Connect with us

Kanal

Wisatawan Serbu Tahura Sultan Adam di Libur Panjang Lebaran

Diterbitkan

pada

Wisatawan mendatangi obyek wisata Tahura Sultan Adam, Mandi Angin, saat libur lebaran Foto: rendy

MARTAPURA, Wisata di Taman Hutan Raya Sultan Adam, Jalan Ir Pangeran Mohammad Noor, Desa Mandiangin Timur, Kecamatan Karang Intan, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, masih menjadi favorit warga saat memanfaatkan momen libur panjang lebaran. Ini terbukti dengan membeludaknya pengunjung yang berdatangan hingga, Senin (18/6) lalu.

Menurut Rahman, salah seorang petugas retribusi yang menjaga di pintu gerbang wisata yang kerap dikenal dengan bukit mandiangin tersebut, Senin (18/6) hingga pukul 14.00 Wita, pada hari itu, ada sebanyak 650 pengunjung yang berdatangan dari berbagai penjuru Kalimantan Selatan untuk menikmati berbagai wahana di tempat tersebut.

“Hingga pukul 14.00 ini saja sudah ada sekitar 650 pengunjung yang masuk. Belum tahu lagi hingga sore atau malam nanti, mungkin bisa lebih dari 1000 pengunjung, mengingat puncak pengunjung datang pada sore hari,” akunya.

Rahman juga menjalaskan, untuk puncak pengunjung terbanyak yang berdatangan pada libur panjang ini terjadi Minggu (17/6). Total pengunjung yang datang ada sekitar 1.800 orang, sedangkan Sabtu (16/6), jumlah pengunjung kurang lebih ada 1.000 orang.

Objek wisata yang jaraknya hanya kurang lebih 30 menit dari Pusat Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar ini seakan menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat. Hal ini karena jarak yang masih dekat dari pusat kota.

Objek wisata yang kerap disebut bukit mandiangin ini pun menawarkan berbagai pilihan wahana. Seperti kebun binatang, air terjun, taman bermain, kolam pemandian, puncak reporter, tengger, tirai hujan, hingga tempat peternakan lebah yang mana para pengunjung bisa langsung menikmati madunya di sarang tersebut.

Menutur Rahman untuk biaya masuk yang ditawarkan juga tidak mahal yaitu, Rp 5000 per orang dan asuransi sebesar Rp 1000, sedangkan untuk roda 2 dikenakan tarip Rp 10.000 dan roda 4 dikenakan biaya masuk sebesar Rp 25.000 itupun sudah termaksuk parkir.

Selain itu untuk menjaga kebersihan pihaknya juga membagikan kresek atau bungkus pelastik besar yang nantinya digunakan para pengunjung untuk membuang sampah, “Kita kasih juga kantong pelastik besar, supaya pengunjung tidak membuang sampah sembarangan, agar kebersihan tetap terjada,” ujar Rahman.

Kebersihan dan kenyamanan yang ditawarkan di objek wisata ini dibenarkan oleh H. Muhtar (70) salah seorang pengunjung asal Banjarmasin yang datang dengan keluarganya dengan menggunakan sebuah mobil roda 4 dan mengatakan, “Harga yang ditawarkan standar dan tidak begitu mahal, sedangkan untuk kebersihan dan kenyamanan tempat ini cukup bagus,” akunya.

Dengan segelas kopi diwarung puncak bukit mandingain, Muhtar bercerita dulunya semasa muda dia sering datang ketempat ini. Tentang keadaan mandiangin kala tahun 1970 an menurutnya dia mendatangi tempat ini dulu untuk berkemping Bersama teman-temannya sewaktu masih kuliah, dan hutan kala itu masih terlihat lebat dan tidak seperti sekarang ini.

“Dulu pohonnya besar-besar, banyak pohon pisang disini sekarang udah puluhan tahun saya tidak kesini, bukit mandinangin sudah maju, wisatanya sudah bagus dan dikelola dengan baik,” ujarnya.

Muhtar juga bercerita dulu masih banyak hewan-hewan yang berkeliaran ditempat ini, namun sekarang sudah tidak terlihat lagi, sebutnya sambil tertawa, “Mungkin hewannya masuk kehutan sana,”ucapnya sambil menunjuk kearah belakang bukit.

Ketika ditannya bagai mana harapannya tentang keadaan mandiangin sekarang, dia mengatakan. “ya cukup dipertahankan saja lagi objek wisata seperti ini, kalo bisa wahananya ditambah lagi, supaya dapat menambah mepasukan pemerintah tentunya membuat masyarakannya sejahtera juga,” pungkasnya. (rendy)

Reporter:Rendy
Editor: Cell


Uploader Terpercaya Kanal Kalimantan

iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->