Kanal
Petani Bingung Hadapi Tikus
KOTABARU, Kalangan petani tanaman padi masih terkendala dengan hama tikus dan hal tersebut menjadi perhatian besar bagi para petani agar gangguan hama bisa dihilangkan atau minimal dapat di minimalisir, karena dengan kondisi demikian tentunya dapat mempengaruhi hasil produksi panen.
Pemandangan itu dialami oleh warga tani yang berada di Kecamatan Kelumpang Selatan bahkan hingga sekarang yang sudah memasuki musim tanam ketiga kalinya hama tikus terus saja menjadi perhatian besar.
Salah satu anggota kelompok tani Maju Makmur Desa Pembelacanan, Suli Sarwono Kamis (21/09), kepada Kalimantan View menjelaskan, untuk kendala utamanya adalah hama tikus karena itu dapat merugikan masyarakat saat akan memanen hasilnya.
“Bahkan ada juga petani yang pada saat akan memanen hasilnya justru tidak mendapatkan hasil apa-apa karena tikus yang menyerang padinya,†katanya.
Kalau bicara kerugian, katanya melanjutkan, tentunya pasti dialami para petani ketika hama tikus menyerang dan perkiraan hitungan nominalnya untuk 1 hektarnya mencapai kisaran Rp 7 – 8 juta dan itu menjadi pemikiran dan perhatian bersama dikalangan petani.
Meskipun sudah ada bantuan yang disalurkan oleh pihak Pemerintah Daerah melalui instansi Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Kotabaru namun hanya pada pengendalian khusus pra tanam atau sebelum memasuki menanam padi selepasnya tikus tetap saja menyerang lahan.
“Melihat itu tentu para petani harus berpikir ekstra agar bisa mengatasi kendala yang dihadapi, untuk sementara para petani ada yang juga memberikan racun Posvit yang dicampur dengan makanan tikus yakni gabah dan sebagainya. Tapi, walaupun begitu yang namanya tikus selalu saja ada apalagi disaat pase padi sudah mulai bunting,†jelasnya.
Menurutnya, yang paling bagus untuk menghambat penyebaran hama tikus harus menggunakan pagar dari plastik hanya saja biayanya yang relatif lumayan tinggi sehingga hanya sebagian saja petani dapat menerapkannya.
“Ada memang bantuan pagar plastik dari instansi terkait namun hanya untuk lahan 1 hektar saja dan itu pastinya masih belum mencukupi. Akan tetapi, saya bersyukur untuk cuaca seperti sekarang ketersediaan air bagi lahan pertanian dirasa cukup sehingga tidak mempengaruhi tumbuh kembang tanaman dan hanya tikus saja yang menjadi kendala utama kami di lapangan,†tandasnya.
-
Kota Banjarmasin3 hari yang lalu
Nobar Piala Asia U-23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota Banjarmasin
-
Kota Banjarmasin2 hari yang lalu
Polresta Banjarmasin Tengah Selidiki Kasus Bayi Meninggal Saat Persalinan
-
HEADLINE23 jam yang lalu
Lelaki di Banjarmasin Habisi Kakak Ipar, Jasad Dibuang ke Wilayah Kintap
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Kasus Cuci Uang Narkoba Fredy Pratama, Sang Ayah Divonis 20 Bulan Penjara
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara3 hari yang lalu
Pengedar Sabu di Desa Paminggir Seberang Diringkus Polisi
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Relokasi Normalisasi Sungai Kuranji di Cempaka Warga Ada yang Tak Setuju