Connect with us

Kota Banjarbaru

Media Massa Jadi Salah Satu Rujukan Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Diterbitkan

pada

Diskusi kelompok terpumpun pemakaian bahasa bersama puluhan jurnalis Kota Banjarbaru, di Wisma Sultan Sukaiman, Kabupaten Banjar, Rabu (19/6). Foto : rico

BANJARBARU, Media massa menjadi salah satu rujukan masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan tata bahasa Indonesia dari berbagai media cetak, elektronik, maupun online, sepatutnya dapat memartabatkan bahasa negara.

Demikian disampaikan Kepala Balai Bahasa Kalimantan Selatan, Drs Imam Budi Utomo, M.Hum saat menjadi narasumber dalam diskusi kelompok terpumpun pemakaian bahasa bersama puluhan jurnalis Kota Banjarbaru, di Wisma Yulia, Kabupaten Banjar, Rabu (19/6).

“Sehingga media massa disamping menyampaikan infomasi terkait dengan substansi, bahasa yang digunakannya juga harus bahasa yang teratur, benar, dan baku sesuai dengan kaidah tata bahasa,” ujarnya.

Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Pada pasal 39 yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam media massa.

Sebelumnya, ungkap Kepala Balai Bahasa Kalsel, pihaknya telah melakukan penelitian guna mengkaji pemakaian bahasa di media massa yang dipimpin oleh Peneliti Muda Balai Bahasa Kalsel, Musdalipah, yang sekaligus menjadi narasumber dalam kegiatan ini.

Dari hasil kajian itu, Balai Bahasa Kalsel mendapati beberapa aspek kesalahan dalam berita-berita yang diterbitkan media massa. Baik yang menyangkut khaidah ejaan, khaidah pembentukan kata, pilihan kata, penyusunan kalimat dan lain sebagainya.

“Lewat diskusi ini, setidaknya kita dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan berbahasa tersebut. Termasuk, membentuk satu Forum Bahasa Media Massa (FBMM) untuk tingkat Provinsi Kalsel,” lanjut Imam.

Lalu apa kesalahan yang paling banyak didapati di media massa saat ini? Imam mengakui, seiring berjalannya waktu, media massa telah berkembang menjadi lebih baik lewat penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Namun tentunya hal tersebut hal terus ditingkatkan menjadi lebih baik, jernih, mudah dipahami sehingga masyarakat bisa mengikuti.

“Kesalahan yang paling dominan saat ini yaitu penyusunan kalimat dan penggunaan ejaan. Kadang kalau menulis kalimat,  kita tidak sadar bahwa kalimat yang kita gunakan tidak bersubyek dan telalu bertele-tele,” tandasnya.

Terkait FBMM tingkat Prov Kalsel, memang sebelumnya telah terbentuk. Namun kegiatannya sendiri masih belum terlihat sampai saat ini. Untuk itu, Balai Bahasa Kalsel rencananya akan mengundang Ketua FBMM pusat agar dapat melakukan kegiatan bersama FBMM Kalsel yang akan dibentuk dari para jurnalis berbagai wilayah di Kalsel. (Rico)

Reporter :Rico
Editor :Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->