Connect with us

Kotabaru

Tradisi Membuat Bubur Asyura Warga Kotabaru, Upaya Berbagi Dikala Pandemi

Diterbitkan

pada

Teks: Warga jalan Kaca Piring membuat bubur Asyura Foto: muhammad

KANALKALIMANTAN.COM, KOTABARU – Tradisi membuat bubur Asyura menjadi bagian yang dilakukan masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel).

Namun di tengah suasana pandemi Covid-19, kegiatan membuat bubur Asyura ini dilakukan lebih dengan penerapan protokol kesehatan tanpa mengurangi nilai sejarah di balik cerita Asyura tersebut.

Dalam memaknai hari Asyura, mengingatkan di antaranya adalah saat Perang Badar ketika Nabi Muhammad SAW memerintahkan prajuritnya untuk membuat dan menambah porsi makanan berupa bubur yang diperuntukkan bagi pasukannya.

Dan bertepatan 10 Muharram ini pula, terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husain dalam perang Karbala.

 

Baca juga: UPDATE. Covid-19 Banjarbaru Hari Ini Tambah 31 Kasus, 4 Orang Meninggal Dunia

Oleh karenanya selain mengingat momen tersebut, masyarakat juga ada yang melakukan puasa sunnah.

Kegiatan ini juga dalam rangka mempererat tali silaturahmi antar sesama.

Seperti yang terlihat di masyarakat yang ada di jalan Kaca Piring Desa Sungai Taib Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru.

Sejak Kamis (19/8/21) pagi, mereka bekerja sama untuk membuat bubur Asyura dengan 41 macam bahan-bahannya.

Dijumpai salah satu pembuat bubur Asyura siang tadi, Risnawati kepada kanalkalimantan.com mengatakan, ini merupakan kali pertama mereka melaksanakan pembuatan bubur Asyura di lingkungannya.

“Untuk di lingkungan kami ini yang pertama kami mengadakan kegiatan seperti ini, sebelumnya ada juga secara rutin dilakukan oleh masyarakat lainnya di dekat tempat tinggal saya.

Akan tetapi pada prinsipnya, banyak hal yang didapat dalam prosesi pembuatan bubur ini seperti halnya meningkatkan jalinan silaturahmi antar sesama warga dan itu tentu membawa dampak positif,” ujar perempuan yang akrab disapa Resna ini.

Baca juga:Segera Beroperasi, Pedagang Pasar Laura Banjarbaru Mulai Ambil Undian Nomor Lapak

ndati demikian, lanjut Resna, di saat pandemi Covid-19 menerapkan protokol kesehatan menjadi suatu keharusan dan kewajiban bagi masyarakat sebagaimana yang telah dianjurkan pemerintah.

Untuk pembagian bubur, ada yang langsung diantar ke rumah-rumah warga dan ada pula yang datang mengambilnya itu dilakukan untuk menghindari kerumunan.

“Kita juga harus menyadari dimana sekarang menjaga kesehatan merupakan hal utama dan menerapkan 5 M yang secara tidak langsung kita ikut memutus mata rantai penyebaran virusnya,” jelasnya.

Senada dengan Resna, salah satu warga penerima bubur Asyura menyatakan, kegiatan tersebut memiliki nilai yang begitu baik selain menjaga silaturahmi dan kekeluargaan juga dapat memaknai hari Asyura yang penuh dengan cerita sejarah.

“Alhamdulillah tahun ini warga di sini bisa membuat bubur Asyura, dan saya sebagai warga sangat senang, walaupun Covid-19 masih saja melanda tapi bisa kita lihat antusias mereka sangat baik,” ucap Sa’diah. (Kanalkalimantan.com/Muhammad)‌

Reporter: muhammad
Editor: cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->