Connect with us

NASIONAL

FPI, Kiprah di Panggung Pergerakan Sebelum Dibubarkan Pemerintah (1)


Peran Sentral Habaib dan Aktivis Islam di Awal Berdiri


Diterbitkan

pada

Pemerintah melalui Menkopolhukam Mahfud MD resmi membubarkan FPI Foto: suara

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Pemerintah memutuskan untuk menghentikan kegiatan dan membubarkan organisasi massa (Ormas) Front Pembela Islam (FPI). Keputusan ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam pada Rabu (30/12/2020).

Keputusan pembubaran FPI tertuang dalam Keputusan Bersama Mendagri, Menkumham, Menkominfo, Jaksa Agung, Kapolri, dan Kepala BNPT Nomor 220/4780 tahun 2020, Nomor 264 Tahun 2020, Kb/3/12/2020 tentang larangan kegiatan penggunaan simbol dan atribut serta penghentian FPI.

“Pemerintah melarang aktivitas FPI dan akan menghentikan setiap kegiatan yang dilakukan FPI. Dengan demikian FPI tidak lagi memiliki legal standing baik sebagai ormas maupun organisasi biasa,” ujar dia.

Langkah pemerintah menjadi salah satu keputusan yang menuai polemik, di tengah menguatkan kiprah organisasi ini. Terutama terkait figur imam besarnya, Habib Riziek Shihab (HRS) yang kini menjadi ikon oposisi politik sebagian kelompok Islam terhadap pemerintah.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai ada tiga alasan yang membuat HRS diterima dan dielu-elukan. Pertama, Adi mengatakan Habib Rizieq dianggap paling lantang mengkritik pemerintah saat ini.

“Rizieq dianggap paling berani mengambil sikap hitam putih terhadap pemerintah ketika oposisi lain sikap politiknya setengah hati, partai politik (oposisi) apalagi,” kata Adi, dilansir Tempo, beberapa waktu lalu.

Sejak didirikan 22 tahun lalu, FPI sudah banyak malang melintang dalam lintasan gerakan organisasi kemasyarakatan. Seperti terpacak pada situs resminya fpi.or.id, FPI dideklarasikan secara terbuka di Pondok Pesantren Al-Umm, Tangerang, pada 25 Robi’uts Tsani 1419 Hijriyyah atau tanggal 17 Agustus 1998.

FPI didirikan oleh sejumlah ulama, habaib, serta aktivis muslim dipelopori seorang tokoh keturunan Hadrami bernama Rizieq Shihab. Meskipun secara formal baru terbentuk pada 17 Agustus 1998, tetapi FPI sebelumnya telah merintis kemunculannya di publik lewat pengajian, tabligh akbar, audiensi dengan unsur-unsur pemerintahan, serta silaturahmi dengan tokoh-tokoh agama terkemuka.

Peran sang habib dalam pembentukan FPI sangatlah sentral. Ia adalah tokoh yang berhasil mengumpulkan 20 sesepuh pendiri FPI, di antaranya KH Fathoni, KH Misbahul Anam, KH Cecep Bustomi, dan Habib Idrus Jamalullail. Tokoh-tokoh ini dikenal sebagai mubalig yang keras sejak jaman Orde Baru.

Habib Idrus Jamalullail dan KH Cecep Bustomi pernah meringkuk di penjara Orde Baru pada dekade 1980-an karena dianggap mengkritik kemaksiatan pemerintah Soeharto, seperti dikutip riset SETARA Institute “Wajah Para ‘Pembela’ Islam.”

Dilansir tirto.id, Rizieq Shihab adalah tokoh yang sangat berpengaruh di kalangan keturunan Hadrami di Indonesia. Ayahnya, Sayyid Husein, adalah pendiri Gerakan Pandu Arab Indonesia sekaligus seorang agitator perlawanan terhadap Belanda yang terkemuka.

Ia sendiri awalnya dikenal sebagai intelektual Islam yang sempat mengenyam pendidikan di LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab). Ia kemudian melanjutkan pendidikan di jurusan Dirasah Islamiyah, Fakultas Tarbiyah, King Saud University Arab Saudi.

Rizieq sempat pulang dan menjadi mubalig di Jakarta pada 1992. Kemudian, ia mencoba melanjutkan studi di Universitas Antar Bangsa Malaysia, namun tidak selesai karena permasalahan biaya. Akhirnya Rizieq pulang ke Indonesia dan diangkat menjadi Kepala Madrasah Aliyah Jami’at Khair pada 1994. Posisinya di Jami’at Khair itu mulai menandai kiprahnya sebagai mubalig yang keras mengkritik segala perilaku maksiat dan kemungkaran rezim Orde Baru.

Reputasi ini dipertahankan Rizieq Shihab sekaligus membantunya mendirikan FPI.
Di FPI, Habib Rizieq Shihab menyandang gelar sebagai Imam Besar FPI. Posisi tersebut disandangnya sejak Musyawarah Nasional FPI III pada 2013 lalu. (Kanalkalimantan.com/kk/berbagai sumber)

Editor: cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->