Connect with us

HEADLINE

Dituding Menjual Darah, Ini Tanggapan Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Banjarmasin

Diterbitkan

pada

Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit. Foto: Tius

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Kabar miring beredar di media sosial tentang adanya persepsi menjual darah oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin terhadap darah hasil dari donor darah masyarakat.

Hal tersebut mencuat, setelah PMI Kota Banjarmasin mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk tidak memproduksi darah apabila sejumlah rumah sakit belum membayarkan tunggakan darah yang diambil dari PMI Kota Banjarmasin.

Dari pernyataan tersebut, membuat banyak warga berasumsi bahwa darah yang mereka donorkan ke PMI di jual ke rumah sakit.

Guna meluruskan kesalahpahaman tersebut, Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit mengatakan, yang di jual ke pihak rumah sakit bukanlah darah melainkan kantong darah dan pemeriksaan empat penyakit menular.

Baca juga : BREAKING NEWS. Si Jago Merah Berkobar di Kelurahan Mawar, Banjarmasin

“Jadi sebenarnya yang dibayarkan oleh rumah sakit itu adalah biaya pengganti kantong darah dan regen pemeriksaan empat penyakit menular yaitu, HIV, Hepatitis, Sepilis dan Hepatitis C,” ujar dr Rama.

Dia juga mengatakan, bahwa biaya untuk mengecek empat penyakit menular tersebut tidaklah murah.

“Kalau tidak percaya silakan cek di beberapa laboratorium di Banjarmasin ini, berapa harga untuk pemeriksaan empat penyakit menular tersebut,” ucap dia.

Selain itu, lanjut dia, biaya yang dibayarkan rumah sakit itu juga untuk pengganti biaya penyimpanan. Karena di simpan di kulkas khusus,” tambah dia.

Baca juga : Hacker di Indonesia Bobol Data Pemohon Bansos AS, Dapat Duit Banyak

Oleh sebab itu, dia meminta agar warga tidak salah mempersepsikan terkait biaya tunggakan yang harus dibayarkan rumah sakit tersebut, karena biaya tersebut bukanlah biaya untuk darah, melainkan biaya pengolahan darah.

Dia juga mengungkapkan, bahwa sudah ada sejumlah rumah sakit yang membayarkan tunggakan biaya pengolahan darah tersebut. Namun masih tersisa sejumlah rumah sakit lagi yang belum membayarkan tunggakannya tersebut.

“Sudah ada bayar sebagian. Kita juga di bantu Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, untuk mendata rumah sakit mana saja yang belum membayar.

“Kalau tidak ada yang membayar ya kita terpaksa berhenti produksi. Karena kita juga tidak bisa membayar ke vendor kantong darahnya,” pungkas Rama.

(kanalkalimantan.com/tius)

 

Reporter : Tius
Editor : Dhani

 

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->