Connect with us

Kota Banjarbaru

“Kampung Janda” di Banjarbaru, Begini Sebenarnya Asal-Usulnya

Diterbitkan

pada

Suasana di RT 03 Kelurahan Kemuning, Banjarbaru yang tak jauh beda dengan perkampungan lain. Foto : abdullah

BANJARBARU, Pemberitaan tentang sebuah kampung di Banjarbaru yang dihuni para janda, sempat menjadi viral di media sosial. Bagaimana, asal-mula sebutan itu muncul?  

Tak ada yang berbeda dengan aktivitas warga di RT 03/RW 01 Kelurahan Kemuning, Banjarbaru. Di lokasi yang dihuni sekitar 35 rumah tangga ini, masyarakatnya melakukan kegiatan sebagaimana kampung atau lokasi lain. Para lelaki bekerja mencari nafkah, perempuan melakukan aktivitas di rumah, dan anak-anak bermain dengan sebayanya.  Namun yang unik, sebagian besar penghuni kampung ini adalah para janda.

Di daerah ini memang unik. Sebab sebagian besar penghuninya memang banyak bersatus janda. Dari 35 rumah tangga yang mendiami kampung ini, hanya 6 rumah tangga yang statusnya lengkap, yakni ada suami dan istri. Sisanya, sebanyak 29 rumah tangga adalah istri yang berperan sebagai kepala rumah tangga karena sudah menjanda.

Janda-janda di RT ini sebagian besar adalah janda yang ditinggal mati oleh suami (talak mati) dan dari keseluruhan janda yang ada hanya 1 janda karena talak cerai. Dari segi umur janda yang ada disini hampir 90% lebih berusia 60 tahun ke atas.

“Sisanya berumur 40 tahunan 1 janda, umur di bawah 30 tahun 2 janda,” terang Ketua RT 03, Ahmad Nurhansyah (45) kepada Kanalkalimantan.com.

Terkait asal-usul penyebutan kampung janda, Nurhansyah mengatakan  berawal pada tahun 2016 silam. Saat itu Sungai Kemuning meluap dan terjadi banjir. Kejadian ini pun lantas menarik perhatian wartawan yang meliput peristiwa ini.

Nah, pada saat diwawancara, dia menyampaikan banyak janda yang perlu mendapat perhatian untuk menerima bantuan akibat banjir tersebut. Pada saat pemberitaan itulah media menyebutnya sebagai Kampung Janda hingga terkenal sampai sekarang.

“Yang menonjol akhirnya sebutan itu. Padahal ini memberikan kesan negatif kepada kita. Bahkan Pemko Banjarbaru juga langsung datang ke sini untuk konfirmasi terkait adanya nama Kampung Janda yang diberikan,” terangnya.

Nurhansyah pun sebenarnya mengaku gerah dengan sebutan di kampungnya. Sebab pemberian nama tersebut seolah-olah memberikan kesan negatif terhadap warganya. Apalagi ini sudah tersebar dan terkenal dimana-mana.

“Sempat mau melaporkan ke polisi, namun tidak jadi karena disuruh membiarkan saja” katanya.

Dia mengatakan, janda-janda yang ada di wilayahnya  itu untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mengandalkan uang pensiunan. Dan beberapa lainnya  berjualan kecil-kecilan dan adapula yang ditanggung oleh anak-anaknya.(abdullah)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->