Connect with us

HEADLINE

BPK Landu, Keteguhan Para Pemadam Api Karhutla yang Pantang Pulang Sebelum Padam!

Diterbitkan

pada

Ketua BPK Landu H Syarwani Foto : fikri

BANJARBARU, Kebakaran menjadi jamak saat musim kemarau seperti saat ini. Bukan hanya merambah hutan dan lahan (Karhutla) yang membuat keresahan nasional, tapi juga kebakaran permukiman yang banyak membuat ratusan warga di Kalimantan Selatan (Kalsel) kehilangan tempat tinggal, harta benda, bahkan nyawa!

Di tengah peristiwa tersebut, selalu ada sekelumit kisah tentang perjuangan dan pengorbanan. Sosok relawan yang tergabung dalam wadah tim pemadam kebakaran (Damkar). Baik yang merupakan bagian dari pemerintah maupun swasta.

Di antara sekian banyak damkar di Kalsel, khususnya di Kota Banjarbaru, BPK Landu sudah tidak asing lagi. BPK yang berdiri sejak 25 Mei 2005 ini, merupakan satu di antara puluhan damkar swasta di Kota Idaman yang konsisten memerangi Karhutla terutama di sekitaran wilayah Liang Anggang dan Landasan Ulin.

Kanalkalimantan.com menemui H. Syarwani, yang merupakan Ketua BPK Landu, di Sekretariat Landu Rescue, Jalan Achmad Yani Kilometer 19 Liang Anggang Banjarbaru. Kepada reporter Kanalkalimantan.com, sosok H. Syarwani bercerita suka duka BPK Landu dalam berjibaku memadamkan amukan si jago merah di Liang Anggang. Itu tidak mudah, karena yang sebagian besar merupakan tanah gambut.

“Kita di lokasi kebakaran terkadang kesulitan air, selain itu mesin juga tidak begitu (maksimal). Selang juga, jarak jangkau cuma 100 meter saja,” kisah Syarwani.

Banyak suka-duka yang ia dan tim BPK Landu alami dalam memerangi karhutla. Tentunya, tidak bisa digambarkan menyeluruh. “Waktu pemadaman yang di batas kota (Banjarbaru-Tanah Laut) itu diinfokan sudah kena 2 buah rumah. Alhamdulillah Landu bisa mengatasi keduanya. Intinya, kami masih bisa menanggulangi, Alhamdulillah, pemilik rumah senang dan berterimakasih dengan kita,” katanya.

BPK Landu ini memang tersohor militan dalam membasmi api. Di setiap terjadi kebakaran lahan, mereka pantang pulang sebelum padam. “Selama kemarau ini, kami (memadamkan api) hingga jam 4-5 dinihari baru pulang,” terangnya.

Lalu, bagaimana BPK Landu dalam menutupi biaya operasional? “Jadi kita berbagi (untuk) usaha. Maksudnya dibagi dua, sebagian untuk di rumah, di dapur, sebagian untuk unit (armada),” katanya.

Syarwani mengakui, dalam sekali operasional pemadaman karhutla, menghabiskan dana sebesar Rp500 ribu.  Selain dari masyarakat, BPK Landu juga menggalang dana dari sejumlah perusahaan dalam bentuk proposal. “Alhamdulillah kalau perusahaan lancar. Kalau kita di pemerintahan belum ada. Jadi kita menghimpun dari masyarakat. Alhamdulillah jalan saja,” ungkapnya.

Sepanjang perjalanan sejak berdiri 14 tahun silam, BPK Landu belum memiliki armada truk tangki. Mereka hanya memiliki mesin portable dan mobil taksi yang digunakan Syarwani sehari-hari dalam bekerja.

Seiring berjalannya waktu, BPK Landu menggalang dana yang dihimpun dari masyarakat dan mampu membeli satu mobil pick-up. “Pas musim kemarau beberapa tahun lalu, Alhamdulillah kami mampu membeli tangki. Ditukarkan mobil tangki itu dengan pick-up kami sebelumnya,” ujar Syarwani.

Selain itu, Syarwani juga menceritakan, ada masyarakat yang menghibahkan satu unit mobil yang diketahui merupakan warga sekitar sekretariat BPK Landu.

Dalam pemadaman kebakaran lahan, BPK Landu menerjunkan sedikitnya 5-6 orang yang tugasnya dibagi-bagi. Terkadang, menurut Syarwani, hanya 2-3 orang yang diterjunkan. “Tergantung anggota, karena sibuk bekerja tapi kalau sudah sore dan malam Alhamdulllah banyak saja yang terkumpul,” katanya.

Syarwani mengakui, jargon “pantang pulang sebelum padam” pernah dipakai dan dijadikan stiker di armada BPK Landu. Sesuai dengan semangat BPK Landu yang tidak ingin pulang sebelum api berhasil dipadamkan. “Kecuali saat isi air, kita tinggalkan sejenak buat isi air,” katanya.

Syarwani pun berharap, baik BPK Landu maupun damkar swasta lainnya di Kota Banjarbaru, mendapatkan perhatian dari pemerintah. Karena, keberadaan damkar swasta ini juga merupakan perbantuan dari damkar milik pemerintah, demi kebaikan masyarakat. Apalagi, dalam memerangi karhutla yang sudah menjadi musuh bersama. (fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->