Budaya
MTN AsahBakat Gelar Kelas Penulisan Novel, Cerpen, Puisi, dan Esai
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Manajemen Talenta Nasional (MTN) AsahBakat mengiringi rangkaian puncak kegiatan Wabul Sawi Festival (WSFest) dan MTN Seni Budaya 2025, Sabtu (27/9/2025) siang.
Kelas penulisan berlangsung di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjarbaru. Di dalamnya ada ratusan peserta yang mendapatkan pengalaman langsung untuk mengasah pengetahuan serta kreativitasnya bersama para mentor berkompeten.
Para mentor hadir dengan kelas yang dibagi menjadi bidang-bidang seperti penulisan novel, cerpen, puisi, dan esai.
Baca juga: WSFest dan MTN Seni Budaya 2025 Digelar, Kemenbud RI Berikan Apresiasi

Di kelas penulisan novel ada penulis produktif Dadang Ari Murtono asal Mojokerto, Jatim, yang memberikan pemahaman untuk merangkai kata dalam sebuah novel. Penulis yang bermukim di Samarinda ini banyak membukukan karya, di antaranya novel Samaran dan Cara Kerja Ingatan.
Selain itu, di kelas cerpen mereka dibimbing oleh mentor penulisan cerpen, seperti Kadek Sonia Piscayanti. Penulis asal Singaraja yang telah meraih banyak penghargaan, di antaranya Bali Jani Nugraha tahun 2022 untuk Bidang Sastra.
Pada penulisan puisi, kelas diisi oleh mentor Theoresia Rumthe, penulis asal Maluku yang sangat produktif mempraktekkan berpuisi dengan sajak Ibu. Sejumlah buku puisinya telah diterbitkan, di antaranya Selamat Datang, Bulan, dan Kadang Rumah Tak Memberimu Pulang.
Sedangkan di penulisan esai, diisi oleh Imam Qalyubi yang dikenal sebagai akademisi dan budayawan. Imam pengajar mata kuliah linguistik dan sastra di UIN Palangka Raya. Imam juga turut menyumbang tulisan dalam buku Seratus Tahun AA Navis (Badan Bahasa & HISKI, 2024).
Ratusan peserta dengan antusias ikut menuliskan karya-karyanya di hadapan para mentor ini.
Baca juga: Adu Skill Turnamen Football PES 2025 Honda Tri Motor Martapura

Salah peserta di kelas penulisan novel ada Adelia, siswi kelas XII di SMKN 3 Banjarbaru. Bersama penulis Dadang, ia mengatakan dibekali pengetahuan salah satunya tentang susunan atau struktur-struktur di dalam novel.
“Di sini tuh dijelaskan sama kak Dadang, seperti apa sih penulisan itu, kemudian dari sebuah kata, bisa dijadikan sebuah kalimat, sebuah cerita. Terus tuh di sini tuh dijelaskan ada susunan struktur-struktur novel,” ujar Adela, peserta penulisan novel asal SMKN 3 Banjarbaru.
Adelia mengaku sudah sedari dulu dirinya menggemari novel dan gemar membaca novel. Ia pun kita mulai aktif membuat tulisan novel yang bergendre romantis hingga kerajaan.
“Setelah mengikuti kegiatan ini berharap bisa lebih aktif buat nulis novel sih karena termasuk suka yang menulis, karena kendala selama penulisan novel kadang ada kesibukan jadi nulis tuh terganggu, bisa kelupaan alurnya,” ungkap dia.
Baca juga: RF3 World Banjarmasin Beri Akses Cek Kesehatan Selamanya bagi Member
Di lain sisi, salah satu mentor seperti Dadang Ari Murtono menyampaikan harapan besarnya kegiatan seperti MTN Seni Budaya berkolaborasi dengan WSFet ini dapat terselenggara bahkan sampai di puluhan lokus atau tempat, tidak hanya di Kalimantan Selatan.
“Harapan saya ke depannya mungkin bisa ditambah 10 lokus, 20 lokus dan lain sebagainya,” ujar Dadang Ari Murtono, salah satu mentor di kelas penulisan novel saat diwawancarai Sabtu (27/9/2025) sore.
“Misalnya kali ini kita ada di Kalimantan Selatan, kita harus sadar Kalimantan ini sangat luas ada orang dari Kalimantan Utara, dari Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah yang mungkin sudah datang ke sini akan memakan banyak biaya,” sambung dia.
Dirinya menilai, karena acara ini penting dengan sajian program-program yang tentu bermanfaat maka harus lebih banyak tempat yang mengadakannya.
Baca juga: Sistem Drainase Perkotaan di RT 10 Desa Bincau Martapura Dikerjakan
Dadang mengaku terkejut dan senang melihat antusias warga Kalimantan yang banyak mengikuti rangkaian kegiatan ini.
“Di kelas yang saya ampu adalah kelas penulisan novel ada banyak sekali orang yang menulis, dan tertarik untuk menulis novel. Katakanlah saya selalu berpikir karena menulis novel itu seperti pekerjaan yang melelahkan. Harus menyelesaikan 200 halaman dan sebagainya dan ini melelahkan, orang akan berpikir, oh daripada menulis novel mungkin menulis yang lain,” jelas Dadang.
“Tapi ternyata banyak sekali sebenarnya peminat untuk menulis novel ini. Itu cukup mengejutkan. Di Kalimantan ternyata banyak sekali sebenarnya peminat,” tambahnya.
Ia mengungkapkan salah satu kendala yang dirasakan di Kalsel sama seperti di tempat asalnya Kalimantan Timur, yaitu saat ini tidak banyak muncul penulis-penulis novel.
Baca juga: PUPR Kalsel Gelar Lokakarya Pokja PKP Tahun 2025
Namun, melalui kegiatan MTN AsahBakat, katanya, tentu menjadi ajang bagi pemuda pemudi di daerah untuk dapat menemukan jalannya dalam mengembangkan kreativitas khususnya di bidang penulisan.
“Mungkin kegiatan-kegiatan seperti ini perlu lebih sering lagi dikerjakan supaya teman-teman kita yang masih muda menemukan ada jalan-jalan untuk kita bisa menulis novel, tentu kegiatan ini sangat penting dan menarik,” tuntas Dadang. (Kanalkalimantan.com/wanda)
Reporter: wanda
Editor: bie
-
Kota Banjarbaru3 hari yang laluDriver Ojol Kena Dampak Brebet Diduga Usai Isi Pertalite, Hingga Beralih ke Pertamax
-
HEADLINE2 hari yang laluFenomena Motor Brebet di Banjarmasin: Banyak Masuk Bengkel, Pertamax Malah Kosong
-
DPRD BANJARBARU1 hari yang laluPertalite Disebut Biang Masalah, Begini Respon Wakil Rakyat Banjarbaru
-
Kota Banjarmasin1 hari yang laluMembentuk Profesionalitas dan Integritas Pegawai Yayasan Al Umm Banjarmasin Gelar P3B
-
Kalimantan Selatan1 hari yang laluLazisMu Menggelar Rakernas 2025 di Banjarbaru
-
kriminal banjarbaru1 hari yang laluBerkeliaran Bawa Sajam, Lima Orang Ditahan Polsek Liang Anggang



