Connect with us

HEADLINE

Mengenang Peristiwa Kelam ‘Jumat Kelabu’ Banjarmasin: Ratusan Korban Tanpa Identitas Dikubur Massal dalam Satu Lubang

Diterbitkan

pada

Makam massal kerusuhan Banjarmasin 'Jumat Kelabu' di Jalan A Yani kilometer 22 Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru. Foto: rizki

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Tepat 26 tahun lalu, pada tanggal 23 Mei 1997 kerusuhan pecah di ujung era Orde Baru yang dikenal dengan “Jumat Kelabu’ di pusat Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

Kerusuhan massal di ibu kota Provinsi Kalsel -sebelum pindah ke Banjarbaru- disebut karena diawali adanya konvoi pawai kendaraan bermotor oleh simpatisan salah satu parpol pada hari terakhir kampanye Pemilu 1997 di Jalan Pangeran Samudera Banjarmasin. Aksi awal para pendukung salah satu parpol itu disebut-sebut jadi pemicu dan memancing amarah jemaah di Masjid Noor yang sedang melaksanakan shalat Jumat.

Hingga saat ini tidak ada data pasti terkait jumlah total korban jiwa atas kerusuhan massal kala Presiden Soeharto masih berkuasa, dikarenakan banyak korban yang sulit dikenali identitasnya dan banyak korban hilang tanpa jelas keberadaannya hingga kini.

Seturut hasil penelitian pada tahun 2017 oleh Husnul Khotimah, salah satj mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga mencatat jumlah korban tewas pada kerusuhan tersebut sebanyak 123 orang, 118 orang luka-luka, dan 179 orang dinyatakan hilang.

Baca juga: Rudapaksa di Martapura, Ayah Sambung Dibekuk di Surabaya

“Dari data korban menurut versi kepolisian, ditemukan 121 korban tewas yang tersebar di beberapa tempat yaitu Siola, Mitra Plaza, dan 2 orang lainnya ditemukan di Swalayan Srikaya. Sedangkan korban tewas versi keamanan menyebut 142 orang,” tulisnya.

Sementara itu, jumlah kerusakan bangunan dan barang akibat kerusuhan tersebut antara lain 5 pusat perbelanjaan atau supermarket, 3 sarana pendidikan, 11 gereja, 5 bank, 3 vihara, 1 klenteng, 1 panti jompo, 1 apotek, 2 hotel, 5 ruko.

Kemudian, 151 rumah penduduk, 2 kantor swalayan, 144 toko, 36 mobil, 1 truk, 47 sepeda motor, 9 sepeda, dan 151 rumah makan.

Belakangan pasca tragedi berdarah telan nyawa warga Banjarmasin itu, para korban kerusuhan massal di Banjarmasin lalu dibawa ke wilayah Landasan Ulin, Banjarbaru, dikebumikan secara massal di komplek permakaman umum jalan A Yani kilometer 22, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru.

Di titik inilah menjadi tempat ratusan mayat akibat peristiwa Jumat Kelabu dikebumikan tanpa nama.

Pengamatan Kanalkalimantan.com di lokasi makam massal ini nampak ditumbuhi rumput-rumput rimbun dan sebagian ada bekas dibersihkan oleh pengelola.

Baca juga: Geger, Warga Temukan Mayat Dekat Jembatan PHB Banjarmasin

Ada sebuah plang dari kayu ulin yang menandakan lokasi makam massal Kelabu. Letaknya persis di depan pekuburan tampak berlumut dan terlihat lapuk oleh usia.

Salah seorang penjaga makam, Sahruji mengakui ada ratusan jasad yang dikubur di lahan permakaman milik alias aset Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin tersebut.

Dirinya yang saat itu sudah bekerja sebagai penjaga makam melihat langsung proses permakaman korban tragedi kelam dan terbesar sepanjang sejarah Orde Baru yang pernah terjadi di Banjarmasin, Kalsel.

“Saya melihat langsung, ratusan yang dimakamkan, dan menabuknya (menggali, red) lubang kuburnya pakai ekskavator,” kata lelaki yang puluhan tahun sudah tinggal di sekitar pekuburan Jumat Kelabu kepada Kanalkalimantan.com.

Dikatakan Sahruji, tidak semua korban kerusuhan 23 Mei 1997 dimakamkan di sana. Banyak juga korban yang diambil oleh pihak keluarganya dan dimakamkan ke tempat berbeda.

“Kalau sisanya ada yang mengatakan dibuang, atau hilang tidak ditemukan,” ujar Uji, sapaan penjaga makam massal Jumat Kelabu ini.

Makam tersebut juga menurutnya terkadang juga sering didatangi peziarah, apalagi ketika menjelang tanggal 23 Mei

Baca juga: Penganiaya Kakek di Kelurahan Jawa Berhasil Dibekuk Polisi di Mataraman

Kanalkalimantan.com sempat mendapati ada seorang perempuan setengah baya yang mengaku sebagai salah satu keluarga korban kerusuhan Jumat Kelabu datang dan mengirimkan doa di pekuburan massal, Selasa (23/5/2023) siang.

Perempuan ini mengaku bernama Halidah. Ibu ini sengaja datang berziarah mengirimkan doa untuk anaknya yang juga menjadi korban kerusuhan 23 Mei 1997.

“10 hari setelah kejadian saya sempat melihat memandikan mayat-mayat korban di rumah sakit, mesti tidak tahu apakah di situ ada anak saya ketika saat dimandikan di rumah sakit itu, dan semuanya dikuburkan di sini,” ujarnya.(Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter: rizki
Editor: bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->