Connect with us

Bisnis

Mardani H Maming: Dwelling Time di Pelabuhan Sudah Terpangkas

Diterbitkan

pada

Mardani H Maming, pengusaha muda Kalsel. Foto : istimewa

Tokoh  pengusaha muda asal Kalimantan Selatan, Mardani H Maming memuji kemajuan pembangunan sektor pelabuhan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Menurut Mardani H Maming, selain aspek kuantitas dengan terus membangun dan memperbaiki infrastruktur pelabuhan, pemerintah juga berhasil meningkatkan kualitas sistem kerja dan pelayanan pelabuhan yang sangat berpengaruh terhadap upaya menekan high cost economy yang sangat berpengaruh terhadap daya saing pengusaha nasional.

“Waktu tunggu (dwelling time) di pelabuhan sudah tidak bermasalah lagi. Dulu, waktu tunggu di pelabuhan bisa mencapai 15 hari, sekarang dwelling time di pelabuhan paling lama hanya tiga hari. Dwelling time selama tiga hari bisa menurunkan high cost economy dan meningkatkan daya saing pengusaha,” kata Mardani.

“Namun, kedepan kita harus dapat mempercepat waktu dwelling time menjadi 1 atau 2 kali 24 jam sehingga perlahan tapi pasti kita bisa menyamai Singapura lagi,” ujar Mardani H Maming yang disebut-sebut sebagai calon kuat Ketua Umum BPP Hipmi tersebut, di Jakarta, Senin (24/6).

Mardani yang juga terjun di bisnis kepelabuhan melalui perusahaan PT Batulicin Enam Sembilan menilai, pembangunan sektor pelabuhan yang giat dilaksanakan pemerintahan Jokowi, sangat strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia.

“Dengan terus dibangunnya pelabuhan baru dan diperbaikinya kualitas pelabuhan-pelabuhan tua, ini akan strategis bagi upaya Indonesia untuk mengatasi biaya logistik yang selama ini masih sangat tinggi,” kata Mardani.

Sebagai negara maritim, lanjut Mardani, sudah sepantasnya Indonesia  menjadi pusat pengiriman dan poros perdagangan maritim dunia yang mampu menantang dominasi Singapura.

Upaya mengalahkan dominasi Singapura tersebut menurut Mardani mulai terlihat. PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo II (Persero) mulai tahun lalu melaksanakan cargo consolidation, di mana menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok mejadi tempat konsolidasi kargo ekspor dan impor dari dan ke wilayah Indonesia.

Jika sebelumnya importir atau eksportir Indonesia ke Eropa atau Amerika Serikat dan beberapa negara asia lainnya, harus mampir dulu ke Singapura untuk singgah yang kemudian berganti kapal besar, sekarang sudah bisa di pelabuhan Tanjung Priok saja.

“Ini sebuah langkah maju bagi dunia pelabuhan kita. Ke depan kita berharap jumlah konteiner yang dilayani di pelabuhan tanjung priok juga terus meningkat minimal 800 ton,” kata Mardani.

“Kami juga berharap agar pemerintah dapat membentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) khusus dipelabuhan sehingga disana semua pelayanan perizinan dokumen dari berbagai kementerian dapat satu pintu dan pengurusannya selesai dengan cepat dan tepat,” tambah pengusaha muda yang pernah meraih gelar Bupati Termuda di Indonesia itu.

Selain Tanjung Priok, menurut Calon Ketua Umum BPP Hipmi ini, Indonesia juga perlu memperluas titik titik layanan kapal cargo berorientasi ekspor, terutama di wilayah Indonesia timur seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

“Dengan meratanya sistem pelayanan pelabuhan yang baik, maka komoditas ekspor di wilayah Indonesia timur akan lebih optimal terkirim dengan waktu reletif pendek dan biaya yang lebih murah,” jelas Mardani H Maming.

Mardani optimis, proyek pembangunan pelabuhan yang terus giat dilaksanakan pemerintahan Jokowi akan menjadikan Indonesia sebagai pusat perdagangan dunia yang baru dan mampu mengalahkan Singapura. (bie)

Reporter : Bie
Editor : KK


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->