HEADLINE
Ornamen Nanas, Konsep Bangunan Bersejarah di Kuin Utara Banjarmasin
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Bangunan khas adat Banjar memiliki keunikannya tersendiri. Satu di antara keunikannya yang jarang masyarakat ketahui, setiap bagian atas pagar rumah khas adat Banjar biasanya didapati ukiran kayu berbentuk kuncup, yang jika kita lihat dari dekat ternyata berbentuk seperti buah nanas.
Meski bangunan khas adat Banjar sudah jarang ditemukan di daerah perkotaan, lantaran desainnya yang modern, namun di Kelurahan Kuin Utara tepatnya daerah komplek makam Sultan Suriansah Banjarmasin, hingga sekarang hampir seluruh rumah warga masih berhias pagar buah nanas.
Fauziah, sudah puluh tahun hidup bersama ibu hingga neneknya mengatakan, ornamen pagar buah nanas itu memang menjadi ciri khas dari kesultanan Banjar.
“Sudah lama sekali saya dari zaman nenek ibu sudah punya rumah ini, memang untuk pagar nanas ini dulunya setiap rumah diberi, bahkan tidak cuma rumah aja, tapi itu di siring jembatan sana juga pagarnya nanas, dan dari makam Sultan Suriansyah itu mungkin ya lambangnya,” ujar Fauziah penduduk asli Kuin Utara, Kota Banjarmasin ini.
Baca juga : Sekda Tanbu Melantik 13 Pejabat Administrator dan Pengawas
Tak banyak juga orang menyadari, ornamen nanas ternyata sering ditemukan di setiap pagar jembatan yang menghubungkan sungai-sungai kecil di Banjarmasin. Bahkan, beberapa pagar siring sungai pun kerap beronamen buah nanas.
Ir Adhi Surya Said, pegiat sejarah, yang juga dosen di Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin, saat ditemui di area makam Sultan Suriansyah menjelaskan, buah nanas atau yang dikenal orang Banjar dengan sebutan kanas ini merupakan simbol dari sebuah kerajaan.
Menurut sejarah orang Banjar, nanas merupakan lambang kerajaan, nanas juga banyak ditanam di daerah Banjar, sehingga nanas digunakan sebagai simbol kerajaan yang mengandung arti kesejahteraan.
Sementara itu, buah nanas yang identik berwarna kuning, juga bermaknakan bahwa daerah itu pernah dijajaki peradaban raja-raja.
Baca juga : Kisah Masjid Kanas di Banjarmasin, Konon Didirikan Ulama Sufi Keturunan Datuk Kelampayan
“Itu adalah bukti, bahwa beberapa kerajaan menggunakan warna kuning sebagai lambang kerajaan mereka, jadi memang gold dan kuning itu lambang kesultanan atau raja, atau bisa juga kedudukan seseorang yang makmur dan kaya,” jelas pria yang juga akrap disapa Kang Surya ini.
Disisi lain, pengelola Makam Sultan Suriansyah, H Alariansyah menjelaskan, bentuk buah nanas yang mengitari pagar di makam tersebut sudah menjadi ciri khas yang paten, sehingga tak boleh dibuang maupun dirubah.
“Karena juga merupakan cagar budaya jadi tidak boleh dirubah, dan memang sudah sedari awal berbentuk nanas, kami sebagai pengelola hanya menjaga itu tidak boleh merubah,” akunya.
Baca juga : Akses Jalan di RT 22 Sungai Gampa Banjarmasin Amblas, Warga Ada yang Terjatuh
Keunikan buah nanas sendiri menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang. Bahkan, beberapa turis manca negara turut mengagumi keunikan lambang sejarah tersebut.
“Ya memang itu uniknya jadi ciri khas, para pengunjung ada yang dari Belanda hingga Brunei Darussalam kalau mereka ke sini selain untuk berziarah juga mereka mengenal akan perjuangan bahari,” pungkasnya. (Kanalkalimantan.com/wanda)
Reporter : wanda
Editor : rdy
-
Kota Banjarmasin1 hari yang lalu
Nobar Piala Asia U-23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota Banjarmasin
-
kriminal banjarbaru2 hari yang lalu
Embat Perhiasan Teman Sendiri, Perempuan 26 Tahun di Banjarbaru Masuk Bui
-
Kota Banjarmasin14 jam yang lalu
Polresta Banjarmasin Tengah Selidiki Kasus Bayi Meninggal Saat Persalinan
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Jelang Subuh, Jago Merah Hanguskan Dua Rumah di Bangkal
-
LIPSUS BANJARBARU2 hari yang lalu
Pimpin Kota Banjarbaru Raih 58 Penghargaan Sepanjang 2021-2024
-
HEADLINE3 hari yang lalu
9 Rumah di Gang Kenari Banjarmasin Habis Dilahap Si Merah