Connect with us

NASIONAL

Kapolda Tuding Anarko Bermain, PA 212: Biar Polisi Cari Siapa Biang Ricuh

Diterbitkan

pada

Massa PA 212 dan FPI melakukan aksi tolak UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarat Pusat, Selasa (13/10/2020). [Suara.com/Bagaskara Isdiansyah]

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Aksi demonstrasi 1310 tolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja yang digelar oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam pada Selasa (13/10/2020) berakhir bentrok dengan aparat kepolisian.

Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengklaim kericuhan itu pecah setelah mereka membubarkan diri. Slamet mengungkapkan massa yang terdiri dari pengikut PA 212, Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) sudah menutup aksi demo dengan pembacaan doa. Namun, kata dia, setelahnya justru mulai terjadi ricuh.

“Kami kan dah bubar sudah tutup dengan doa, umat pun sudah membubarkan diri baru ricuh,” ungkap Slamet saat dikonfirmasi Suara.com, Rabu (14/10/2020). Slamet enggan menuduh terhadap pihak yang mengawali kericuhan tersebut. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk menguaknya.

“Biarlah polisi yang selidiki siapa yang biang ricuh,” ucapnya. Hingga saat ini, Slamet belum mengetahui apakah ada massa aksi yang ikut tertangkap oleh pihak kepolisian. Menurutnya ada dari pihaknya yang bakal mencari tahu.

Anarko Dituduh Bermain

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana sebelumnya mengklaim, aksi 1310 berubah menjadi ricuh setelah kelompok anarko “bermain”. Nana mengatakan, aksi 1310 awalnya berlangsung secara damai hingga mereka membubarkan diri. Kemudian, menurutnya, ada kelompok anarko yang melakukan provokasi.

“Aksi berjalan lancar dari jam 1 sampai jam 4 sore dan kami memang sudah ada kesepakatan selesai jam 4. Ketika Anak NKRI selesai, mereka kembali, anak-anak anarko inilah kemudian bermain,” kata Nana di kawasan seputar Halte TJ BI, MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Nana menjelaskan, peserta yang menggelar aksi di kawasan Patung Kuda berjumlah 6 ribu orang. Sementara 2 ribu peserta aksi lainnya merupakan massa yang terdiri dari masyarakat, mahasiswa, dan pelajar.

“Ada kurang lebih 600-an, mereka berupaya memprovokasi. Awalnya kami bertahan tidak terpancing, tapi mereka terus melempari kemudian dalam kondisi itu kami melakukan pendorongan dan penangkapan,” ungkapnya.

Hingga kekinian, massa masih bentrok dengan aparat kepolisian dan TNI. Nana mengatakan, personelnya berupaya memukul mundur ke sejumlah wilayah. “Saat ini kita tetap melakukan pendorongan jgn sampai mereka melakukan anarkisme lagi yaitu pengrusakan apalagi pembakaran kita tak segan melakukan tindakan hukum,” kata dia.(suara)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->