Connect with us

HEADLINE

PAN di Persimpangan Jalan, Antara ‘Rayuan Manis’ Golkar dan Kesetiaan Bersama Nasdem!

Diterbitkan

pada

Kesetiaan PAN menjadi kunci bagi duet Martinus-Jaya di Pilakada Banjarbaru saat ini Foto: olah digital kanalkalimantan/andy

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Peta politik di Pilkada Banjarbaru berubah cepat. Nasib gabungan parpol yang sebelumnya menyokong duet incumbent, seolah kehilangan ‘perekat’ hingga terpencar menjadi beberapa poros baru.

Bahkan, posisi incumbent yang saat ini diwakili Darmawan Jaya Setiawan yang berduet dengan bakal calon Wali Kota Martinus, justru harus berjuang ekstra mendapat sokongan partai tambahan karena haya bermodal pas-pasan 6 kursi legislatif.

Duet Martinus – Jaya yang disokong kekuatan koalisi 2 partai politik yakni Nasdem dan PAN, belum bisa dipastikan aman 100%. Dinamika politik di Banjarbaru yang memunculkan duet baru kader Golkar yakni Gusti Iskandar-AR Iwansyah, bisa saja mengancam menarik PAN sebagai imbas koalisi provinsi di Pilkada antara Golkar-PAN yang menyokong incumbent Gubernur Kalsel Sahbirin Noor-Muhidin.

Sebelumnya, DPD Golkar Kalsel secara resmi merekomendasikan duet Gusti Iskandar -AR Iwansyah ke DPP Golkar, untuk laga Pilkada Banjarbaru.

Bahkan, untuk memenuhi syarat pencalonan jumlah kursi di parlemen, Golkar dikabarkan telah berkoalisi dengan PKB. Artinya, pasangan ini telah mengantongi 8 kursi di parlemen DPRD Banjarbaru (Golkar 5 kursi dan PKB 3 kursi).

Kendati sudah mempunyai modal awal untuk maju ke panggung Pilkada Banjarbaru, duet Gusti Iskandar- Iwansyah nampaknya masih belum puas. Pasangan ini melirik 2 parpol lain yakni PKS dan PAN, untuk ikut bergabung dalam koalisi.

“Koalisi dengan PKB sudah positif. Kami akan melakukan penjajakan dengan PKS dan PAN,” kata Ketua Harian DPD Golkar Kalsel, H Supian HK, Jumat (21/8/2020) siang.

Nah, di sinilah letak persoalannya. Kabar bahwa PAN telah berada di gerbong koalisi pengusung duet Martinus-Jaya, tentu harus disadari oleh duet Gusti Iskandar-AR Iwansyah. Namun, julukan politik yang dinamis, tentu menjadikan ajang saling sikut mendapatkan dukungan parpol adalah hal yang lumrah.

Koalisi Nasdem dan PAN membuat duet Martinus-Jaya mempunyai modal pas-pasan dengan mengantongi 6 kursi di parlemen (Nasdem 4 kursi dan PAN 2 kursi). Modal 6 kursi itu merupakan jumlah minimal sebagai syarat pencalonan di KPU Banjarbaru.

Artinya, jika PAN keluar dalam koalisi ini, maka duet Martinus-Jaya harus mencari partai lain untuk berkoalisi, karena dengan hanya 4 kursi Nasdem saja tak mampu meloloskan pasangan ini saat pendaftaran nantinya.

Memang sampai saat ini PAN belum menunjukan ‘harga mati’ kepada duet Martinus-Jaya, dengan bukti terbitnya Surat Keputusan (SK) dukungan yang dikeluarkan oleh DPP PAN.

Walaupun, Ketua DPD PAN Kota Banjarbaru, Emi Lasari, mengklaim bahwa SK dukungan tersebut sedang diproses untuk diusulkan ke DPP PAN.

“Kita membuat surat dukungan rekomendasi ke pada pak Martinus dan Pak Jaya. Akan disampaikan ke DPP PAN dalam beberapa hari ke depan, untuk selanjutnya diproses dan diterbitkan,” katanya kepada Kanalkalimantan.com, beberapa waktu lalu.

Mengingatkan pendaftaran di KPU Banjarbaru tinggal beberapa pekan lagi, tepatnya 4 September mendatang, kehilangan dukungan PAN tentu sangat merugikan duet Martinus-Jaya, karena harus kembali bersusah payah mencari parpol lain untuk diajak berkoalisi.

Faktanya, sampai saat ini tak ada satupun parpol yang secara blak-blakan menyatakan dukungan kepada Martinus-Jaya, selain Nasdem.

Contohnya, PDI Perjuangan yang belakangan meredupkan sinyal dukungannya ke pasangan Martinus-Jaya. Ketua DPC PDI Perjuangan Banjarbaru, Wartono, mengakui bahwa arah dukungan partai banteng memang belum jelas.

Bahkan, saat ditanya dukungan PDI Perjuangan condong ke duet Aditya-Syahriani yang disokong partai Gerindra dan PPP, ia menyatakan kemungkinan itu ada.

“Semua serba mungkin. Yang jelas peta politik di Banjarbaru sudah kami laporkan. Kita masih menunggu menunggu keputusan rekom DPP,” ujarnya.

Lalu, ada partai Demokrat yang sampai saat ini belum mendeklarasikan ataupun memberikan sinyal dukungan. Toh walau pun duet Martinus-Jaya berhasil “merayu” Demokrat berkoalisi dengan Nasdem, jumlah kursi yang dikantongi mereka belumlah cukup. Sebab, di DPRD Banjarbaru, Demokrat hanya memiliki 1 kursi. Yang berarti jika ditambah dengan 4 kursi Nasdem, total hanya 5 kursi. Artinya, masih kekurangan modal 1 kursi lagi.

Di sisi lain, Darmawan Jaya optimis jika bisa menambah lagi partai penyokong dari duet 2 parpol yang saat ini menyokongnya. “Insyaallah akan ada lagi yang merapat ke kita. Kita optimis melanjutkan visi-misi yang sebelumnya,” tegas Jaya. (Kanalkalimamtan.com/rico)

 

Reporter: Rico
Editor: Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->