Connect with us

kampus

Mahasiswa Diajak Melek Transformasi Teknologi dan Pertanian Lahan Basah di Kalsel

Diterbitkan

pada

Ajakan melek teknologi dari mahasiswa untuk petani Kalsel lewat Seminar Nasional yang digelar Himatan Faperta ULM bertajuk 'Transformasi Teknologi dalam Pertanian Lahan Basah Berkelanjutan'. Foto: wanda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Himpunan Mahasiswa Tanah (Himatan) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin berinisiatif mengajak mahasiswa membantu memecahkan masalah petani dengan teknologi.

Sektor pertanian agrikultur merupakan salah satu sektor utama penggerak ekonomi Indonesia. Terlebih di Kalimantan Selatan (Kalsel), sektor satu ini bukan tidak pernah menghadapi tantangan.

Sektor pertanian di Kalsel dikenal sebagai sektor yang sangat tergantung pada iklim dan kondisi alam. Para petani bekerja keras dengan penuh ketekunan namun hasil yang didapat minim.

Akibat fenomena itu pula, krisis pangan menjadi dampak yang kerap dirasakan petani-petani hingga masyarakat.

Baca juga: Menjaga Pangan Jajanan Anak Sekolah, 8 Sekolah di HSU Terima Sertifikat PJAS dari BPOM Banjarmasin

Ajakan melek teknologi dari mahasiswa untuk petani ini tertuang dalam seminar nasional yang diselenggarakan Himatan ‘Transformasi Teknologi dalam Pertanian Lahan Basah Berkelanjutan’, Senin (11/12/2023),

Dengan timbulnya fenomena penghambat panen padi di Kalsel membuat Himatan Faperta ULM ini untuk berinisiatif mengundang narasumber berkompeten yang melek teknologi.

Mereka adalah Direktur PT Habibi Digital Nusantara Bandung Jawa Barat, Irsan Rajami, seorang pengusaha yang bergerak menyediakan mesin-mesin teknologi untuk para petani.

Kemudin narasumber kedua merupakan Pengurus Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia Kantor Wilayah (Kanwil) Kalsel, Dr Nurlina, serta Leyla Pramudyani seorang analis standardisasi muda.

“Dampak yang dirasakan salah satunya adalah krisis beras, di sini kami ingin memberikan pemahaman kepada para peserta agar dapat memecahkan suatu masalah pertanian yang ada dengan teknologi,” ucap Ketua Pelaksana Seminar Nasional, Nabil Mubakir.

Ketua Pelaksana Seminar Nasional, Nabil Mubakir. Foto: wanda

Baca juga: Diberi Waktu 14 Hari, Bangunan Liar di Trikora Liang Anggang Harus Dibongkar

Ia mengatakan sebagai mahasiswa pertanian harus dapat berinovasi untuk menghadapi krisis beras yang kapan saja bisa terjadi, hingga nantinya krisis beras dapat tertangani.

Seminimal mungkin, kata dia, peserta harus dapat memahami terkait apa saja teknologi yang dapat dipakai untuk para petani di Kalsel.

“Melalui narasumber berkompeten kita memberikan pemahaman kepada mahasiswa berpikir berinovasi untuk menghadapi krisis pangan yang bisa saja terjadi,” jelasnya.

Dirinya pun berharap dapat selalu konsisten dan berkelajutan menyalurkan ilmu-ilmu yang sudah didapatkan mereka sedari muda untuk para petani nantinya di kemudian hari.

Baca juga: Sempat Telat, Petani Padi di Banjarbaru Mulai Masuki Masa Tanam

Di sisi lain, sebagai mahasiswa ia berharap dapat berkolaborasi dengan pemerintah daerah ataupun kota dalam hal penanganan krisis beras tersebut.

“Mengingat kita memiliki peran penting dalam petanian, tentunya kita ingin bermanfaat dan berharga juga di kemudian hari dan ilmunya yang didapatkan dapat disalurkan kepada para petani-petani kita di Kalsel,” pungkasnya. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter: wanda
Editor: bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->