Connect with us

Hukum

Mahasiswa Ini Ditemukan Tertelungkup Tanpa Nyawa di Kebun Kampus

Diterbitkan

pada

MENINGGAL DI KAMPUS, Jenazah M Hasri Rianto saat ditemukan warga kampus tertelungkup di kebun kampus. Keluarga berkumpul di Rumah Sakit Idaman. Foto : hendera

BANJARBARU, Civitas Akademika Universitas Achmad Yani (Uvaya) Banjarbaru gempar dengan temuan sesosok jenazah tertelengkup di sela pohon pisang dan tanaman singkong area kebun kampus, Rabu (27/12) siang.

Usut punya usut ternyata mayat yang sudah membusuk itu adalah warga kampus sendiri. Adalah M Hasri Rianto (23), tercatat sebagai mahasiswa FKIP Uvaya Banjarbaru dari Desa Tabihi, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten HSS.

Nurhayati Bahria, mahasiswi yang pertama kali menemukan sekitar pukul 12.30 Wita. Dari pengakuan Nurhayati Bahria, sehabis mengikuti mata kuliah ia duduk di depan ruang kelas dan lalu pergi ke samping gedung dengan niat mencuci tangan. Saat berada di samping gedung itulah, ia sontak kaget melihat satu jasad tertelungkup. Ia pun langsung memanggil teman-temannya.

Belakangan setelah diperiksa jasad yang tertelungkup itu diketahui bernama M Hasri Rianto, mahasiswa semester 5 FKIP, Uvaya. Hasri -biasa disapa- aktif dalam keorganisasian pecinta alam (Mapala Arga), ia dikenal anak yang baik dan mudah bergaul.

Hasri, anggota Mapala Arga ini diketahui berangkat dari kampus Uvaya menuju Desa Mandiangin bersama kawan-kawannya pada Jum’at (23/12) lalu. Lalu pada Senin (25/12) pagi, ia pamit pulang kepada teman-temannya, karena ada janji bertemu dengan orang tua di rumah bibinya di Landasan Ulin. Sejak pamit Senin malam itulah Hasri tak lagi ada kabar berita.

Kasat Reskrim Polres Banjarbaru AKP Ahmad Andi Suryadi menerangkan, dari hasil visum tidak ada ditemukan luka yang menyebabkan kematian, baik benda tumpul maupun benda tajam. “Apakah korban mempunyai riwayat penyakit kita menunggu orang tua korban, untuk lakukan visum mendalam atau tidak,” kata AKP Andi.

Sang ayah, Sairi Iriannor (50) tiba di Rumah Sakit Idaman Banjarbaru sekitar pukul 16.30 Wita, ia tak kuasa menahan tangis melihat sang anak yang sudah tak bernyawa. Ia tak menduga bahwa pertemuan Senin malam sehabis magrib di rumah saudaranya adalah menjadi pertemuan terakhir dengan anak pertamanya tersebut.

Sairi meminta kepada pihak berwajib dan dokter untuk tidak divisum ulang dan dia ingin membawa pulang jasad anaknya ke kampung halaman. (hendera)

Foto : istimewa

 

Reporter : Hendera
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->