Connect with us

Lifestyle

Bertema “Cultural Values”, Sasirangan Tampil di Indonesia Fashion Week 2019

Diterbitkan

pada

Indonesia Fashion Week (IFW) 2019 tampil dengan tema “Cultural Values” memperkenalkan budaya Kalimantan, termasuk sasirangan dari Banjarmasin. Foto : humpro banjarmasin

BANJARMASIN, Indonesia Fashion Week (IFW) 2019 kembali digelar di Jakarta Convention Center (JCC). Tahun ini, IFW mengambil tema “Cultural Values” . IFW menitikberatkan pada budaya Kalimatan karena memiliki kekhasannya tersendiri.

Niat Dekranasda Kota Banjarmasin bersama Pemko Banjarmasin memperkenalkan kain motif sasirangan hingga dikenal masyarakat luas akhirnya kesampaian.


Melalui gelar gelaran IFW 2019 yang dihelat Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APMI) Jakarta, kain tradisional asal Banua yang berumur ratusan tahun itu, ikut tampil dalam kegiatan yang diikuti beberapa provinsi di Indonesia.
“Belum banyak khasanah budaya Kalimantan, padahal rumpun masyarakat Kalimantan yang terdiri dari Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, dan Dayak Paser, memberikan nuansa unik,” kata Presiden IFW, Poppy Dharsono, Rabu 27 Maret 2019.

Acara yang sudah dihelat delapan kali ini akan menampilkan karya-karya desainer top tanah air. Tak hanya itu, desainer asal Myanmar, May Muat Waso, juga turut hadir dalam IFW tahun ini.

“Kita betul-betul mengharapkan bahwa sasirangan akan lebih tertangani dan bisa dikembangkan, sehingga bisa popular sekali di Jakarta dan di Indonesia, karena itu dengan adanya event ini para perancang akan berfokus kemudian mengeksplorasinya,” ujar Poppy Dharsono.


IFW, katanya lagi, ke depan akan menggelar kegiatan di kota lain, dan kota Banjarmasin bisa ikut serta dalam event tersebut.
Dengan begitu Kota Banjarmasin bisa memiliki tolok ukur untuk mengetahui posisi sasirangan dalam mode cullture Indonesia, sehingga bisa memacu untuk lebih memajukan kain sasirangan di tingkat nasional.

“Saya percaya karena sasirangan itu unik, dan sebetulnya secara global sudah ada sejak zaman dulu, dan motif lukisan itu continue tidak terputuskan. Oleh karenanya para desainer kami di sana harus mampu dan mengembangkan, sehingga betul-betul menjadi salah satu icon dari Kalimantan yang bisa membanggakan,” ucapnya.


Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, mengatakan, industri fashion berperan penting bagi ekonomi negara. Industri fesyen turut menyumbang 18 persen dari total Rp166 triliun pendapatan produk industri kretif.

Dengan adanya acara semacam ini, diharapkan geliat industri fesyen di Tanah Air semakin terangsang dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Bisa dibayangkan fashion week, fashion festival tidak ada, akan sangat menghambat kegairahan, menghambat ekosistem desainer dan sekelilingnya,” ujarnya. 

Apresiasi lain diberikan APPMI kepada Dekranasda Kota Banjarmasin adalah dengan melantik Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin Hj Siti Wasilah menjadi Ketua APPMI Cabang Kota Banjarmasin. Pelantikan yang dilaksanakan di Jakarta Conventtionn Center (JCC) itu dilakukan langsung oleh Ketua APPMI Pusat, Poppy Dharsono, yang juga pengusaha serta desainer nasional.

Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina yang hadir dalam pelantikan menyatakan, surprise dengan acara IFW yang sudah kali ke-8 dilaksanakan. Menurut Ibnu Sina, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengangkat semua potensi lokal yang ada di setiap daerah di Indonesia.


Spirit Borneo Culture Value itu artinya bicara tentang Kalimantan, ada lima provinsi yang ada di pulau Kalimantan, jadi budaya lima provinsi itulah yang diangkat dalam kegiatan tersebut. “Ada penampilan Suku Dayak, souvenirnya dari Banjarmasin (sasirangan), bakul purun, kemudian juga kearifan-kearifan lokal lainya, atau yang mereka gunakan dalam keseharian seperti menggunakan pakaian dari kayu, dan itu menjadi salah satu trend yang diangkat IFW ke-8 tahun 2019 ini,” pungkas Ibnu Sina. (mario)

Reporter : Mario
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->