Connect with us

HEADLINE

HPS Jadi Momentum Bangunnya ‘Raksasa Tidur’ Pertanian Kalsel

Diterbitkan

pada

Gubernur Sahbirin menjadikan momentum HPS untuk bangkitnya pertanian Kalsel Foto: net

BANJARMASIN, Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor menjadikan momentum peringatan HPS (Hari Pangan Sedunia) ke-38 sebagai bangunnya raksasa tidur pertanian Kalsel. Besarnya potensi pertanian yang mencakup luasan lahan rawa lebak, menjadi salah satu kekuatan yang coba dibangkitkan lewat penyelenggaraan HPS ini.

Sahbirin mengatakan, keberadaan HPS memberikan perubahan yang cukup signifikan terhadap Kalsel terutama Kabupaten Batola. “Lahan yang ada di Kalsel ini, sebetulnya sangat luas sekali, begitu juga lahan tidurnya. Makanya saya ibaratkan kedatangan HPS di Kalsel ini, sama dengan membangunkan raksasa tidur,” katanya saat konferensi pers persiapan HPS ke-38, di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin.

Baginya, HPS menjadi elemen kejut yang membangkitkan kesadaran Kalsel. Untuk selanjutnya diperlukan peran serta dan kemauan seluruh pihak untuk mewujudkannya. Sebab pada kenyataannya, lahan tidur memang kerap menjadi masalah. Terutama pada musim kemarau, tidak jarang menyebabkan kebakaran.
Sahbirin berharap besar terselenggaranya HPS ini memiliki evek domino dalam mewujudkan Kalsel meraih kembali gelar Lumbung Padi. Dimana tidak hanya sebagai swasembada pangan nasional melainkan bila perlu dunia.

“Kami sangat berterimakasih sekali kepada Presiden Jokowi yang telah memprogramkan dan menggelar kegiatan ini melalui Kementan. Kami akan bekerja habis-habisan untuk mewujudkan Kalimantan Selatan khususnya menjadi daerah lumbung padi nasional maupun dunia,” tegas Sahbirin.
Berkait tekad dan kerja keras bersama, terutama jajaran TNI, berbagai kendala dalam mewujudkan lahan di Jejangkit akhirnya tercapai. Apalagi, HPS sebetulnya sangat sejalan dengan program pemerintah provinsi Kalsel yakni Revolusi Hijau. Pasalnya dalam revolusi hijau membiasakan masyarakat Kalsel untuk menanam untuk anak cucu masa akan datang.

“Revolusi hijau yang kami maksud ini adalah menanam untuk anak cucu kita. Karena biasanya kalau menanam untuk diri sendiri, mindset akan males. Tapi sebaliknya, apabila menanam tersebut untuk anak cucu kita, maka alangkah semangat,” jelasnya.

Sementara itu, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementan RI, IR Pending Dadih Permana mengatakan hari pangan sedunia merupakan tema Internasional Our Action, Our Future, sehingga apa tindakan saat ini menentukan masa depan. “Sehingga zero hunger 2030 itu bukan hal yang tidak mungkin. Makanya kemudian Indonesia mengambil tema sesuai dengan potensi yang kita miliki,” jelasnya.

Mengingat Indonesia adalah negara agraris dengan iklim yang sepanjang tahun bisa berbudidaya serta tidak dimiliki oleh negara-negara besar lainnya, dan hal tersebut merupakan kekuatan Indonesia. Tidak hanya itu, berdasarkan data Litbang Kementerian Pertanian, potensi lahan Rawa Lebak pasang surut total sekitar 34 juta hektar, yang sekitar 9,3 juta itu punya potensi bisa ditempatkan sebagai basis budidaya padi. “Seperti yang gubernur bilang tadi mengingat olah alih fungsi lahan cukup tinggi, sehingga bila kita biarkan saja, maka kita pun akan kehilangan basis produksi,” jelasnya.

Melalui momentum HPS ini ia ingin menggerakkan serta melakukan optimasi lahan rawa pasang surut tersebut sebagai basis produksi. “Sebagai gambaran, semua lahan rawa kita disini existing kalau mereka berbudidaya tergantung pada alam pada saat air masih tinggi mereka nggak bisa tanah tunggu sampai surut. Ini bisa biasanya sampai enam hingga bulan,” kata Dadih Permana.
Namun kini sebaliknya, dengan teknologi yang dikembangkan melalui Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal PSP ditugasi oleh Kementerian Pertanian, pihaknya mencoba mengendalikan dan mengatur tata air di daerah rawa dengan membuat folder dan kanal-kanal.(rico)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->