Connect with us

Lingkungan

Hidup dalam Cengkraman Kabut Asap, Menggugah Kesadaran Publik akan Ancaman Polusi Udara!

Diterbitkan

pada

Webinar Life Under The Smog of Forest and Wildfires. Foto: ist

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Polusi udara menjadi persoalan yang kerap dianggap remeh, hingga tak melahirkan kebijakan urgent untuk membendungnya. Berbagai persoalan mengenai dampak polusi akibat asap kendaraan, industri, hingga kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), belum menjadi kebijakan utama bagi sejumlah daerah.

Kondisi ini, menjadi perhatian yang akan dibahas dalam seri Chemistry Studium Generale #1 yang mengangkat tema: “Life Under The Smog of Forest and Wildfires” yang digelar pada Jumat (13/5/2022) pukul 14.00 Wita. Webinar ini merupakan kegiatan Himamia/Prodi Kimia dengan narsum dari Chung Yuan Christian University (CYCU) Taiwan dan praktisi lingkungan.

Acara ini menampilkan pembicara kunci yakni Dwi Rasy Mujiyanti, selaku Ph.D student di CYCU sekaligus dosen Jurusan Kimia di FMIPA ULM, dan Liao Sheng Yu, master student di CYCU. Sebagai pembicara tamu, webinar juga mengundang Kisworo Dwi Cahyono, selaku Direktur Walhi Kalsel dan Aulia Nur Mustaqiman, yang juga merupakan Ph.D student di CYCU.

Dwi Rasy dalam kesempatan kepada redaksi Kanalkalimantan.com, mengatakan, salah satu tujuan webinar ini adalah menggugah kesadaran public akan ancaman bahaya polusi udara. Baik yang diakibatkan kabut asap, polisi kendaraan, atau lainnya.

 

Baca juga : Banjarbaru Masuk Top 51 Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik Terbaik Hasil Penilaian Kemenpan RB

“Sering kali persoalan ini diabaikan, karena masyarakat tidak menuntut akan adanya kualitas udara yang sehat dan bersih. Padahal itu merupakan hak yang menyangkut pola hidup dan kesehatan masyarakat,” tegasnya.

Dwi Rasy mengatakan, asap dalam kebakaran hutan mengandung zat berbahaya untuk kesehatan.
Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), ada lima kandungan berbahaya dalam asap kebakaran hutan, yakni Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), dan Ozon Permukaan (O3).

Ia mengungkapkan, dalam jejak pendapat sederhana yang dilakukan sebagai masukan webinar, responden ternyata pernah mengalami problem Kesehatan yang berhubungan dengan polusi udara sebanyak 54,2 persen. Sedangkan yang menyatakan tidak pernah mengalami problem sebanyak 45,8 persen.

“Jumlah tersebut cukup signifikan karena sebagian besar pernah mengalami masalah kesehatan berkaitan dengan polusi udara. Ini tentunya perlu menjadi perhatian berbagai pihak, terutama pemerintah untuk bersikap,” tegasnya.

 

Baca juga  : Wabup Banjar Buka TMMD ke-113, Harapkan Desa Semakin Berkembang dan Sejahtera

Dwi Rasy mengatakan, melalui webinar ini juga mengundang kepedulian berbagai pihak untuk bersuara terkait ancaman polusi udara di daerah serta mampu mendorong peran pemerintah dengan lebih serius. Baik menganai kabut asap Karhutla, polusi kendaraan, hingga dampak industri.

Seminar ini nantinya akan dimoderatori oleh Rafshel Heikal M dari ULM, dan yang ingin bergabung bisa membuka link: https://bit.ly/CSG1RegistrationForm. (Kanalkalimantan.com/kk)

Reporter : kk
Editor : cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->