Kanal
2 Bulan Lumpuh, Pemuda Ini Ditemani Sahabat Saat Ayahnya Bekerja jadi Tukang Parkir
Teks: Apris yang dalam kondisi sakit ditemani sahabatnya karena ayahnya sedang bekerja sebagai tukang parkir.
Foto: Ron
MARTAPURA, Pandangan matanya nampak nanar. Namun, sesekali Apris Safrudin (21) masih sempat memberikan senyum kepada awak media yang datang ke rumah kontrakannya berukuran 4×4 meter di desa Tunggul Irang, Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar.
Apris terbaring lemah tak berdaya dengan posisi telentang sedikit miring kebagian kanan. Remaja yang tercatat sebagai anggota Barisan Pemadam Kebakaran Barakat Murung Pelabuhan Martapura ini hanya bisa pasrah meratapi nasibnya yang sudah terkolek selama 2 bulan terakhir. Dan nyaris lumpuh total.
Kondisinya begitu lemah, namun masih mampu bicara. Remaja ini mengaku kedua kakinya tak bisa digerakan lagi. Begitu juga dengan tangan sebelah kiri. Apris hanya bisa menggerakan tangan kanan itu, menceritakan ikhwal mengenai penyakit yang dideritanya.
“Ini tinggal tangan kanan yang masih bisa digerakkan sedikit,†ujarnya sembari berusaha menggerakkan bagian kanan tangannya.
Derita Apris semakin bertambah dengan adanya borok di bagian bokong, akibat terlalu lama berbaring. Untuk tidak terlihat menyeramkan, sang ayah harus menutupinya dengan pampers dan mengganti setiap malam.
Untungnya, Apris masih punya beberapa sahabat sejati. Saat disambangi Minggu (19/11) siang, Apris ditemani Aan, yang juga merupakan anggota BPK dan teman bermain sejak kecil. Menurut Aan, ia dan teman-teman secara bergantian membantu dan menemani Apris jika siang hari. “Kalau siang bapaknya kerja sebagai tukang parkir di obyek wisata pemancingan Bincau, jadi kita yang temanin. Bapaknya malam baru ada, kalau ibunya sudah lama meninggal,” ujarnya.
Menurut Apris deritanya tersebut berawal dari kecelakaan lalu lintas yang terjadi di depan komlek Genteng Merah Martapura. Akibat peristiwa itu ia kemudian dirujuk ke rumah sakit Pelita Insani untuk menjalani perawatan. Namun, kondisi kesehatannya semakin menurun hingga sekarang.
Segala upaya untuk kesembuhannya sudah dilakukan. Termasuk perawatan di rumah sakit Ratu Zalecha Martapura menggunakan jaminan kesehatan BPJS untuk pengobatan luka. Sementara untuk kelumpuhannya BPJS tidak bisa menanggungnya lantaran penyebabnya lakalantas.
Apris disarankan untuk berobat di Banjarmasin menghubungi pihak jasa raharja untuk mengobati kelumpuhannya tersebut. “Sekarang lagi di urus sama bapak, tapi bapak ragu juga, soalnya kalau saya dirawat di Banjarmasin juga perlu biaya, yang nunggu juga ngga ada, ” katanya.
Lebih jauh apris mengatakan ia ingin sekali mendapat perawatan medis, agar bisa kembali seperti sediakala. “Saya ingin sembuh, saya tidak mau selalu merepotkan orang lain” ujarnya.
Ditemukannya Apris dengan kondisi memprihatinkan seperti ini, menambah daftar panjang potret kemiskinan di Kabupaten Banjar. Meskipun demikian harapannya untuk bisa secepatnya berobat masih tetap ada. Jika dibiarkan terus menerus terbaring seperti ini, tidak menutup kemungkinan remaja ini akan benar-benar lumpuh total. (ron)
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Sejarah 1 Mei 1952 : Dari Afdeeling Amoentai Menjadi Kabupaten Hulu Sungai Utara
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Laga Terakhir Timnas Indonesia Berharap Juara Ketiga Piala Asia U-23
-
Kota Banjarmasin3 hari yang lalu
Asa Warga Banjarmasin Timnas Indonesia Masuk Olimpiade Paris 2024
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara2 hari yang lalu
Cabang Musabaqah Syarhil Qur’an Kafilah HSU Putra Putri Lolos ke Final
-
Bisnis1 hari yang lalu
D’Bakso Hadir Manjakan Lidah Warga Palangkaraya dengan Ragam Menu Bakso
-
Kota Banjarmasin1 hari yang lalu
Unjuk Rasa Mahasiswa Banjarmasin di Hari Buruh Sedunia