Tawuran Kelompok Remaja di Banjarmasin

“Gerakan seperti ini, mengingatkan dan merefleksikan diri kembali, bahwa masih banyak PR pemerintah menegakan keadilan di Indonesia,” ujarnya.

Senanda, Ketua Dema Febi Husen mengatakan, aksi yang mereka lakukan adalah berasal dari dorongan hati nurani.

Mereka berempati terhadap keluarga korban yang smpai saat ini masih mengharapkan keadilan, serta mendorong pemerintah untuk menyelesaikan sederet kasus pelanggaran HAM yang terjadi.

“Masih banyak keluarga korban pelanggaran HAM yang mengharapkan keadilan dari negara,” ujarnya. (Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter: rizki
Editor: bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca