Connect with us

Kota Banjarbaru

Ledakan Covid-19 Banjarbaru Dipicu Libur Nataru, Klaster Posko Pengungsian Banjir Mengancam

Diterbitkan

pada

Ledakan kasus Covid-19 di Banjarbaru bisa merembet adanya bencana banjir Foto: rico

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Terdeteksinya puluhan kasus Covid-19 di Kota Banjarbaru, secara tidak langsung telah menyalakan sinyal peringatan ancaman baru di tengah situasi bencana banjir.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarbaru, Rizana Mirza, mengklaim ledakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini bukanlah faktor dari dampak banjir. Melainkan rentetan gelombang penyebaran virus saat berlangsungnya libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) beberapa waktu lalu.

“Perkiraan sementara, lonjakan kasus hari ini disebabkan liburan Nataru akhir Desember awal Januari lalu. Kalau dampak banjir belum terdeteksi karena masih baru saja kejadiannya,” katanya, Kamis (21/1/2021) sore.

Meski begitu, Rizana menyebut bahwa kini Banjarbaru tengah di hadapkan pada fenomena baru atas potensi lahirnya gelombang baru penyebaran virus corona. Sebab, bersamaan dengan gencarnya penanganan banjir, protokol kesehatan tak bisa lagi diterapkan secara ketat.

“Kita sekarang harus mewaspadai posko-posko pengungsian warga terdampak banjir agar tidak terjadi klaster Covid-19 di sana. Ini harus diantisipasi,” sebutnya.

Sebagaimana yang sudah diberitakan, pada hari ini Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melaporkan munculnya 46 kasus baru terkonfirmasi virus corona di Banjarbaru. Mengakibatkan 5 Kecamatan yang ada di seluruh wilayah Banjarbaru masuk dalam kategori zona merah peta kewaspadaan.

Ancaman lahirnya klaster baru penyebaran Covid-19 di posko-posko pengungsian bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Pasalnya, Banjarbaru sendiri saat ini telah menjadi tempat pengungsian warga terdampak banjir di berbagai wilayah.

Berdasarkan data BPBD Banjarbaru, per tanggal 18 Januari, setidaknya ada 8.086 jiwa yang merupakan pengungsi non-Banjarbaru yang kini sedang menetap. Mereka tersebar di posko-posko pengungsian setiap Kecamatan, tempat ibadah, dan ada pula yang tinggal di rumah.

“Memang saat ini warga terdampak banjir di Kabupaten Banjar dan Tanah Laut lebih memilih mengungsi di Banjarbaru. Kebanyakan yang tinggal di area perbatasan. Mengungsi ke Banjarbaru karena lebih dekat jaraknya dari rumah mereka,” beber Sekretaris BPBD Banjarbaru, Ida.

Pantauan Kanalkalimnatan.com di lapangan, menunjukkan mayoritas pengungsi di Banjarbaru sama sekali tidak mengenakan masker. Wajar saja, sebab dalam kondisi seperti ini, bantuan kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian dan obat-obatan, masih lebih diutamakan.

Sementara Kepala Dinkes Banjarbaru menyadari betul situasi yang terjadi di lapangan. Untuk itu, katanya di setiap kunjungan ke tempat pengungsian, pihaknya selalu menyuplai masker kepada para pengungsi.

“Setiap kunjungan Tim Kesehatan dari Dinkes maupun Puskesmas untuk pemeriksaan kondisi kesehatan para pengungsi, kami juga membagikan makser. Kami akan lakukan secara masif selama beberapa waktu ke depan,” tandas Rizana. (Kanalkalimantan.com/rico)

 

 

Reporter : Rico
Editor : Cell

 

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->