Connect with us

HEADLINE

Jika Pilkada Banjarbaru Hari Ini: Nadjmi-Jaya ‘Tak Tergoyahkan’ dengan Suara 62,2%

Diterbitkan

pada

Hasil survei Indikator menunjukkan jika Pilkada digelar Oktober ini incumbent masih unggul. Foto : ist

BANJARBARU, Posisi incumbent kandidat Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani-Darmawan Jaya Setiawan masih cukup sulit dikejar oleh kubu penantang Aditya Mufti Ariffin-AR Iwansyah. Hasil survei Indikator Politik Indonesia, jika pemilihan langsung Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru digelar pada hari ini, maka kubu petahana Nadjmi-Jaya masih unggul telak dengan angka 62,2 persen. Sedangkan sang penantang Aditya-Iwansyah hanya meraih sekitar 22,7 persen suara.

Hal tersebut berdasarkan data simulasi jika dua pasangan tersebut bertarung dalam Pilkada langsung pada Oktober ini. Dari rilis survei Indikator yang dilakukan pada tanggal 4-9 Oktober lalu terkait dengan ‘Peluang Menang Calon-calon Walikota di Pilkada Kota Banjarbaru’, petahana Nadjmi-Jaya masih menang telak.

Data pada simulasi jika pasangan Nadjmi-Jaya dan Aditya-Iwansyah bertarung pada Pilkada hari ini, pada Simulasi I, petahana meraih angka kemenangan sebesar 62,2 persen, sang penantang 22,7 persen, dan tidak tahu atau tidak jawab sebesar 15,1 persen. (Lihat tabel 1, red).

Sedangkan pada Simulasi II, petahana Nadjmi-Jaya juga masih dominan dengan meraih suara 66,1 persen, penantang Aditya-Iwansyah meraih 15,6 persen, dan tidak tahu atay tidak jawab sebesar 18,2 persen. (Lihat Tabel 2, red).

Dalam rilisnya, survei Indikator yang merupakan besutan dari Burhanudin Muhtadi ini juga sebelumnya mensimulasikan pasangan petahana Nadjmi-Jaya dengan 22 nama calon yang sempat muncul di Banjarbaru, 10 nama calon, 8 nama calon, 6 nama calon, 4 nama calon, 3 nama calon, tapi hasilnya juga tetap sama. Dimana posisi incumbent tetap unggul di angka rata-rata 60 persen.

Tentu saja, hasil simulasi Pilkada tersebut juga masih berkait dengan survei elektoral kandidat di Pilkada Banjarbaru beberapa waktu lalu. (Baca: ‘Bom Survei’ Incumbent Nadjmi-Jaya Meledak di Masa Penjaringan Parpol).

Hasil survei yang mengupas sejumlah apek elektoral di Pilkada Banjarbaru (meliputi popularitas, aspek kinerja, efek elektoral, dan lainnya), secara umum masih memposisikan incumbent unggul atas penantang. Seperti dalam rilis yang disampaikan Burhanudin Muhtadi, survei tersebut dilakukan pada warga Banjarbaru yang punya hak pilih dalam pemilihan umum. “Yaitu yang berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 410 responden,” terangnya.

Survei dilakukan dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 410 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error — MoE) sekitar ±5% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh Kecamatan yang terdistribusi secara proporsional.

Dari hasil survei, petahana Nadjmi Adhani merupakan tokoh dengan popularitas paling tinggi, hampir semua pemilih tahu Nadjmi Adhani, 94%. Kemudian Aditya Mufti Ariffin, namanya sudah dikenal oleh sekitar 82% pemilih Kota Banjarbaru. Dan Darmawan Jaya Setiawan, Wakil Walikota petahana ini juga sudah cukup populer di kalangan pemilih, 68%. Sementara nama lain popularitasnya masih jauh lebih rendah, secara umum baru sekitar 20% atau lebih rendah.

Selain paling populer, Nadjmi Adhani juga memiliki tingkat kedisukaan paling tinggi di antara pemilih yang mengenal masing-masing nama. Sekitar 83% pemilih yang mengenal sekaligus suka kepada Nadjmi Adhani. Darmawan Jaya Setiawan disuka oleh 75% yang mengenalnya, dan Aditya Mufti Ariffin disuka oleh sekitar 69% pemilih yang mengenalnya.

Kedua petahana memiliki tingkat kedisukaan yang cenderung tinggi karena memiliki citra kepemimpinan yang cenderung positif di mata publik. Hal ini terutama karena didorong oleh evaluasi publik atas kinerja kepemimpinannya di Kota Banjarbaru yang juga positif. Pelaksanaan pemerintahan dan kondisi perekonomian cenderung dinilai positif oleh publik.

“Di antara warga yang bisa menilai, pemerintahan Kota Banjarbaru di bawah kepemimpinan pasangan Nadjmi Adhani dan Darmawan Jaya Setiawan dinilai cukup bersih dari praktek korupsi dan suap,” kata Burhanuddin.

Di sisi lain, publik puas atas hasil kerja Nadjmi Adhani dan Darmawan Jaya Setiawan dalam mewujudkan pemerintahan yang mendengar aspirasi masyarakat (80%), dalam mengurangi kemiskinan (70%), dan dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (69%).

Kerja Ekstra Penantang

Pengalaman Pilkada, calon petahana biasanya unggul jauh dari calon lain sejak jauh hari. Dan pada umumnya, dukungan terhadap petahana cenderung menurun semakin mendekati hari pemilihan, karena efek sosialisasi calon penantang. “Jika mampu bertahan pada jarak yang cukup aman dengan para pesaingnya, maka peluang petahana menang pada Pilkada tetap terbuka,” terangnya.

Tapi, Burhanudin juga menegaskan, cukup banyak kasus di mana perubahan radikal bisa terjadi, terutama di wilayah perkotaan. Ini tantangan besar bagi petahana, distribusi dukungan ke depan akan sangat tergantung dari bagaimana petahana mempertahankan kinerja dan citra positifnya di mata pemilih.

Ke depan, kegiatan sosialisasi akan semakin luas menerpa pemilih. Evaluasi terhadap kualitas calon-calon yang bersaing akan semakin kuat di kalangan pemilih. Jika kualitas calon ke depan tidak banyak berubah, petahana kemungkinan besar akan kembali terpilih dalam pemilu mendatang.

“Tapi jika sebaliknya, penantang menjadi jauh semakin positif citra personalnya dan kredibilitas petahana tidak mampu dipertahankan, maka kelompok yang masih ragu terhadap petahana tidak akan bertahan, dan jika pengaruhnya semakin luas maka dampak negatif pada basis elektoral akan semakin besar,” terangnya.

Maka saat ini, masih ada waktu sekitar 10 bulan bagi Aditya-Iwansyah untuk mengejar sebelum tarung final di Pilkada pada September 2020 mendatang. Artinya, banyak hal yang harus dilakukan penantang untuk bisa mengimbangi bahkan membalik posisi.

Sebab jika merujuk pada data hasil simulasi Pilkada hari ini, maka Aditya-Iwansyah masih tertinggal angka sekitar 47 persen. Angka ini dari hitung-hitungan politik tentunya masih cukup besar dan perlu kerja ekstra untuk mengubah. Apalagi, kubu incumbent tentunya juga tidak tinggal diam dalam upaya menjaga angka tersebut bahkan memperbesar poin angka kemenangan.

Menyikapi hasil survei Indikator, sebelumnya saat pendaftaran di PKB Banjarbaru, Aditya mengatakan pertarungan masih cukup panjang. Apa yang terjadi dalam politik masih cukup dinamis dengan perubahan di setiap saat. “Setiap hari, setiap minggu, setiap bulan berubah. Selisihnya tidak jauh. Kami bangga, kenapa? Kita mendeklarasi maju sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota baru dua bulan. Versus (incumbent) yang empat tahun,” katanya.

Dengan rentang waktu itu, Aditya mengatakan merasa puas sudah bisa membayangi. “Kita hampir menandingi, itu sebagai suatu kebanggaan. Itu modal dasar kami, maju. Insya Allah penerimaan masyarakat kepada kami itu bagus,” katanya.

Tapi harus diakui, penantang masih memiliki keunggulan di sisi kendaraan politik. Koalisi parpol yang dirancang pasangan Aditya-Iwansyah sudah lebih memberikan gambaran daripada incumbent Nadjmi-Jaya. Dengan posisi saat ini saja (dicalonkan oleh Golkar dan PPP), penantang sudah bisa memastikan dapat tiket pendaftaran di KPU nanti. Belum lagi dengan rencana bergabungnya sejumlah partai lain. Termasuk PDIP yang kabarnya disebut telah menjalin kesepakatan dengan kubu penantang. Begitu juga dengan PKB yang di atas kertas, lebih memiliki kedekatan kultural bersanding dengan PPP dan Golkar.  Ditambah lagi sosok Aditya yang merupakan seorang nadhliyin karena pernah menjabat sebagai IPNU Banjarbaru.

Sementara petahana hingga saat ini baru bisa mengharapkan tiket dari Nasdem yang memiliki 4 kursi di DPRD Banjarbaru. Artinya, Nadjmi-Jaya masih kekurangan dukungan 2 kursi untuk bisa mendapatkan kendaraan parpol sebagai syarat pendaftaran di KPU Banjarbaru, yang mulai dibuka Desember nanti. (tim/rls)

Reporter : Rico
Editor : Chell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->