Connect with us

Kalimantan Selatan

Sekolah Ngotot PTM, Ini Kata Tim Ahli Satgas Covid-19 Kalsel  

Diterbitkan

pada

Pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Foto: nurul

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Sejak Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri No 3 tahun 2021 mengenai anjuran Pembelajaran Tatap Muka (PTM), banyak sekolah yang menyambut hangat surat edaran itu.

Pasalnya hampir seluruh murid dan orangtua sudah lama menginginkan belajar di kelas. Seperti di Kabupaten Banjar yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka bertahap sejak bulan Mei.

Di sisi lain, pertambahan kasus Covid-19 di Kalsel terus meroket dan ada kasus meninggal dunia setiap harinya.

Apakah tidak takut persebaran covid-19 akan berdampak terhadap guru dan murid di sekolah?

 

 

Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas (plt) Kepala Dinas Pendidikan Kab Banjar, Liana Penny saat ditemui mengatakan, sudah ada solusinya agar pencegahan penyebaran covid-19 dan pembelajaran tatap muka dapat berjalan dengan berdampingan.

“Pembelajaran tatap muka dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, jadi Insyaallah cukup aman menurut saya. Jangan sampai ada kasus guru ataupun murid positif Covid-19 karena hal ini,” ujarnya.

Baca juga: Riwayat Hidup Tuan Guru KH Muhammad Sani, Pendiri Ponpes Al Falah Banjarbaru yang Fotonya Tak Hangus saat Kebakaran Hebat

Anggota Tim Ahli Satgas Covid-19 Kalimantan Selatan, Hidayatullah Muttaqin punya analisis atas kebijakan Kemendikbud tersebut dan data pertambahan kasus Covid-19 di Kalsel. Ia menyimpulkan bahwa pembelajaran tatap muka hanya akan menjadi kegiatan yang berkontribusi terhadap membengkaknya jumlah persebaran Covid-19.

“Pembelajaran tatap muka pada saat pandemi tidak terkendali, bahkan terjadi pertumbuhan kasus Covid-19 secara eksponensial hanya akan menyebabkan semakin lajunya penularan dan membuat anak sekolah, orangtua, guru dan staf pada posisi yang rentan. Karena itu PTM sudah seharusnya ditunda,” kata Hidayatullah Muttaqin kepada Kanalkalimantan.com, Jumat (16/7/2021).

Anggota Tim Ahli Satgas Covid-19 Kalimantan Selatan, Hidayatullah Muttaqin. Foto: nurul

Hidayatullah beranggapan bahwa protokol kesehatan ketat yang dipantau langsung oleh Dinas Pendidikan maupun tim lain saat proses belajar mengajar di sekolah tidak menjamin adanya penekanan terhadap penyebaran kasus Covid-19.

“Tidak ada jaminan bahwa guru, staf sekolah, dan murid tidak terpapar Covid-19. Sementara tingkat pemahaman dan kepatuhan anak-anak terhadap protokol kesehatan adalah paling rendah,” katanya.

“Hentikan dulu PTM untuk keselamatan guru dan murid, lakukan kajian yang mendalam agar pelaksanaan PTM berdasarkan data dan riset, bukan hanya sekedar keinginan,” tegasnya menolak keras.

Baca juga: Covid-19 Kalsel Terus Rekor, 869 Sekolah di Banjar ‘Ngegas’ Pembelajaran Tatap Muka!

“Lebih baik melakukan pembelajaran jarak jauh atau door to door, walaupun kualitas belajar menurun itu memang kenyataan yang kita hadapi saat pandemi. Sekarang fokusnya adalah keselamatan dari bahaya Covid-19 dan penurunan kualitas pendidikan tidak terlalu dalam,” kata Hidayatullah.

Ia mengatakan ada syarat-syarat tertentu terkait waktu yang ideal untuk menerapkan pembelajaran tatap muka. “Jika pandemi sudah dalam keadaan terkendali, kasus rendah, tingkat positivitas di bawah 5% dalam dua minggu berturut-turut, testing tinggi lebih dari 1/1000 penduduk per minggu, tracing tinggi di atas 15 kontak erat dari setiap seorang penderita Covid-19, seluruh guru dan murid sudah divaksin dan cakupan vaksinasi di masyarakat sudah lebih dari separuh populasi,” ujarnya. (kanalkalimantan.com/nurul)

Reporter: nurul
Editor: bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->