Connect with us

KOLOM MAHASISWA

Plastik dan Tantangan Problem Lingkungan ke Depan

Diterbitkan

pada

Plastik menjadi problem lingkungan yang saat ini dihadapi Foto: net

Plastik adalah jenis makromolekul yang dibentuk dengan proses polimerisasi, yaitu penggabungan beberapa molekul sederhana (monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar yang disebut dengan polimer. Plastik merupakan senyawa polimer yang unsur penyusun utamanya adalah karbon dan hidrogen. Saat ini, plastik menjadi problem utama lingkungan!
———————–
Oleh: Ikhsan Mustari, Nina Noviyanti, Risaldi Ridwan dan Azidi Irwan.
(Mahasiswa dan Dosen Program Studi Kimia FMIPA ULM Banjarbaru)
————————
Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang sering digunakan adalah naphta, yaitu bahan yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau gas alam. Sebagai gambaran, untuk membuat 1 kg plastik memerlukan 1,75 kg minyak bumi, untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya maupun kebutuhan energi prosesnya. Umumnya sampah plastik memiliki komposisi 46% polyethylene (HDPE dan LDPE), 16% polypropylen (PP), 16% polystyrene (PS), 7% polyvinyl chloride (PVC), 5% polyethylene terephthalate (PET), 5% acrylonitrile-butadiene-styrene (ABS), dan 5% polimer-polimer yang lainnya.

Awalnya, kantong plastik digunakan untuk mengganti penggunaan kantong kertas yang pembuatannya memerlukan banyak energi dan tidak ramah lingkungan. Pada tahun 1959, Sten Gustaf di Swedia menciptakan kantong plastik dengan maksud untuk menyelamatkan bumi karena penggunaan kantong kertas memerlukan bahan baku berupa kayu pohon.

Hal ini mengakibatkan gundulnya hutan karena diperlukan bahan baku kayu yang banyak untuk memenuhi kebutuhan kantong kertas yang semakin menigkat. Sten Gustaf bermaksud menciptakan kantong plastik yang kuat dan tahan lama agar dapat dipakai berkali-kali.

Namun pada kenyataannya, masyarakat sekarang menggunakan kantong plastik untuk sekali pakai dan membuangnya begitu saja. Hal ini menimbulkan masalah yang baru lagi, dimana kantong plastik yang sulit terurai di lingkungan pada ujungnya akan mencemari lingkungan.

Zaman semakin maju, jenis-jenis plastik pun semakin banyak ditemukan dan menjadi kebutuhan utama manusia. Kini masyarakat hampir mustahil untuk bisa melepaskan diri dari ketergantungan terhadap plastik ini. Mulai dari perabotan rumah tangga hingga kemasan dari produk-produk hasil industri, sebagian besar semuanya menggunakan plastik.

Padahal di zaman dahulu, manusia bisa hidup tanpa plastik sama sekali. Namun, ditemukannya plastik dan jenis-jenis plastik lainnya, hingga ketergantungan manusia terhadapnya bukan menjadi sumber permasalahan utama. Pada akhirnya, pola hidup manusia yang tak memikirkan dampak atas perbuatannya lah yang menghancurkan masa depan bumi sebagai lingkungan tempat tinggal manusia itu sendiri.

Menurut salah satu badan penelitian mengatakan bahwa setiap hari masyarakat ketergantungan terhadap plastik semakin tinggi, namun bahaya yang timbulkannya kurang disadari oleh masyarakat. Penggunaan bahan plastik dalam kehidupan sehari-hari tidak perlu dikhawatirkan jika kita tau cara penggunannya. Plastik yang aman untuk digunakan pada suhu tertentu dan minyak/lemak untuk kemasan makanan adalah plastik yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Namun, tidak semua produk kemasan plastik memenuhi standar SNI. Maka dari itu kita harus lebih teliti untuk memasukan makanan atau minuman panas ke dalam plastik.

Beberapa bahaya yang ditimbulkan plastik bagi kesehatan tubuh, pertama dapat menyebabkan kanker yang mana plastik mengalami penguraian sebagai dioksin di lingkungan, kemudian terbawa gas dan ikut masuk ke dalam rantai makanan yang berujung kepada manusia.

Kedua menganggu sistem saraf, plastik yang telah terurai di lingkungan menjadi dioksin yang jika terhirup oleh manusia menyebabkan kerusakan sistem saraf berimbas pada kinerja organ dalam lain. Selain itu, juga menyebabkan gangguan reproduksi dimana bahan kimia yang terkandung dalam plastik masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang kita makan dan yang terakhir dapat menyebabkan radang paru-paru.

Selain menganggu kesehatan tubuh ternyata plastik juga menggangu ekosistem lingkungan, seperti pembuangan plastik yang tidak pada tempatnya dapat menyumbat aliran seperti sungai sehingga menyebabkan terjadinya banjir. Plastik yang tertimbun di dalam tanah susah untuk dihancurkan oleh tanah sehingga menurunkan kesuburan tanah, selain itu pembuangan sampah plastik di laut dapat menganggu kehidupan hewan di laut dan menjerat hewan tersebut. Bahan kimia yang terkandung dalam plastik dapat juga menyebabkan pencemaran air, dan yang terakhir plastik yang dibuang sembarangan seperti ke sungai atau laut maka hewan yang tinggal di laut akan makan plastik tersebut dan meracuni hewan.

Umumnya proses terurai sampah plastik berlangsung sangat lambat, diperlukan waktu puluhan hingga ratusan tahun agar plastik terdegradasi menjadi butiran atau puing-puing plastik melalui berbagai proses fisik, kimiawi, maupun biologis. Plastik yang terdegradasi menjadi butiran-butiran plastik yang sering disebut dengan mikroplastik.

Mikroplastik merupakan partikel plastik yang diameternya berukuran kurang dari 5 mm. Mikroplastik berdasarkan ukurannya terbagi lagi menjadi dua, yaitu ukuran besar (1-5 mm) dan ukuran kecil (<1 mm). Morfologi mikroplastik secara luas digolongkan menurut ukuran, bentuk dan warna. Ukuran menjadi faktor penting berkaitan dengan jangkauan efek yang diakibatkan pada organisme. Luas permukaan yang lebih besar bila dibandingkan dengan volume membuat mikroplastik berpotensi melepas bahan kimia dengan cepat. (*)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->