Connect with us

HEADLINE

Menyulap Pertanian Lahan Rawa di Kalsel menjadi Korporasi!

Diterbitkan

pada


MARTAPURA, Kalsel memiliki potensi lahan rawa untuk sektor pertanian cukup besar yang mencapai 450 ribu hektare. Dengan jumlah tersebut, jika dikelola secara intensif Kalsel sangat berpotensi menjadi lumbung padi nasional di luar Jawa.

Hal tersebut ditegaskan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat meninjau kawasan pilot project optimalisasi lahan rawa program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi), di persawahan Desa Tajaulandung, Kecamatan Sungaitabut, Kabupaten Banjar, Selasa (18/12). Acara juga dihadiri oleh Bupati Banjar KH Khalilurrahman beserta instansi terkait.

Menurut Amran, dari potensi 450 ribu hektare tersebut, pihaknya akan mengoptimalkan penggarapan lahan seluas 200 ribu hektare yang dicanangkan sebagai pilot project. Salah satunya melalui program Serasi yang diharapkan bisa meningkatkan pengelolaan lahan lebih modern. Targetnya, bisa mencapai panen padi dua hingga tiga kali dalam setahun.

Pilot project lahan 200 ribu hektare tersebut diterapkan di Desa Tajau Landung. Targetnya adalah menyulap lahan rawa di lokasi ini menjadi sawah produktif layaknya lahan HPS di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Batola.

“Saya optimistis program Serasi ini bisa berdampak baik bagi pertanian Kalsel, khususnya di Kabupaten Banjar. Ini merupakan impian lama yang harus diwujudkan,” katanya.

Foto : Rendy

Guna mendukung program ini, Kementan juga akan mengirimkan bantuan berupa puluhan alat mesin pertanian berupa excavator, traktor roda empat, RMU (mesin penggiling padi), pompa air untuk irigasi, benih, hingga pupuk.

Dia mengatakan, pemanfaatan lahan rawa bisa semakin menguntungkan karena saling terintegrasi antara lahan ternak, perkebunan dan sawah. “Untuk pelaksanaannya bisa dilakukan lintas sektoral dan bersinergi dengan stake holder lain seperti Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Lembaga Keuangan,” jelasnya.

Lebih jauh Amran mengatakan, program Serasi menempatkan petani untung enam kali lipat. Pertama, produktivitas meningkat dari 2 ton menjadi 6 ton per hektare.  Kemudian, waktu menanam jauh lebih singkat dari 25 hari menjadi 3 jam. Hal ini sesuai dengan misi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. “Kalimantan Selatan merupakan satu dari enam provinsi yang akan dijadikan proyek percontohan program Serasi. Lima provinsi lainnya adalah Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Tengah,” jelasnya.

Melalui program Serasi,  pemerintah berharap bisa mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui konsep koperasi yang dikorporasikan. Selama setahun, program Serasi akan dibiayai oleh pemerintah pusat.  “Kemudian di tahun berikutnya terus bertransformasi menjadi korporasi, sehingga dikelola secara matang dengan perhitungan profit yang profesional,” urainya.

Guna mendukung langkah ini, pemerintah juga merombak sistem pertanian yang konservatif menjadi modern. Perombakan dimulai dari sektor produksi hingga proses pasca produksi. Mulai dari optimasi lahan rawa melalui tata kelola air dan lahan, seperti kegiatan rehabilitasi dan atau penyempurnaan infrastruktur pintu air irigasi, penguatan pematang, tanggul, drainase, tabat, surjan dan lainnya.

Di sisi lain, Bupati Banjar Khalilurrahman mengatakan kabupatennya memiliki lahan sawah seluas 500 ribu hektare. Lahan pertanian disebutnya terus berkurang karena alih fungsi lahan pertanian.

“Potensi lahan rawa di sini masih sangat luas. Karena itu kami sangat menyambut positif proyek Serasi di kabupaten kami,” ujarnya.

Mentan saat meninjau kawasan pilot project Program Serasi di Desa Tajaulandung. Foto: rendy

Dia mengatakan, saat ini mayoritas lahan sawah masih ditanami setahun sekali. Khalilrurrahman mengharapkan dengan digiatkannya program Serasi, pertanaman bisa dilakukan dua hingga tiga tahun sekali.

Ia mengatakan, sektor pertanian di Kabupaten Banjar masih merupakan salah satu prioritas di samping pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Ini sudah menjadi target dalam rangka meningkatkan pengelolaan SDA berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan komoditas unggulan daerah lainnya dengan pendekatan agribisnis dan industri yang berwawasan lingkungan.

“Untuk PDRB Kabupaten Banjar, sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar dibanding sektor lainnya yaitu lebih 23 persen, dimana subsektor tanaman pangan dan hortikultura memberikan kontribusi yang sangat besar karena sampai saat ini menjadi penopang perekonomian sebagian besar penduduk di Kabupaten Banjar,” katanya.

Bupati juga berkomitmen untuk tetap mempertahankan Kabupaten Banjar sebagai lumbung pangan di Kalsel. Upaya ini diwujudkan dengan melakukan pencetakan sawah, optimaliasi lahan sawah serta peningkatan Index Pertanaman (IP) dari satu kali tanam setahun menjadi dua kali tanam setahun. Potensi lahan sawah di Kabupaten Banjar masih sangat luas dan umumnya berupa lahan rawa lebak dan rawa pasang surut. (rendy)

Reporter:Rendy
Editor:Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->