Connect with us

HEADLINE

Mengunjungi Lia, Bocah Sebatang Kara Korban Banjir Bandang HST di Patikalain

Diterbitkan

pada

Lia dipangku Bunda Nunung di rumah kerabat yang kini menjadi pengganti kedua orangtuanya, Rabu (3/2/2021). Foto: tius

KANALKALIMANTAN.COM, BARABAI – Jalan berliku dengan tanjakan, tidak menyurutkan semangat perjuangan tim Dispersip Kalsel menuju pondok Lia. Ya, Lia, bocah umur 6 tahun salah satu korban banjir bandang dan longsor ditinggal ayah dan ibu dan dua kakaknya, sehingga kini dirinya menjadi yatim piatu sebatang kara.

Lia adalah bocah sekolah dasar di Desa Patikalain, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), kini tinggal dan ditampung bersama kerabatnya.

Kedua orangtua Lia dan dua orang kakaknya menjadi korban keganasan banjir yang bercampur lumpur. Sang ibu bernama Yanti dan adiknya bernama Yanda sudah ditemukan, sementara ayahnya bernama Yansyah dan kakaknya bernama Doni belum ditemukan.

Untuk menuju ke tempat kediaman Lia, bukan hanya melalui tanjakan dan tikungan yang cukup tajam, tetapi juga harus melewati jalan yang masih berlumpur, juga jembatan darurat menantang nyali untuk melewatinya.

 

 

Kepala Dispersip Kalsel Dra Hj Nurliani Dardie kepada Kanalkalimantan.com mengatakan, tidak mau hanya mendengar cerita dari orang lain, ditambah kisah Lia yang malang ini menyentuh hati kecilnya.

“Pokoknya kita harus sampai ke pondok Lia, karena selain amanah Paman Birin dan Presiden Jokowi. Salah satu ikhtiar saya dan tim Dispersip peduli ingin mengunjungi Lia,” tegas Bunda Nunung.

Karena sempitnya jalan dan jembatan darurat kecil yang harus dilewati, dengan terpaksa beberapa armada Dispersip Kalsel harus terhenti di tengah jalan. Untuk melanjutkan perjalanan Bunda Nunung memilih naik sepeda motor bersama Sertu Sanu Babinsa Desa Patikalain, yang saat itu ikut mendampingi tim Dispersip Kalsel menuju pondok Lia.

Sesampainya di depan pondok Lia, ternyata tantangan baru buat Kadispersip belum usai. Selain tantangan sebelumnya, Kadispersip bersama tim harus melalui jalan menurun yang curam dan licin dari tanah liat baru sampai ke pondok Lia, hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.

“Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana seorang anak kecil seperi Lia harus melewati medan yang berat seperti ini setiap hari,” ucap Bunda Nunung penuh haru sesaat setelah sampai di pondok Lia.

Lia saat dikunjungi di rumah kerabat yang kini menjadi pengganti kedua orangtuanya, Rabu (3/2/2021). Foto: tius

Kedatangan Bunda Nunung bersama tim disambut hangat oleh Lia bersama kerabat yang kini menjadi pengganti kedua orangtuanya. Rezeki memang tak kemana, Bunda Nunung bersama rombongan malah diberikan buah durian yang baru jatuh dari kebun, sebagai tanda keramahan pihak keluarga Lia atas kedatangan Palnam Peduli.

Setelah berbincang dan menyerahkan bantuan untuk Lia dan kerabat, bunda nunung dan tim memutuskan putar balik melanjutkan perjalanan.

“Semoga Lia dan keluarga diberikan ketabahan dan tetap semangat, selalu diberikan kesehatan dan rejeki. Dibalik suatu kejadian pasti ada hikmahnya,” tutur Bunda Nunung sebelum beranjak meninggalkan pondok Lia. (kanalkalimantan.com/tius)

Reporter: tius
Editor : bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->