Connect with us

Kesehatan

Awas! Masjid Jadi Tempat Berisiko Penularan Covid-19 Saat Ramadhan

Diterbitkan

pada

Warga melaksanakan ibadah shalat tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (12/4/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

KANALKALIMANTAN.COM – Saat Ramadhan masjid cenderung lebih penuh dan lebih padat aktivitas dari pada biasanya. Itulah kenapa menurut Epidemiolog Universitas Hasanuddin Ansariadi, S.K.M., M.Sc.PH., Ph.D mesjid jadi tempat berisiko tempat penularan Covid-19.

Ini terjadi karena di masjid berpotensi terjadinya banyak kerumunan, dari mulai kajian, shalat tarawih hingga buka puasa bersama.

“Kalau buka puasa bersama pasti ada interaksi yang cukup besar, karena orang pasti akan membuka masker, kemudian terjadi bincang-bincang, yang mungkin lebih dari waktu 15 menit,” ujar Ansari dalam acara webinar HMI beberapa waktu lalu.

Warga melaksanakan ibadah shalat tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (12/4/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

Lebih lanjut, risiko penularan Covid-19 yang bisa menjadikan masjid sebagai risiko penularan tinggi, apabila ada orang yang positif Covid-19 tanpa gejala (asimtomatik) atau yang bergejala ringan datang ke masjid tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker face shield dan sebagainya.

Baca juga : Jokowi Teken Keppres Cuti Bersama Libur Lebaran dan Natal 2021

Risiko itu kemudian ditambah orang yang berkomunikasi dengan orang positif Covid-19 tersebut, sama-sama tidak menggunakan masker. Selanjutnya komunikasi dilakukan lebih dari 15 menit, sehingga kemungkinan besar tertular.

“Oleh karena itu, kalau kita datang ke mesjid, rapat, berdiskusi lebih dari sekitar 15 menit tanpa menggunakan masker, itu yang besar risikonya,” papar Ansari.

Baca juga : Gempa Bumi Susulan di Kabupaten Malang Masih Terjadi Hingga 11 Kali

Melihat dari pengamatan Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya, jumlah jamaah di masjid saat 2 minggu terakhir bulan Ramadhan akan cenderung berkurang. Tidak seperti pada 2 minggu pertama, jumlah jamaah yang shalat tarawih cenderung lebih padat dan lebih banyak.

“Jumlah jamaah di 2 minggu ke belakang semakin berkurang. Sehingga risikonya itu kemungkinan ada pada 2 minggu pertama, karena jamaah di masjid itu cukup penuh,” pungkasnya.(Suara.com)

 

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->