Dispersip Kalsel
Manfaatkan Styrofoam Bekas Tanam Bayam Merah Sistem Hidroponik

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Budidaya tanaman dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah alias hidroponik menjadi alternatif cerdas ketika terbatasnya lahan. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalsel saat ini mengedukasi masyarakat untuk mengembangkan sistem hidroponik pada program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Tim perpustakaan berbasis inklusi sosial Dispersip Kalsel memanfaatkan barang-barang bekas berupa styrofoam bekas buah mengunakan sistem sumbu.
Ada kombinasi di dalam styrofoam wadah budidaya sayuran hidroponik yang terdalam dua jenis sayur yaitu sawi daging dan bayam merah.
Selain menggunakan styrofoam hidroponik sederhana ini bisa menggunakan barang-barang bekas lainya seperti jerigen atau bekas gelas air mineral plastik.
Baca juga: 38 Tim Ramaikan Lomba Kasti Lamandau 2022
Sebelumnya Dispersip Kalsel melalui talkshow virtual mengajak generasi milenial bertani “asyik” dengan mempelajari teknik dasar hidroponik dan peluang usahanya.
Pegiat literasi Banua, Hajriansyah pernah mengatakan, masih banyak yang harus dibenahi terkait peningkatan literasi atau minat baca di Kalimantan Selatan.
Menurutnya pendekatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan minat baca yaitu dengan mendekatkan terlebih dahulu pemuda dengan buku dan perpustakaan.
“PR-nya banyak, tapi yang penting dulu orang mau datang ke perpustakaan dan mau dekat dengan buku dulu,” katanya.
Baca juga: Soal Bangunan Liar Warung Jablai, Sekda Banjarbaru Minta Segera Putus Aliran Listrik dan Air!
“Tapi tentu harus ada program berkelanjutan untuk meningkatkan wawasan dari hasil bacaanya,” tambah Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin.
Kepala Dispersip Kalsel Dra Hj Nurliani Dardie mengatakan, kampanye literasi terus digalakan ke berbagai tingkatan hingga paling bawah. Selain itu kami juga aktif dalam pengenalkan salah satu program dari Perpustakaan Nasional RI yang bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat dengan kegiatan yang dapat menambah wawasan dan keterampilan para Pemustaka yang berkunjung.
“Program tersebut dikenal dengan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial ini merupakan program dari Perpustakaan Nasional RI,” ujar Kadispersip Kalsel.
Perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan perpustakaan yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan berusaha, melindungi dan memperjuangkan budaya dan hak asasi manusia. “Melalui perpustakaan berbasis inklusi sosial masyarakat dapat diberdayakan,” kata Bunda Nunung. (Kanalkalimantan.com/rls)
Reporter : rls
Editor : kk

-
Hukum3 hari yang lalu
Berkas Perkara Empat Kali Bolak-balik, Kasus TPPU PT KCE Mandek
-
Lifestyle2 hari yang lalu
Saksikan Kemeriahan Road To Kilau Raya ‘Jakarta Viral’, pada Sabtu 27 Mei 2023 di MNCTV
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Kumpul Paguyuban Tionghoa se Indonesia di Banjarmasin, Keberagaman Tak Jadi Perbedaan
-
Kabupaten Berau3 hari yang lalu
Puluhan Botol Miras Disita Polres Berau
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Ini Dua SMA Terbaik di Banjarbaru, Masuk Daftar Top 1.000 Versi LTMPT 2022
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Wali Kota Aditya Komitmen Banjarbaru Tetap Jadi Kota yang Nyaman Ditinggali