Kota Banjarmasin
Ingin Custom Motor Jadul? Ini Salah Satu Buildernya di Banjarmasin
BANJARMASIN, Dunia otomotif roda dua Kalsel kini tengah menggandrungi membangun sepeda motor berkonsep klasik. Berbasis motor-motor tua lansiran tahun 70-an sampai keluaran tahuan 90-an banyak dibikin konsep retro.
Sebagai salah satu kelas dari sepeda motor modifikasi, genre custom culture retro atau klasik dinilai beberapa orang tidak tidak akan lekang oleh zaman. Belakangan memmbangun motor tua pun dilirik Presiden Joko Widodo dengan membeli motor custom jenis Chopper dari salah satu bengkel di Jakarta. Elders Custom berkaloborasi dengan creator frame motor klasik ternama Indonesia Kickass Chopper dengan membandrol harga Rp 140 juta.
Melihat hal ini, mendorong sejumlah bengkel modifikasi khusus motor tua mulai kebanjiran order. Salah satunya adalah bengkel spesialis motor tua di bilangan Gatot Subroto, Banjarmasin.
Amang Ramli demikian disapa, pemilik bengkel tersebut mengatakan, potensi pasar motor tua keluaran Eropa, Amerika maupun Jepang yang berjenis klasik menjadi efek lebih dari bengkel-bengkel yang khusus menerima ‘pasien’ motor berumur puluhan tahun.
Di bengkel ini banyak ditemui motor keluaran tahun lawas yang terparkir menunggu giliran untuk diperbaiki.
Ya, sejak tahun 80-an Amang Ramli sudah menggeluti bengkel motor tua ini. Dan sekarang, aku Amang Ramli, banyak konsumen anak muda yang membawa motornya untuk di-custom menjadi motor tua atau memperbaiki motor yang dasarnya sudah berumur tua untuk dibangunkan kembali.
“Sekarang anak muda yang sering ke sini untuk memodifikasi motornya menjadi jenis japstyle, bratsyle, indian kultur motorcycle sampai american army motorcycle,†ungkapnya.
Biaya yang dipatoknya bervariatif untuk custom motor klasik, dari mengubah rangka motor dikenai Rp 500 sampai Rp 1,5 juta, tergantung tingkat kesulitan. Membedah mesin tua seperti Harley Davidson jenis sporters, BSA, Norton, CB Hornet500 bisa dikenai biaya Rp 100 sampai Rp 5 juta, tergantung mesin dan sparepart yang harus diperbaiki.
“Saya sendiri masih mengoleksi beberapa motor Eropa maupun Jepang tahun edisi 60-80-an, diantaranya BSA, Honda CB Twin dan Norton, sisanya motor yang keluaran tahun 90-an sampai 2000-an saya jadikan bentuk klasik,†ungkapnya.
Menurut Amang Ramli, pangsa pasar untuk kelas retro atau klasik memang tak sebesar motor skutik atau sport. Mungkin, jumlahnya hanya sekitar 10 persen. Namun dari 10 persen itu saja sejumlah bengkel modifikasi masih kebanjiran order. Misalnya, di bengkel miliknya sudah ada beberapa calon pelanggan yang masuk daftar tunggu untuk ‘dibangun’.
“Alhamdulillah, syukur masih ada yang suka dengan budaya motor antik di tengah dunia motor matic dan sport yang merajai pasaran terbesar di Indonesia saat ini,†katanya.
Dalam membangun motor-motor tua untuk ‘dihidupkan’ kembali, Amang Ramli dibantu anaknya dan 3 pekerja mengarap motor pelanggannya. Amang Ramli sendiri juga terkenal sebagai pendiri komunitas motor klasik yaitu BMC “Borneo Motor Club†di Banjarmasin. (ammar)
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari
-
Bisnis3 hari yang lalu
Syamsudin Noor Jadi Bandara Domestik, Begini Respon Wali Kota Banjarbaru
-
HEADLINE17 jam yang lalu
Mengulang Pertarungan di Pilgub Kalsel, Denny Indrayana Lamar Nasdem
-
HEADLINE2 hari yang lalu
H Muhidin Siap Lamar Semua Parpol, Incar Cagub Kalsel Gandeng Hasnur
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Proyek Trotoar Jalan Kemuning Langsung Drainase, Begini Respon Warga yang Pagarnya Kena Bongkar
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Warga Muhammadiyah Banjarbaru Berhalalbihalal di Masjid At Taqwa
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Dua Hari Hilang di Tengah Rawa, Kakek Syahdan Ditemukan Selamat