Connect with us

HEADLINE

Lagi, Tumpukan Ilung Tertumpuk di Jembatan Sudimampir, Pasukan Turbo Kewalahan

Diterbitkan

pada

Pembersihan ilung terus dilakukan pasukan turbo. Foto : fikri

BANJARMASIN, Kendati telah bekerja ekstra untuk memecah tumpukan sampah yang sebagian besar merupakan eceng gondok atau ilung sejak Kamis (2/1) kemarin, nyatanya kembali terjadi tumpukan yang sama pada Jumat (3/1) pagi.

Pantauan di Jembatan Sudimampir Banjarmasin, Pasukan Turbo yang dikerahkan dengan jumlah yang sama sejak kemarin yaitu 57 orang, berjibaku memecah tumpukan ilung, dengan bantuan tongkat bambu. Pasukan Turbo sendiri telah berupaya memecah tumpukan ilung sejak pagi hari.

Kepala Pasukan Turbo Dinas PUPR Kota Banjarmasin Muhammad Syamsudin HS mengakui, setiap musim penghujan Kota Banjarmasin selalu mendapat kiriman tumpukan ilung dari daerah hulu.

“Tapi karena (tumpukan ilung) datang terus. Belum lagi ini ada yang datang nanti sekitar siang, lebih banyak lagi datangnya,” tutur Syamsudin, Jumat (3/1).

Kendati bekerja ekstra keras, diakuinya pasukan Turbo kewalahan menangani tumpukan ilung. Lantaran ketiadaan alat yang mampu menangani tumpukan ilung ini, seperti kapal sapu-sapu.

“Ya, kewalahan. Soalnya kita tidak punya kapal sapu-sapu atau tugboat yang menarik (tumpukan). Kalau pakai alat, Insyaallah lebih cepat,” jelasnya.

Syamsudin belum bisa memprediksi kapan tumpukan ilung ini bisa terurai dengan cepat. Menurutnya, kiriman tumpukan ilung ini biasanya terjadi, usai hujan yang mengguyur di daerah hulu, seperti di Kabupaten Banjar. Biasanya, jika hujan mengguyur Kota Banjarmasin, tumpukan ilung yang disertai dengan sampah ini akan mudah terurai dan terbawa oleh arus sungai.

“Karena hujan dan angin kencang, jadi dari arah Martapura (Kabupaten Banjar) yang merupakan daerah hulu, larinya ke sini (Kota Banjarmasin),” paparnya.

Diberitakan sebelumnya, pada Kamis (2/1) siang, Walikota Banjarmasin H. Ibnu Sina mengatakan, permasalahan menumpuknya ilung yang mengalir dari hulu ke hilir menjadi kewenangan bersama. Tidak hanya Pemko Banjarmasin sendiri. Apalagi, menurut Ibnu, Sungai Martapura melintasi beberapa kabupaten dan kota, terutama Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar.

“Sungai Martapura itu lintas kabupaten dan kota. Itu kewenangannya bisa ditarik ke Pemprov bahkan pemerintah pusat. Bahkan seperti Sungai Barito yang merupakan sungai lintas provinsi, kabupaten dan kota, seharusnya ada badan otoritas sungai,” papar Ibnu.

Disinggung mengapa kapal sapu-sapu tidak diterjunkan dalam pembersihan Sungai Martapura, Ibnu menyebut tumpukan ilung dapat terurai dengan cepat kendati hanya dengan mengandalkan pasukan turbo. Menurutnya, karena pergantian tahun, kapal sapu-sapu dinonaktifkan penggunaannya.

“Karena awal tahun semester pertama, nanti Balai Sungai Wilayah (BSW) Kalimantan II yang mengoperasionalkan, kemudian nanti di pertengahan tahun yang akan datang baru giliran Pemko Banjarmasin. Karena itu kesepakatan dengan pihak balai yang anggarannya ada di APBN, kemudian Dinas PUPR Kota Banjarmasin yang menggunakan anggaran dari APBD,” ujar Ibnu.

Ibnu menggarisbawahi, pada 6 bulan pertama di awal tahun, BSW Kalimantan II yang mengoperasionalkan kapal sapu-sapu terlebih dahulu. Baru kemudian Pemko Banjarmasin melalui Dinas PUPR Kota Banjarmasin yang mengoperasikannya di 6 bulan selanjutnya dengan penyedia kapal sapu-sapu.

“Kita belum bisa menyediakan unit (kapal) sapu-sapu, karena satu kapal yang milik Pemprov saja sudah menelam biaya pengadaan di atas Rp15 miliar,” tandasnya. (fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->