Connect with us

HEADLINE

DBD di Banjarbaru Tak Mengenal Musim, 366 Kasus Periode Januari-April

Diterbitkan

pada

Ilustrasi nyamuk aedes agypty. Foto: pixabay from pexels

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Banjarbaru dalam empat bulan terakhir atau periode Januari-April 2024 naik signifikan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru mencata ada sebanyak 366 kasus DBD.

Jumlah tersebut terdata lebih banyak jika dibandingkan kasus DBD tahun 2023 pada periode yang sama.

Baca juga: Unjuk Rasa Mahasiswa di Rumah Banjar, Komersialiasi Dunia Pendidikan Jadi Sorotan

Kadinkes Banjarbaru, Dr Juhai Triyanti Agustina. Foto: wanda

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru, Dr Juhai Triyanti Agustina.

“Dari Januari hingga 20 April kemarin, DBD di Banjarbaru ada sebanyak 366 kasus,” ucap Kadinkes Banjarbaru.

Di sisi lain juga, katanya, kasus DBD pada bulan April tidak sebanyak pada bulan sebelumnya, seperti pada Januari-Februari dimana kasus DBD di Banjarbaru naik secara signifikan.

“Kalau dibandingkan tahun kemarin memang lebih banyak tahun ini, karena kemarin peningkatan di Januari-Februari ada meningkat cukup signifikan,” sambungnya.

Baca juga: Silaturahmi Bersama Buruh-Kapolda, Serikat Pekerja Kalsel Tetap Menolak UU Citaker Hapus Outsourcing

Kasus DBD yang disebabkan akibat gigitan nyamuk aedes aegypti itu, memang selalu ada di Kota Banjarbaru sepanjang tahun, muncul juga tidak mengenal musim.

“Untuk kasus demam berdarah selalu ada di Kota Banjarbaru, karena DBD ini sepanjang tahun muncul tidak menunggu musim hujan ataupun musim panas,” jelas dia.

Meski tren kasus DBD menurun, pihaknya tetap sigap melakukan pemantauan hingga penanganan, serta pencegahan kasus DBD di rumah sakit maupun Puskesmas.

Untuk menekan angka kasus DBD dirinya mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satunya tidak memelihari jentik-jentik atau memberantas sarang nyamuk.

Baca juga: KPU Banjarbaru Rencanakan Launching Pilkada 2024 Akhir Mei

“Artinya Gertak Bapuputik jalan yaitu Gerakan Serentak Banjarbaru Basmi dan Punahkan Jentik nyamuk,” jelasnya.

Juhai meminta agar Gertak Bapuputik secara rutin dilakukan, minimal sekali dalam sepekan.

“Dinkes dan Puskesmas sudah sampaikan kepada Forum RT RW, kelurahan dan kecamatan untuk melaksanakan Gertak Bapuputik secara rutin dan berkesinambungan, tidak hanya sesaat tapi terus dilakukan,” anjurnya.

Dinkes Banjarbaru juga memberikan pelayanan bagi warga Banjarbaru yang memerlukan bubuk abate secara gratis bisa didapatkan di Puskesmas terdekat.

Baca juga: Jembatan Pulau Telo Tertabrak Kapal Pembawa Crane, Pj Bupati Cek Kondisi

Adapun bubuk abate adalah serbuk pestisida yang digunakan untuk mencegah berkembangbiaknya nyamuk dalam genangan air bersih.

Lebih jauh, di Banjarbaru dikatakan Kadinkes hingga saat ini belum ditemukan kasus kematian yang disebabkan karena penyakit DBD ini.

“Untuk pasien yang rawat inap di beberapa rumah sakit masih ada, tapi untuk yang sampai meninggal dunia karena kasus DBD tidak ada, mudah-mudahan jangan sampai terjadi,” tuntas Kadinkes. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter: wanda
Editor: bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca